Jumat, 3 Oktober 2025

Jurus Bidan Eros Rosita agar Warga Baduy Melek soal Kesehatan Ibu dan Anak

Bidan Eros pun menempuh puluhan kilometer untuk menyusuri kampung di Baduy Dalam dengan jalan kaki

Dokumentasi Pribadi (Bidan Eros Rosita)
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di kawasan Baduy 

Ia mengingat, satu kejadian yang tidak terlupakan ketika merujuk seorang perempuan warga Baduy Dalam saat melahirkan.

Ditemukan penyulit sehingga harus dibawa ke rumah sakit di Rangkasbitung.

Bidan Eros Rosita 1223
Bidan Eros Rosita melayani warga Baduy sejak tahun 1997 dan warga Baduy Jani,⁹ yang ditemui di Jakarta.

Selain ditandu dengan berjalan kaki, ada proses izin kepada kepala adat.

"Kalau keluar bisa kena masalah adat. Saya menghadap kepala adat meminta izin. Sekembalinya ke Baduy, pasien ini tidak bisa langsung pulang ke rumah. Pasien ini harus disucikan dulu 40 hari, jadilah dia menginap di rumah saya agar suci kembali,” ungkap perempuan berhijab ini.

Kesulitan lain yang dirasakan Bidan Eros adalah alat komunikasi, khususnya di Baduy Dalam.

Ia hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut jika ada pasien yang membutuhkan pertolongan karena itulah, Bidan Eros mencoba merekrut warga untuk menjadi kader.

Warga Baduy diberikan bekal pengetahuan terkait tanda-tanda ibu akan melahirkan.

“Beberapa warga seperti kepanjangan tangan kami para bidan. Melihat tanda-tanda ibu akan melahirkan apakah ada lender, darah atau mules. Sehingga mereka bisa memberitau kepada kami bahwa ada warga yang akan melahirkan dan membutuhkan segera pertolongan bidan,” kata Bidan Eros.

Melek Juga soal KB

Kini warga Baduy juga mulai sadar memakai kontrasepsi sehingga angka kelahiran di Baduy dapat ditekan.

Ia mengisahkan, berdasarkan adat istiadat warga Baduy dilarang menggunakan KB.

Butuh waktu juga untuk meyakinkan tentang KB.

Sama dengan mengedukasi warga soal kesehatan, meningkatkan kesadaran memakai KB juga melalui pendekatan hati ke hati.

Setiap warga yang ingin mencari tau tentang KB, ia dan tenaga kesehatan lain memberikan penjelasan yang mudah dipahami masyarakat.

“Banyak bapak-bapak Baduy Dalam itu penasaran dengan KB. Menurut pemahaman warga Baduy KB membuat tidak bisa punya anak. Saya jelaskan tidak seperti itu, tapi memberikan jarak kehamilan satu dengan kehamilan lain,” tutur Bidan Eros.

Awalnya, hanya KB suntik dan pil jadi pilihan warga Baduy namun sejak 2012, IUD dan implan juga sudah mulai digunakan warga.

Halaman
1234

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved