Sabtu, 4 Oktober 2025

Siswa SMP Dibunuh Teman Sekolah di Garut, KPAID: akan Kita Dampingi

Mengetahui hal tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya turut merespons.

Istimewa
Lokasi penemuan jasad Agum Gumelar (13) - Mengetahui hal tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya turut merespons. 

TRIBUNNEWS.COM - Siswa SMP di Garut, Jawa Barat dibunuh temannya sendiri.

Pelaku tega bunuh korban lantaran tak terima karena terkena bola saat bermain voli.

Mengetahui hal tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya turut merespons.

Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto menyebut, pihaknya tengah mendampingi anak yang jadi pelaku dalam kasus tersebut.

"Kita melakukan pendampingan kepada ananda terduga pelaku. Jadi kita ikut prihatin dengan hal ini bisa terjadi, ini adalah warning bagi para orang tua," ujar Ato.

Ia menuturkan, kasus tersebut di luar logika bagi orang dewasa, bagaimana seorang anak bisa sampai berani melakukan perbuatan demikian.

Baca juga: Siswa SMP di Garut Meninggal Dibunuh Teman, Pelaku Sakit Hati karena Terkena Bola Voli 3 Kali

Peristiwa tersebut, menurut Ato, harus jadi perhatian bagi para orang tua anak dalam melakukan pengawasan yang ketat terhadap anak-anaknya.

Ia juga mendesak semua pihak terkait untuk melakukan assesmen yang melibatkan para ahli, hal ini dimaksudkan untuk mencari tahu motif, selain dari motif yang diketahui dari hasil penyelidikan kepolisian.

"Kami khawatir ini ada variabel-variabel yang lain yang mengakibatkan anak ini melakukan itu," ucap Ato.

"Jadi artinya bahwa sebetulnya main voli itu mungkin hanya sebagai akumulasi saja, nah ini kan butuh didalami," lanjutnya.

Ato menjelaskan, hasil dari pendalaman itu nantinya akan menjadi bahan evaluasi yang bisa disampaikan kepada para orang tua, sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Ia juga menyebut, perlu ada assessment pendampingan menyeluruh tidak hanya bagi orang tua korban, tapi juga untuk orang tua terduga pelaku.

Pihaknya juga berharap anak yang menjadi terduga pelaku tersebut tidak menjadi korban bullying selanjutnya.

"Ya kita sama sama menjaga, karena ini (mereka) bertetangga, berteman, jangan sampai kemudian terjadi hal hal yang tidak diingkan yang berdampak pada buruknya perkembangan anak yanh berasa di lingkungan itu," tandas Ato.

Baca juga: Kronologi Siswa SMP di Garut Bunuh Temannya, Bermula dari Pelaku yang Terkena Bola Voli

kronologi Kejadian

Peristiwa tragis dialami oleh Agum Gumelar bocah SMP asal Garut berusia 13 tahun, ia tewas di tangan temannya sendiri usai bermain voli bersama.

Korban sebelumnya dinyatakan hilang oleh keluarganya, kemudian ditemukan sudah tidak bernyawa di Sungai Cimanuk, kawasan Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Jumat 3 November 2023.

Setelah diselidiki pihak kepolisian, penyebab kematian korban akhirnya diketahui, korban mengalami luka sayat di bagian leher dan tangan.

Pelakunya merupakan temannya sendiri yang bahkan satu sekolah dengan korban.

Kasat Reskrim Polres Garut, Polda Jabar, AKP Ari Rinaldo mengatakan, bocah SMP tersebut sebelumnya sempat bermain voli bersama tersangka.

Baca juga: Siswa SMP di Garut Bernama Agum Gumelar Dibunuh Teman Bermain, Mayatnya Ditemukan Seminggu Kemudian

"Ada rentetan (peristiwa) tadi mulai dari main voli yang bolanya mengenai muka anak yang berhadapan dengan hukum sebanyak tiga kali," ujarnya kepada awak media di Mapolres Garut, Senin (6/11/2023).

Ia menuturkan, akibat kejadian tersebut tersangka merasa sakit hati kemudian menaruh dendam kepada korban.

Setelah bermain voli, mereka kemudian menyimpan bola voli ke rumah, setelah itu korban kemudian berenang di Sungai Cimanuk bersama tersangka.

"Terus anak ini membawa cutter dan menemani mandi bareng," ungkapnya.

Setelah berenang, korban kemudian menepi ke pinggir sungai sembari memegangi batu.

Di saat korban beristirahat, tersangka diketahui melancarkan aksinya dengan langsung menyayatkan cutter ke leher dan tangan korban.

AKP Ari menuturkan, tidak ada pertengkaran diantara korban dan tersangka dalam kejadian tersebut.

"Cuma tidak terima saja, pas mandi ada kesempatan maka dilaksanakan lah," ucapnya.

Ia menuturkan, korban dan tersangka saat itu diketahui tidak berenang berdua, di tempat lain ada satu orang temannya yang menemani mereka berdua.

Dari hasil pemeriksaan, temannya itu tidak mengetahui kejadian mengenaskan tersebut.

"Temannya itu tidak mengetahui tentang kejadiannya seperti apa," ungkap Ari.

Setelah peristiwa itu, tersangka dan satu orang temannya kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Setelah beberapa waktu, pihak keluarga korban sempat melaporkan anaknya hilang, setelah sepakan bocah SMP tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa di Sungai Cimanuk.

"Ada hal-hal yang tidak bisa kita ungkapkan, ini masih dalam proses penyidikan," ucap Ari.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul ''Warning bagi Para Orang Tua,'' KPAID Dampingi Bocah yang Habisi Temannya di Garut

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved