Senin, 29 September 2025

Ramadan 2024

Penjelasan Lengkap Pimpinan Jemaah Aolia Gunungkidul 'Telepon Allah' Dalam Penentuan 1 Syawal

Pimpinan Jemaah Aolia Mbah Benu telah minta maaf terkait pernyataanya terkait menelepon Allah. 

Editor: Erik S
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Imam Jamaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu. (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO) 

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL- Jemaah Aolia viral di media sosial karena melaksanakan salat Idulfitri pada Jumat (5/4/2024).

Pimpinan Jemaah Aolia Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) KH Raden Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu mengaku melaksanakan Lebaran setelah melepon Allah.

Jemaah Aolia ini diketahui menunaikan ibadah puasa ramadan lima hari lebih cepat dibandingkan hari penetapan dari pemerintah.

Baca juga: Puncak Arus Mudik Lebaran 2024 di Pelabuhan Merak Terjadi Hari Ini, Tiket Penyeberangan Ludes

Jemaah Aolia memulai puasa ramadan pada 7 Maret 2024.

Sehingga 1 Syawal 1445 H bagi jemaah Aolia jatuh pada Jumat (5/4/2024) kemarin.

Dari video yang beredar terlihat KH Raden Ibnu Hajar Pranolo bersama sejumlah jemaahnya.

Saat itu Mbah Benu menyampaikan pernyataannya terkait bagaimana cara menentukan jatuhnya 1 Syawal 1445 Hijriah.

Berikut bunyi pernyataan yang disampaikan KH Raden Ibnu Hajar Pranolo.

"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah taala, ya Allah kemarin tanggal 4, malem 4, ya Allah ini sudah 29 (hari puasa ramadan), 1 syawalnya kapan," kata Mbah Benu dikutip dari video yang beredar.

Dia melanjutkan: "Allah taala cerito tanggal limo jumuah (5, Jumat). kui lah ngomong, lah mangke nek disalahke uwong, ora opo2 urusane Gusti Allah (begitu ngomongnya, nanti kalau disalahkan orang, ngga apa-apa urusannya Gusti Allah)," katanya.

Minta maaf

Potret jemaah Aolia yang akan melaksanakan salat Idulfitri, Jumat (5/4/2024)
Potret jemaah Aolia yang akan melaksanakan salat Idulfitri, Jumat (5/4/2024) (Istimewa)

Mbah Benu telah minta maaf terkait pernyataanya terkait menelepon Allah. 

Menurut dia, sebenarnya apa yang disampaikannya itu adalah sebuah istilah, bukan dalam arti sebenarnya bahwa dia menelepon Allah.

"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT."

Mbah Benu meminta maaf apabila pernyataannya telah menyinggung pihak lain.

"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, terima kasih," kata Mba Benu.

Warga hormati adanya jemaah Aolia

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan