Dipaksa Minum Air yang Diludahi, Ibu Korban Bully di Medan Takut Anaknya Kena Penyakit Menular
Tangis Khairani Anwar pecah menceritakan dugaan penyiksaan yang menimpa anak sematayangnya MH (14) siswa kelas 1 MAN 1 Medan.
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tangis Khairani Anwar pecah menceritakan dugaan penyiksaan yang menimpa anak sematayangnya MH (14) siswa kelas 1 MAN 1 Medan.
Ditemui di kediamannya, Khairani Anwar mengaku tak terima anaknya digebuki, dipaksa makan sandal berlumpur, makan daun serta meminum air yang sudah diludahi sekitar 20 orang.
Bahkan parahnya lagi, punggung telapak tangan anaknya disundut besi kunci kendaraan yang sebelumnya dibakar menggunakan korek api hingga berbentuk huruf PA.

Setelah mengalami dugaan penyiksaan, MH mengalami sejumlah memar di kepala, luka di bibir dan melepuh di tangan sebelah kanan akibat disundut besi panas.
Terkait luka luar sudah diobati, namun keluarga juga berencana memeriksa bagian dalam karena MH dipaksa minum air yang sudah diludahi sekitar puluhan orang.
Mereka khawatir MH terpapar penyakit menular akibat liur.
Menurut informasi yang diterima Khairani, penyiksaan ini lantaran anaknya menolak bergabung ke dalam geng diduga geng motor berisikan pelajar MAN 1 Medan dan alumni sekolah tersebut.
Kemudian, penganiayaan ini juga diduga karena alumni maupun siswa yang tergabung ke dalam geng tak senang karena anaknya berteman dengan siswa SMA lainnya yang dianggap musuh dari pelajar MAN 1 Medan.
Padahal, kata pembina rumah Tahfizh Quran Anwar Saadah, anaknya berteman dengan pelajar sekolah lain lantaran pelajar itu alumni tahfizh nya, dimana itu muridnya.
"Anak saya kan baru masuk kelas 1 dan anak sekolah SMA negeri 6 ada mantan anak didik saya, itulah kawan MH. Mereka gak senang MH berteman dengan anak SMA negeri 6,"kata Khairani Anwar, Sabtu (25/11/2023).
Sebelum dugaan penculikan dan penyiksaan ini terjadi, Khairani juga menyebut anaknya sempat diancam dibunuh.
Namun ada tawaran lain jika ia tak mau hal itu terjadi, yakni MH harus menjebak temannya yang berada di sekolah lain supaya datang.
Tapi hal itu ditolak korban sehingga ialah yang disiksa sampai memar dan luka-luka.
"Karena si Habib gak tega. Dari hatinya dia gak mau karena takut kawannya mati." tambahnya.
Saat ini Khairani berharap Polisi mengusut tuntas apa yang menimpa anak semata wayangnya.
Ia minta Polisi segera menangkap FA, alumni MAN 1 Medan karena diduga pelaku utama penyiksaan. FAdisebut-sebut sebagai ketua geng dan saat ini berkuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
"Saya tidak terima itu. Dia mau direkrut. Menteri agama harus turun, saya gak terima."
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMA kelas 1 bernama MH (14), pelajar di MAN 1 Medan menjadi korban dugaan penyiksaan oleh teman satu sekolah dan kakak kelas yang sudah alumni.
Ia dipukuli, disuruh memakan sendal berlumpur, makan daun mangga dan dipaksa meminum air yang sudah diludahi sekitar 20 orang.
Bukan cuma itu, punggung telapak tangannya juga disundut menggunakan kunci yang dibakar terlebih dahulu menggunakan korek api.
Setelah dibakar, kunci sepeda motor panas tadi ditempelkan ke tangan dan dibentuk huruf PA hingga melepuh.
Baca juga: Viral Guru Bully Murid di Bojonegoro gara-gara Bawa Bekal Ulat Sagu ke Sekolah, Ini Klarifikasinya
Ayah korban, Rahmat Dalimunthe (49) mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis, (23/11/2023) lalu.
Dari keterangan yang didapat, saat itu anaknya bersekolah seperti biasa. Namun karena ada persiapan menjelang hari guru, maka korban permisi keluar sebentar mengendarai sepeda motor.
Di tengah perjalanan tiba-tiba anaknya dicegat dan dipiting oleh teman satu sekolahnya bernama ASR
Setelah itu ia dibawa ke sebuah tempat yang sudah ada beberapa orang lain menunggu. Sementara ASR, yang membawa korban langsung pergi.
Lalu korban dibawa pergi kembali ke sebuah tempat. Disinilah ia mengalami dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh FA, alumni MAN 1 Medan, yang kini disebut berkuliah di UINSU Medan.
"Pertama di telapak tangan, kedua di punggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicap kan ke tangan Habib berbentuk P dan A,"kata Rahmat, ayah korban, Sabtu (25/11/2023).
Menurut informasi yang didapat keluarga korban dan teman-temannya, huruf PA yang dicap ke tangan korban menggunakan besi panas merupakan singkatan dari sebuah geng.
Geng ini disinyalir sebagai gerombolan geng motor berisikan anak sekolah dan alumni MAN 1 Medan.
"Saya tanya PA itu ternyata sebuah geng bernama Parman Abadi, yang diketuai oleh FA."
Ayah korban telah membuat laporan resmi ke Polrestabes Medan pada Kamis (23/11/2023) malam.
Saat itu juga Polisi dan keluarga korban ikut melihat Polisi olah tempat kejadian perkara.
Rahmat berharap Polisi segera menangkap pelaku yang keji menyiksa anaknya.
"Harapan saya pelaku harus ditangkap dan dihukum sesuai dengan perbuatannya di atas 5 tahun. Harapan saya lagi supaya menjadi efek terjerat bagi alumni-alumni yang membuka geng geng kejahatan. Pelakunya Fauzi dan kawan-kawannya."
Baca juga: Viral Video Seorang Guru Diduga Bully Siswanya karena Anak Petani, Kini Mengaku Menyesal
Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan pihaknya telah menerima laporan korban.
Pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi-saksi.
"Iya, sudah kami tangani. Tim penyelidik unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan sudah laksanakan olah TKP dan pemeriksaan para saksi,"ungkap Kompol Teuku Fathir Mustafa, Sabtu (25/11/2023).
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Ibu Siswa MAN 1 Medan Sebut Putranya Dirundung karena Menolak Masuk Geng dan Diancam Bunuh,
Sumber: Tribun Medan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.