Rabu, 1 Oktober 2025

Siswa SMK Ditembak Polisi

Mawar Putih untuk Gamma Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi hingga Aksi Kamisan di Polda Jateng 

Buntut polisi tembak siswa SMK di Semarang, teman korban beri bunga mawar putih untuk almarhum Gamma hingga Polda Jateng digeruduk aksi kamisan.

Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas/TribunJateng/Iwan Arifianto
Kolase foto Karangan bunga ucapan duka cita depan SMK 4 Semarang atas meninggalnya Gamma Rizkynata Oktafandy karena ditembak polisi dan Aksi teatrikal polisi tembak pelajar dilakukan saat demonstrasi di depan Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024) 

Massa aksi berasal dari berbagai kampus seperti UIN Semarang, Undip, Unnes, dan kampus lainnya.

Tak ketinggalan, para pelajar SMA juga turun ikut aksi.

Mereka membentangkan beragam spanduk protes di antaranya bertuliskan Justice For Gama (nama korban pelajar ditembak polisi atau disebut GRO),  Police Everywhere Justice Nowhere, dan Aparat Keparat Pembunuh Rakyat.

Peserta aksi memulai aksinya sejak sore hari dengan menunjukan aksi teatrikal dengan adegan penembakan polisi mengenakan rompi kepada pelajar. 

Mereka lalu membubarkan diri selepas petang sekira pukul 19.00 WIB.

"Aksi ini dilakukan untuk menuntut polisi supaya segera mengusut tuntas kasus kejahatan penembakan pelajar," Koordinator Aksi Kamisan Amin Muktafan.

(Kiri) Aksi unjuk rasa digelar di depan Mapolda Jawa Tengah Kamis sore, (28/11/2024), untuk menuntut keadilan atas kematian GRO (17) dan (kanan) prarekonstruksi penembakan terhadap GRO.
(Kiri) Aksi unjuk rasa digelar di depan Mapolda Jawa Tengah Kamis sore, (28/11/2024), untuk menuntut keadilan atas kematian GRO (17) dan (kanan) prarekonstruksi penembakan terhadap GRO. (Tribun Jateng)

Dia mengungkapkan, pembunuhan pelajar hanya gara-gara dugaan senggolan dengan polisi menjadi akumulasi kemarahan rakyat terhadap lembaga kepolisian.

Kepolisian yang seharusnya menjadi penegak hukum, pengayom, pengaman masyarakat malah melakukan tindakan menyakitkan terhadap masyarakat.

"Kami menuntut pembunuhan pelajar oleh aparat segera dituntaskan. Jangan sampai tindakan ini untuk menggunakan senjata lalu mengintimidasi masyarakat," bebernya.

Pihaknya juga merasa tersakiti atas  tudingan polisi yang menyatakan korban adalah gangster.

Padahal keterangan teman dan keluarga korban tidak mengakui bahwa korban adalah kreak atau gangster.

"Korban adalah orang tidak bersalah dan bukan kreak," paparnya.

Pelajar SMA asal Mranggen, SE (17) mengatakan, mengetahui adanya aksi ini dari Instagram.

Dia pun lalu bersama beberapa temannya datang ke Semarang dengan mengendarai sepeda motor. 
"Kami menuntut keadilan bagi korban agar keadilan tidak hilang dari Indonesia," ujarnya.

Sebagai sesama pelajar SMA, dia mengaku dari kejadian tersebut tidak membuatnya takut dengan polisi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved