Kamis, 2 Oktober 2025

Kematian Vina Cirebon

Susno Duadji Sebut Tangan Tuhan Bekerja di Kasus Vina hingga Gebrakan Tim Khusus Kapolri

Bagaimana kelanjutan kasus Vina usai tim khusus bentukan Kapolri turun tangan ke Cirebon apalagi Susno Duadji sebut tangan Tuhan bekerja di kasus Vina

Tribunnews
Eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn), Susno Duadji, meminta Iptu Rudiana membuktikan kesaksian Dede Riswanto tidak berbohong. Bagaimana kelanjutan kasus Vina usai tim khusus bentukan Kapolri turun tangan ke Cirebon? apalagi Susno Duadji sebut tangan Tuhan bekerja di kasus Vina.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji kerap bicara vokal di kasus Vina Cirebon.

Kali ini eks jenderal itu meyakini tangan Tuhan sudah bekerja di kasus Vina Cirebon.

Maksud pernyataan itu berkaitan dengan saksi kunci kasus Vina Cirebon, Dede Riswanto (30) yang tak gentar menghadapi rekannya, Aep.

Aep telah melaporkan Dede dan Dedi Mulyadi ke Polda Metro Jaya atas kasus penyebaran berita bohong.

Dede yang kini mengakui telah memberikan keterangan palsu terkait kasus Vina Cirebon pada tahun 2016 mendapatkan pesan dari Eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji.

Susno Duadji lalu meminta Dede untuk tidak takut karena pengakuannya saat ini bahwa saksi kunci Kasus Vina itu telah memberikan keterangan bohong.

Susno Duadji mengungkapkan ucapan Dede yang mengaku berbohong saat memberikan kesaksian pada tahun 2016 tidak bisa dihukum.

Pasalnya, kesaksian itu harus diberikan di pengadilan serta disumpah.

"Tuhan telah menolong Anda, tangan Tuhan telah bekerja, anda selamat bisa tidur mimpi indah karena anda telah jujur," kata Susno Duadji.

Baca juga: Alur Peristiwa Kasus Vina Karangan? Eks Wakapolri Sempat Singgung Nasib Penyidik Terancam Dipecat

Susno menuturkan bahwa orang yang jujur akan diselamatkan melalui undang-undang.

Disaat bersamaan, terungkap juga tim khusus bentukan Kapolri dalam sebulan terakhir sering bolak-balik ke Cirebon.

Tim ini melakukan penyelidikan mulai dari nol, memeriksa puluhan saksi.

Dede Siap Lawan Aep, Susno Duadji: Tangan Tuhan Telah Bekerja

Saksi kunci kasus Vina Cirebon, Dede Riswanto (30) tak gentar menghadapi rekannya, Aep.

Aep telah melaporkan Dede dan Dedi Mulyadi ke Polda Metro Jaya atas kasus penyebaran berita bohong.

Dede yang kini mengakui telah memberikan keterangan palsu terkait kasus Vina Cirebon pada tahun 2016 mendapatkan pesan dari Eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji.

Awalnya, Susno Duadji mengajak saksi kunci kasus Vina, Dede berbincang dalam diskusi yang digelar pada hari ini, Jumat (8/2/2024).

Pensiunan Jenderal Bintang Tiga itu lalu berdiri dari tempat duduknya untuk menghormati Dede yang duduk di bangku penonton.

"Dede, Dede saya mau bicara. Saya menghormati anda, saya berdiri," kata Susno dikutip TribunJakarta.com dari tayangan Kompas TV.

Susno lalu bertanya kepada kuli bangunan itu mengenai kesaksiannya yang masuk dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kasus Vina Cirebon.

Dede juga dipanggil untuk bersaksi di sidang kasus Vina Cirebon yang digelar di Pengadilan Negeri Cirebon.

"Dede disumpah enggak waktu jadi saksi? datang ke pengadilan enggak?" tanya Susno Duadji.

Baca juga: Penasihat Kapolri Sebut Kesaksian Dede soal Rekayasa Kasus Vina Melempem dan Lemah, Kenapa?

Dede mengaku tidak disumpah dan tidak memberikan kesaksian di PN Cirebon.

Bahkan, Susno Duadji kembali menanyakan hal yang sama untuk meyakinkan jawaban Dede.

Dede pun kembali memberikan jawaban yang sama.

Susno lalu meminta Dede untuk tidak takut karena pengakuannya saat ini bahwa saksi kunci Kasus Vina itu telah memberikan keterangan bohong.

Susno mengungkapkan ucapan Dede yang mengaku berbohong saat memberikan kesaksian pada tahun 2016 tidak bisa dihukum. Pasalnya, kesaksian itu harus diberikan di pengadilan serta disumpah.

"Tuhan telah menolong Anda, tangan Tuhan telah bekerja, anda selamat bisa tidur mimpi indah karena anda telah jujur," kata Susno Duadji.

Susno menuturkan bahwa orang yang jujur akan diselamatkan melalui undang-undang.

Oleh karena itu, Susno meminta Dede agar tidak takut dihukum telah berkata jujur saat ini.

"Karena anda ditakut-takuti kan mau dilaporkan kesaksian bohong. Nah kalau anda dilaporkan kesaksian jujur, anda kena hadiahnya durian Musang King," kata Susno.

Dede Siap Lawan Aep

Sementara itu, Dede mengaku tidak takut dilaporkan Aep atas dugaan pemberitaan bohong ke Polda Metro Jaya.

"Enggak Pak sama sekali. Takutnya apa? tinggal dilawan saja," kata Dede di acara yang sama.

Dede lalu membantah dirinya dianggap panjat sosial atau pansos karena baru muncul saat kasus Vina Cirebon disorot lagi.

Apalagi, Dede kini mengaku telah berbohong atas kesaksiannya pada tahun 2016.

Dimana, kesaksiannya telah mengantarkan delapan orang menjadi terpidana.

"Saya cuma kuli bangunan kok. Pansos apa? mending saya kerja bangunan, enggak ada yang ganggu hidup, bebas berbuat apa," kata Dede.

Dari kiri ke kana: Dede dan Aep. Saksi kunci kasus kematian Vina, Aep diduga punya dendam terhadap 7 terpidana hingga membuat saksi lainnya, Dede geleng-geleng kepala.
Dari kiri ke kana: Dede dan Aep. Saksi kunci kasus kematian Vina, Aep diduga punya dendam terhadap 7 terpidana hingga membuat saksi lainnya, Dede geleng-geleng kepala. (YouTube/Kang Dedi Mulyadi Channel)

Dede mengaku telah merasa bersalah selama delapan tahun ini. Akibatnya, ia tidak bisa tidur nyenyak selama ini.

Apalagi, kasus Vina Cirebon telah menjadi perhatian publik kembali. Dede mengaku telah berunding dengan keluarganya sebelum menemui tokoh masyarakat Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

"Karena apa waktu itu kan posisinya kan saya saksi kunci, harus keluar kan istilahnya. Harus ada pendamping, eggak asal keluar. Kalau saya main keluar ya mungkin media juga istilahnya mikir saya hanya pansos," ujarnya.

Dede lalu memantapkan diri dan mental untuk menemui Dedi Mulyadi. Setelah berbincang dengan Dedi Mulyadi, Dede kemudian didampingi kuasa hukum dari DPN Peradi pimpinan Otto Hasibuan.

Otto kembali bertanya kepada Dede apakah berubah pikiran setelah mengaku berbohon saat menjalani BAP pada tahun 2016.

"Masih ada waktu kalau kamu mau berubah pikiran," kata Otto.

Dede tegas menyatakan tidak akan berubah pikiran. Bahkan, ia siap masuk penjara asalkan tujuh terpidana yang masih menjalani hukuman sumur hidup di Lapas dapat bebas.

"Niat saya di sini berkata jujur biar tujuh terpidana itu hidup bebas biar merasakan hidup kemarin seperti saya," kata Dede.

"Yang penting gini ya saya juga sungguh-sungguh berharap Jangan karena ada suatu hal anda itu dulu berbohong sekarang berbohong lagi ya. Nah syukur kalau betul kau berbohong kau menyatakan bahwa kamu menyesali perbuatanmu pertahankanlah itu agar kami juga jangan tersesat kami enggak mau tersesat," ujar Otto.

Dede kemudian mengakui tidak melihat adanya peristiwa pengeroyokan terhadap Vina dan Eky saat insiden itu terjadi.

Dede mengaku saat itu sedang berada di rumah. "Saksinya ibu dan mantan istri," katanya.

Gebrakan Tim Khusus Kapolri di Kasus Vina, Bekerja dalam Senyap, Bakal Ada Kejutan?

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo jarang bicara soal perkembangan kasus Vina Cirebon.

Tak disangka diam-diam, pucuk pimpinan Polri itu punya tim khusus yang bekerja dalam senyap mengusut kasus Vina Cirebon.

Tim ini memeriksa puluhan saksi hingga mendapatkan kronologi kasus Vina Cirebon pada 2016 silam.

Lantas akankah ada kejutan dari hasil kerja tim khusus bentukan Kapolri di kasus Vina?

Keterangan Liga Akbar Jadi Pintu Masuk Tim Khusus Kapolri Bekerja

Tim khusus yang dibentuk oleh Kapolri kini telah memiliki kronologi lengkap terkait kasus kematian Vina dan Eki Cirebon.

Informasi ini disampaikan oleh Yudia Alamsyach, kuasa hukum Liga Akbar, dalam sebuah pernyataan terbaru yang diterima Tribun, Sabtu (3/8/2024).

"Atas berkembangnya perkara Vina dan Eki yang masih hangat diperbincangkan dan ditangani oleh Polda Jabar, banyak fakta-fakta yang telah diungkap oleh masyarakat," ujar Yudia.

Masyarakat, lanjutnya, juga meminta penjelasan atas berjalannya atau proses hukum terkait perkara ini.

"Sebab selama ini kami melihat bahwa Polda Jabar juga 'stuck' atau tidak ada proses hukum baik pemanggilan ataupun proses hukum lainnya yang dilakukan oleh Polda Jabar," ucapnya.

