Selasa, 7 Oktober 2025

Calon Dokter Spesialis Meninggal

Cerita Ibunda Almarhum Aulia Risma, Nuzmatun: Kaprodi Sebut Jam Kerja Korban adalah Latihan Mental

Inilah kabar terbaru dari kasus kematian Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip).

TRIBUNJATENG.COM/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS
Nuzmatun Malinah (kerudung hijau) menceritakan perundungan dialami putrinya selama menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru dari kasus kematian Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip).

Terbaru ini, ibu korban, Nuzmatun Malinah pun buka suara soal perundungan atau bullying yang menimpa putrinya tersebut.

Ia menceritakan, pada awal 2022 lalu, Aulia pertama kali mengeluhkan jam kerja yang sangat panjang.

Aulia saat itu menceritakan bahwa jam 03.00 dini hari harus sudah ada di ruangan dengan peralatan yang telah siap.

Lalu, Aulia pulang dari pendidikan terkadang pukul 01.00 atau 01.30 dini hari.

"Rutinitasnya seperti itu. Sampai akhirnya dia pulang dari rumah sakit itu jatuh. Itu di tanggal 25 Agustus 2022. Dia jatuh dari motor di selokan hingga sadar sendiri," ujarnya saat konferensi pers, Rabu (18/9/2024).

Mengutip TribunJateng.com, setelah terjatuh tersebut, Aulia mengeluhkan sakit di punggung dan kakinya.

Hingga akhirnya, Nuzmatun menghadap ke Kepala Program Studi (Kaprodi) dan meminta supaya putrinya diperlakukan dengan baik.

Namun, Kaprodi tersebut justru menyebut bahwa yang didapatkan oleh Aulia adalah latihan mental saat menghadapi pasien.

"Saya sampaikan apakah tidak ada cara lain? Beberapa kali saya menghadap Kaprodi saya sampaikan perlakuan-perlakuan terhadap anak saya tapi pada kenyataannya masih tetap seperti itu," tuturnya.

Nuzmatun menceritakan, anaknya dibentak-bentak saat mengikuti program PPDS.

Baca juga: PPATK Sudah Lapor Dugaan Pemerasan PPDS UNDIP Sejak Tahun 2022, Tapi Dicuekin KPK

Bahkan, Aulia dididik dengan kata-kata kasar dan nada tinggi hingga membuat korban ketakutan.

Selain itu, ia juga menceritakan pengeluaran uang selama anaknya menempuh PPDS.

"Kalau yang besar itu di semester 1 tapi di semester selanjutnya tetap ada," imbuhnya.

Aliran dana tersebut kini telah dilaporkan ke polisian dan ia juga mengaku mempunyai data kas angkatan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved