Selasa, 7 Oktober 2025

Pertemuan Haru Ibu dan Anak setelah Terpisah 23 Tahun di Cirebon, Tarsinah Sempat Diisukan Meninggal

Setelah 23 tahun hilang, Tarsinah kembali ke keluarga di Cirebon. Simak kisah harunya!

Editor: Endra Kurniawan
TribunCirebon.com/ Eki Yulianto
Setelah 23 tahun tak berjejak dan dinyatakan tak bernyawa, Tarsinah (38) (kerudung biru), anak ketiga dari ibu Sana (80), akhirnya kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya di Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon usai bekerja sebagai PMI di Malaysia. 

TRIBUNNEWS.COM, Cirebon - Setelah dinyatakan hilang selama 23 tahun, Tarsinah (38), seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, akhirnya kembali ke keluarganya pada Rabu, 8 Februari 2025.

Kepulangan ini menjadi momen penuh haru yang menghapus duka mendalam keluarga yang selama ini terus memanjatkan doa tanpa henti.

Tarsinah, anak ketiga dari Sana (80), pergi ke Selangor, Malaysia, pada tahun 2002 untuk bekerja.

Namun, hanya empat bulan setelah keberangkatannya, komunikasi terputus.

Isu kematian Tarsinah sempat berembus, membuat banyak pihak menganggapnya telah tiada.

Meski demikian, keluarganya tetap yakin bahwa ia masih hidup.

"Selama 23 tahun ini, meskipun banyak yang bilang kakak saya sudah meninggal dunia, saya dan emak selalu berfirasat kalau kakak saya masih hidup," ujar Waenah (33), adik Tarsinah, saat ditemui di rumahnya.

Baca juga:  VIDEO Pertemuan Haru Suharto dan Suharti, Kakak Adik yang Terpisah Selama 27 Tahun, Ini Kisahnya

Usaha Keluarga

Waenah menjelaskan bahwa menjaga keyakinan tersebut tidak mudah di tengah ketidakpastian.

Ia dan ibunya terus berdoa dan melakukan berbagai usaha, termasuk menyewa pengacara meski upaya tersebut sempat menemui jalan buntu.

"Selama itu kami di rumah selalu menggelar yasinan dan berdoa agar kakak saya bisa pulang. Alhamdulillah, akhirnya di tahun 2024 kemarin ada kabar kalau kakak saya masih hidup. Hari ini kami sangat bersyukur dia bisa pulang," ungkapnya.

Kepulangan Tarsinah pada Rabu siang disambut antusias oleh ratusan warga Dusun Karangturi yang memadati halaman rumah Ibu Sana.

Tradisi surak atau saweran dilakukan dengan menyebarkan koin dan mi instan sebagai wujud rasa syukur.

"Ibu sangat bahagia. Alhamdulillah, anak saya pulang," jelas Sana dengan mata sembap karena tangis bahagia.

Waenah juga mengungkapkan bahwa meskipun keluarga pernah ditawari uang santunan karena dianggap kehilangan anggota keluarga, mereka menolak.

"Kami nggak mau menerima santunan karena masih yakin kakak saya hidup," kata Waenah.

Baca juga: Pilunya Ibu Iptu Tomi Marbun, 14 Hari Putranya Hilang Belum Ketemu, Elfrida: Tolong Cari Anak Kami

Rasa Syukur dan Kebahagiaan

Dalam suasana haru itu, Tarsinah hanya mampu menatap kosong, seolah tak percaya bahwa ia benar-benar telah kembali ke rumahnya.

"Setelah pulang, bahagia berjumpa dengan keluarga, pokoknya banyak-banyak bahagia," ujar Tarsinah singkat.

Kepulangan Tarsinah tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk pemerintah desa.

"Kami sangat berterima kasih kepada Pak Kuwu dan seluruh pihak yang membantu proses kepulangan kakak saya," ucap Waenah.

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Sempat Dinyatakan Hilang 23 Tahun, PMI Asal Cirebon Kembali di Tengah Doa dan Usaha Tak Henti

(TribunCirebon.com/Eki Yulianto)

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved