Minggu, 5 Oktober 2025

Pengungsi Rohingya

Mahasiswa Geruduk Etnis Rohingya dan Pindahkan Secara Paksa, UNHCR: Pengungsi Terkejut dan Trauma

Aksi tersebut berlangsung ricuh dan para mahasiswa mengejar para pengungsi Rohingya.

Editor: Erik S
SERAMBINEWS.COM/ INDRA WIJAYA
Para mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi penolakan etnis Rohingya masuk ke kawasan penampungan sementara etnis Rohingya di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Lampriet, Banda Aceh, Rabu (27/12/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH-  Mahasiswa dari sejumlah universitas di Banda Aceh dan sekitarnya menggelar aksi demonstrasi menolak kehadiran pengungsi Rohingya di Kantor DPR Aceh di Banda Aceh, Rabu (27/12/2023).

Aksi tersebut berlangsung ricuh dan para mahasiswa mengejar para pengungsi Rohingya.

Juru Bicara United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR Asia Pasifik, Babar Baloch menyesalkan kejadian tersebut.

Baca juga: Rogoh Kocek Pribadi, Ardi Santoso Dokter Asal Solo Beri Pengobatan Gratis untuk Pengungsi Rohingya

Pasalnya, kata dia, ratusan pemuda menyerbu basement gedung tempat para pengungsi berlindung.

Massa menerobos barisan polisi dan secara paksa memasukkan 137 pengungsi ke dalam dua truk, dan memindahkan mereka ke lokasi lain di Banda Aceh.

"Peristiwa ini membuat para pengungsi terkejut dan trauma," kata Babar dalam keterangan resminya.

Saat ini lanjut dia, pihaknya sangat khawatir mengenai keselamatan para pengungsi.

Pihaknya juga menyerukan kepada aparat penegak hukum setempat untuk mengambil tindakan segera guna memastikan perlindungan bagi semua individu dan staf kemanusiaan yang putus asa.

Menurutnya, serangan terhadap pengungsi bukanlah sebuah tindakan yang terisolasi.

Namun, merupakan hasil dari kampanye online yang terkoordinasi yang berisi misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian terhadap pengungsi.

"Upaya untuk memfitnah masyarakat Indonesia dalam menyelamatkan nyawa orang-orang yang putus asa dalam kesusahan di laut," ungkapnya.

Karena hal itu, UNHCR mengingatkan kepada semua orang bahwa pengungsi anak-anak, perempuan dan laki-laki yang putus asa mencari perlindungan di Indonesia.

Mereka adalah korban penganiayaan dan konflik, dan merupakan penyintas perjalanan laut yang mematikan. Indonesia dengan tradisi kemanusiaannya yang sudah lama ada.

Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Baru Kasus Penyelundupan Rohingya ke Aceh, Ini Identitasnya

Indonesia, kata dia, telah membantu menyelamatkan orang-orang yang putus asa dan bisa saja meninggal di laut – seperti ratusan orang lainnya.

Badan Pengungsi PBB juga memperingatkan masyarakat umum untuk mewaspadai kampanye online yang terkoordinasi dengan baik di platform media sosial, yang menyerang pihak berwenang, komunitas lokal, pengungsi dan pekerja kemanusiaan, menghasut kebencian dan membahayakan nyawa.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved