Calon Dokter Spesialis Meninggal
Buat Laporan ke Polda Jateng, Keluarga Dokter Aulia Serahkan Bukti, Ini Pihak-pihak yang Dilaporkan
Pihak keluarga menyerahkan sejumlah bukti terkait kasus perundungan, intimidasi, dan pemalakan terhadap Dokter Aulia. Laporkan sejumlah pihak.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Garudea Prabawati
Kemudian, uang yang terkumpul digunakan untuk biaya makan bersama para tenaga kerja yang bertugas di bidang anestesi.
Untuk semester berikutnya, mereka tidak diwajibkan membayar iuran lagi lantaran sudah ada mahasiswa baru.
Diketahui, penerimaan PPDS Anestesi Undip dibuka setiap semester, bukan setahun.
"Jadi mereka yang semester 1 iuran ada 10 sampai 12 orang. Tiap bulan Rp 3 juta untuk biaya makan 84 orang."
"Itu hanya dilakukan selama 1 semester atau 6 bulan. Satu angkatan, bukan per orang," tandasnya.
Lebih lanjut, Zaenal menjelaskan, uang tersebut digunakan untuk membeli makanan karena dokter residen memiliki jadwal yang padat.
Dia menyatakan, tidak semua tenaga kesehatan anestesi dapat beristirahat di waktu yang sama.
Menurutnya, uang iuran itu dikelola sendiri oleh mahasiswa di satu angkatan.
"Uang itu mereka kelola sendiri kok, bukan dikelola seniornya, atau departemennya, dan itu kesepakatan tiap bagian akan berbeda karena siklus kerja tiap departemen tidak sama."
"Nanti kalau mereka tahun kedua itu tidak lagi, giliran yang tahun pertama, mereka mendapatkan uang yang mereka tabung itu," jelasnya.
Zaenal pun menyayangkan pernyataan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyebut iuran itu sebagai pemalakan.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Keluarga dr Aulia Risma Bikin Laporan ke Polda Jateng : Ada Perundungan, Intimidasi dan Pemerasan
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto, Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.