Anak Bunuh Ayah di Jember
Tetangga Ungkap Tabiat Anak yang Bunuh Ayah di Jember: Suka Bantu-bantu Bapaknya
Tetangga ungkap keseharian Akbar (19), anak yang tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Jember, Jawa Timur.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Akbar (19), tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur.
Dilansir Tribun Jatim, tetangga korban, Edi Siswanto, menyebut kasus ini cukup mengagetkan warga sekitar.
Pasalnya, dalam kesehariannya, pelaku dikenal memiliki hubungan baik dengan orang tua dan tetangganya.
"Pelaku saya kira orangnya baik, tapi akhir-akhir ini orang-orang ada yang bilang dia sedang depresi gitu memang," tutur Edi, Kamis (30/1/2025).
Edi berujar, pelaku sering membantu usaha ayahnya. Hubungan keluarga mereka pun tampak harmonis sejauh ini.
"Keseharian pelaku suka bantu-bantu bapaknya, ya sekadar bantu-bantu saja," ucapnya.
Namun, empat hari sebelum terjadinya peristiwa ini, jelas Edi, gelagat pelaku memang cukup aneh.
Kabarnya, orang tua Akbar sampai membawa yang bersangkutan ke pemuka agama untuk pengobatan alternatif.
"Pelaku sering dibawa ke pengobatan alternatif, ada yang bilang (pelaku depresi), tapi saya tidak tahu persisnya, cuma itu kabar dari mulut ke mulut," paparnya.
Polisi Kesulitan Interogasi Pelaku
Sebelumnya, polisi kesulitan untuk menginterogasi Akbar.
Pasalnya, selama menjalani perawatan di RSD dr Soebandi, Jember, pelaku menunjukkan perilaku yang tak normal.
Baca juga: Kondisi Anak di Jember yang Bunuh Ayah dan Coba Akhiri Hidup: Diborgol di RS, Bakal Dioperasi
"Sering tiba-tiba mengumandangkan azan dan ikamah bahkan menjawab pertanyaan polisi dengan azan," ungkap Kapolsek Puger, AKP Fatchur Rahman, Rabu (29/1/2025).
Polisi menduga, tingkah laku itu mengindikasikan pelaku mengalami gangguan kejiwaan setelah membunuh ayah kandungnya sendiri.
"Saat ini kami fokus terlebih dahulu pada penyembuhan lukanya. Setelah itu kami akan memeriksa kondisi mentalnya,” ucap Fatchur.
Selain itu, setiap kali penyidik mengajak bicara pelaku soal pembunuhan yang dilakukannya, ekspresi Akbar langsung berubah drastis, bahkan matanya melotot.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.