Yudia mengungkapkan bahwa Mabes Polri telah membentuk tim khusus atau tim pencari fakta untuk mencari kebenaran dari kasus Vina Cirebon.

"Di mana tim tersebut, saya diminta untuk berkomunikasi terkait pengungkapan kasus ini dari awal."

"Pintu masuknya dari Liga Akbar," jelas dia.

Anggota tim kuasa hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyach.
Anggota tim kuasa hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyach. (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Hasil Kerja Tim Khusus Kapolri Satu Bulan Terakhir

Selama hampir satu bulan terakhir, tim khusus tersebut telah menggali keterangan dari Liga Akbar dan saksi-saksi yang menguatkan keterangannya.

"Banyak saksi-saksi yang dipanggil dan dimintai keterangannya oleh tim khusus ini untuk menguatkan kronologi sebenarnya," katanya.

Yudia menyampaikan kabar baik, bahwa beberapa hari yang lalu, tim khusus telah menentukan dan mendapatkan kronologi lengkap yang sebenarnya, sebelum Eki dan Vina ditemukan meninggal dunia.

"Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu tim khusus ini telah menentukan dan sudah mendapatkan kronologi lengkap sebenarnya, sebelum Eki dan Vina ditemukan meninggal dunia," ujar pria yang juga kuasa hukum Pegi Setiawan itu.

Dengan adanya temuan baru ini, diharapkan proses hukum terhadap kasus ini dapat segera berjalan dengan baik dan memberikan kejelasan serta keadilan bagi semua pihak yang terlibat.

Periksa 20 Saksi

Tim Khusus (Timsus) Mabes Polri terus melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus pembunuhan Vina dan Eki Cirebon yang terjadi pada tahun 2016.

Penyelidikan itu telah dilakukannya selama kurang lebih satu bulan ke belakang.

Kuasa hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyach mengungkapkan bahwa pengakuan kliennya menjadi kunci dalam mengungkap kronologi kejadian tersebut.

"Selain Liga Akbar, yang telah diperiksa oleh timsus tersebut awalnya ada 4 orang."

"4 orang itu sesuai yang disampaikan oleh Liga Akbar saat diperiksa di Polda Jabar," ujar Yudia saat diwawancarai di kantornya di kawasan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (3/8/2024).

Namun, menurut Yudia, keempat orang tersebut belum ditindaklanjuti lebih lanjut.

"Sehingga oleh timsus Mabes Polri pun 4 orang ini dimintai keterangannya," ucapnya.

Pemeriksaan ini kemudian berkembang, sehingga total saksi yang telah dimintai keterangan kini mencapai lebih dari 20 orang.

"Dari 4 orang ini berkembang, sampai total yang telah dimintai keterangan sudah ada 20 orang lebih dan inilah yang menjadi petunjuk kronologi sebenarnya," jelas dia.

Informasi yang dikumpulkan mencakup detail aktivitas Eki dan Vina pada hari-hari sebelum kejadian, termasuk hari Jumat dan Sabtu sebelum kejadian tragis tersebut terjadi.

"Informasi-informasi itu sudah terurai dan sudah ada titik terang terkait kemana saja Eki dan Vina di hari sebelum, sesaat dan sehari sebelum kejadian," kata pengacara Pegi Setiawan juga itu.

Baca juga: Prof Mudzakkir Akui Sejak Awal Banyak Kejanggalan di Kasus Vina Cirebon 

Menurut Yudia, timsus Mabes Polri telah memiliki kronologi yang kuat dan didukung oleh data yang valid serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

"Alhamdulillah oleh timsus ini sudah memiliki kronologi yang kuat, didukung oleh data yang kuat, tentunya data ini bisa dipertanggungjawabkan secara hukum keterangan yang diberikan oleh semua saksi-saksi," ujarnya.

Lebih lanjut, Yudia menambahkan bahwa keterangan para saksi juga telah disinkronkan dengan jejak digital yang ada.

"Keterangan saksi-saksi ini juga sudah disinkronkan dengan jejak digitalnya, makanya inilah penyidik yang benar-benar mencari suatu pengungkapan dari awal, karena apabila kita terus melihat kronologi yang tertuang dalam BAP dan putusan, ini akan selamanya buntu," ujarnya.

Yudia berharap dengan adanya tim khusus ini, kasus tersebut dapat terungkap sepenuhnya.

"Dengan adanya timsus ini, mudah-mudahan bisa terungkap semuanya dan secepatnya bisa diungkap terkait kepastian peristiwa tersebut," ucap Yudia.

Yudia juga menekankan bahwa 20 saksi yang diperiksa ini masih memiliki kaitan dengan kejadian di beberapa lokasi, termasuk warung seberang SMAN 4 Cirebon dan wilayah Tengah Tani, tempat Eki menemui teman-temannya.

"Intinya 20 orang ini masih ada sangkut pautnya dengan peristiwa kumpulnya di warung sebrang SMAN 4 Cirebon, lalu di Tengah Tani dikala Eki menemui teman-temannya dan di lokasi lainnya," jelas dia. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunCirebon.com/TribunJakarta.com)

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved