Berita Populer Regional: Siswa di Sukabumi Tewas saat MPLS - Driver Taksi Online di Semarang Dibunuh
Berita populer regional Tribunnews dimulai tewasnya seorang siswa saat MPLS hingga kasus pembunuhan seorang driver taksi online di Semarang.
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai insiden tewasnya seorang siswa berinisial MA (13) di Sukabumi, Jawa Barat.
MA tewas karena tenggelam saat mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Pihak SMPN 1 Ciambar mengaku ada kelalaian hingga berujung tewasnya korban.
Kemudian ada viralnya video keluarga korban tragedi Kanjuruhan dihalangi Aparat Saat Hendak bertemu Presiden Jokowi.
Kejadian tersebut terekam saat Jokowi melakukan kunjungan kerjanya di di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023) lalu.
Buntut dari video tersebut, pihak istana melalui Sekretariat Presiden memberikan penjelasannya.
Baca juga: Populer Internasional: Atap Sekolah Ambruk di China - Alasan Swedia Biarkan Aksi Pembakaran Al Quran
Terakhir ada kasus pembunuhan yang menimpa seorang driver taksi online di Semarang, Jawa Tengah.
Korban bernama Fauzy Aribammar (27) diduga dibunuh oleh penumpangnya sendiri.
Kini, Fauzy meninggalkan seorang istri yangs sedang hamil anak pertama.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Jasad Siswa SMP di Sukabumi Diautopsi, Diduga Tewas saat MPLS, Pihak Sekolah Mengaku Ada Kelalaian

Personel Polres Sukabumi melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab tewasnya seorang siswa SMPN 1 Ciambar, Sukabumi, Jawa Barat, berinisial MA (13).
Pihak keluarga korban telah menyetujui untuk melakukan pembongkaran makam dan jasad korban akan diautopsi.
Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, menyatakan orang tua korban melaporkan MA meninggal saat mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
MA tewas tenggelam di Sungai Cileuleuy, Sabtu (22/7/2023) siang.
"Hari ini autopsi yang dilakukan terhadap MA, siswa SMP korban dampak dari kegiatan MPLS," paparnya, Selasa (25/7/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Sejumlah tim dilibatkan dalam proses penyelidikan ini, mulai dari tim forensik dari RSUD Sekarwangi, Satreskrim Polres Sukabumi dan Polsek Nagrak.
Dokter Forensik akan memeriksa paru-paru korban di laboratorium dan memeriksa dugaan kasus kekerasan.
Sementara itu, Wawan Kuswandi sebagai perwakilan keluarga korban mengungkapkan, Kepala Sekolah SMPN 1 Ciambar sempat mendatangi rumah duka.
"Jadi pihak sekolah datang meminta maaf dan mengakui ada kelalaian," jelasnya.
Kepala Sekolah SMPN 1 Ciambar menangis di depan orang tua korban dan mengucapkan permohonan maaf.
Meski pihak sekolah sudah meminta maaf, namun keluarga korban tetap memproses kasus ini secara hukum.
2. Istana Jelaskan Video Keluarga Korban Kanjuruhan Dihalangi Aparat Saat Hendak Bertemu Jokowi

Pihak Istana menjelaskan soal video ibu-ibu yang dihalang-halangi aparat TNI saat akan menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika kunjungan kerja di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023) lalu.
Ibu-ibu tersebut diketahui merupakan orangtua dari korban yang meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan Oktober 2022 lalu.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, Presiden Jokowi tidak tahun kejadian tersebut lantaran sudah ada di dalam Pasar Bululawang di Kabupaten Malang.
Presiden Jokowi baru mendapatkan laporan soal kejadian itu saat sedang berkunjung ke PT. Pindad (Persero) di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
"Bapak Presiden langsung meminta Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI Rafael Granada Baay agar kedua ibu tersebut dapat bertemu Bapak Presiden di rumah makan," kata Bey dalam keterangannya, Selasa (25/7/2023).
Namun, hingga Presiden Jokowi dan rombongan selesai makan, kedua ibu tersebut tidak berhasil ditemukan sehingga tidak bisa dihadirkan di rumah makan.
Presiden Jokowi disebut juga telah menerima laporan mengenai pesan yang akan disampaikan oleh kedua ibu itu, yakni meminta bertemu perwakilan liga atau PSSI untuk menyuarakan rasa ketidakadilan atas vonis ringan terkait Kanjuruhan yang melukai hati keluarga yang ditinggalkan.
3. Menjalin Hubungan Khusus Sejak 2018, Perempuan di Sragen Bersikukuh Menikah dengan Kepala Desa

Seorang perempuan warga Sragen, bernisial A (42) bersikukuh agar dinikahi oknum kepala desa Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
A menolak diberi uang oleh kepal adesa tersebut.
Keduanya sempat dimediasi di kecamatan.
A menceritakan mediasi yang digelar pada 10 Juli 2023 lalu itu dihadiri langsung oleh Camat, Kapolsek, Pak Kades dan A sendiri.
Menurut A, mediasi tersebut tidak ada titik temu.
Yang mana, Pak Kades menawarkan akan diberi sejumlah uang.
Namun, hal tersebut ditolak oleh A, lantaran pengorbanannya selama ini tidak bisa lagi dihitung dengan materi.
Melainkan, A bersikukuh agar Pak Kades menikahinya.
"Mediasi di Kecamatan tidak ada titik temu, dari pihak Pak Kades akan memberikan ganti berupa materiil, tapi saya tidak mau, saya mau diberi uang berapa, berapapun saya sudah punya," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (25/7/2023).
Sementara itu, Camat Kedawung, Endang Widayanti membenarkan pelaksanaan mediasi tersebut.
Endang juga menyatakan hal senada, dimana mediasi tersebut tidak menemukan solusi untuk kedua belah pihak.
"Iya benar, beberapa waktu lalu, saya dengan Pak Kapolsek, melanjutkan permintaan Bu A, warga kami karena tugasnya Camat adalah melayani warga, intinya Bu A minta dimediasi dengan salah satu kepala desa kami, kaitannya hubungan asmara," jelasnya.
"Akan tetapi hasil dari mediasi kemarin, karena tuntutan Bu A ini diluar ranah kewenangan kami, maka kami tidak bisa memutuskan," pungkasnya.
4. Rektor UMY Ungkap Fakta Mengejutkan Terkait Sosok Mahasiswa Korban Mutilasi di Sleman

Kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap R (20) menjadi perhatian dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), tempat korban menuntut ilmu.
Rektor UMY, Gunawan Budiyanto mengatakan, tidak menyangka korban merupakan mahasiswa di kampus yang dipimpinnya.
Gunawan mengaku telah mengumpulkan berbagai informasi mengenai sosok R terkait kegiatan di kampus.
"Kita sudah mengumpulkan teman-temannya satu organisasi kemahasiswaan, mereka mengatakan tidak ada yang aneh. Bahkan para mahasiswa bilang, korban adalah penerima hibah penelitian dari lembaga kemahasiswaan,” ujarnya, Selasa (25/7/2023).
Rektor menyebut bahwa R adalah mahasiswa yang berprestasi, bahkan sejak dari SMA sudah aktif di kepramukaan lalu sampai di tingkat kampus.
Selain aktif di pramuka, R juga disebut bersosialisasi dengan baik, misalnya terlibat dalam rapat-rapat mahasiswa.
“Sedih karena anak ini baik-baik saja, dan sering ikut rapat penerimaan mahasiswa baru 2023,” tuturnya.
Berkaca dari kasus ini, Gunawan mengungkapkan pihaknya mencoba membuat mekanisme agar kampus bisa dapat memahami masalah yang dialami mahasiswa.
Menurutnya masalah keterlambatan kuliah, terlambat ikut ujian atau mengumpulkan tugas, termasuk kesulitan ekonomi adalah hal yang umum ditemukan di sebuah kampus namun masalah yang sifatnya pribadi jarang terungkap.
Bagi kami peristiwa mutilasi ini menyadarkan kita bersama bahwa ternyata kampus harus lebih bisa memahami kondisi psikologis mahasiswa,” katanya.
Maka dari itu, saat ini UMY tengah melakukan rekrutmen untuk program konselor sebaya.
Ditargetkan akan ada 1.000 konselor sebaya yang akan aktif mendampingi dan menampung keluhan mahasiswa.
5. Nasib Tragis Driver Taksi Online di Semarang: Dibunuh, Mobil Sewa Dirampas, Istri Hamil Anak Pertama

Nasib tragis menimpa seorang driver taksi online di Semarang, Jawa Tengah, bernama Fauzy Aribammar (27).
Ia tewas saat sedang mencari penumpang menggunakan mobil Kijang Innova Reborn yang disewanya.
Mirisnya, korban meninggalkan istri yang saat ini tengah hamil anak pertama.
Jasad korban ditemukan di Jalan Mugas Dalam Raya, Mugassari, Semarang Selatan, Senin (24/7/2023) sekira pukul 03.00 WIB.
Dari hasil pemeriksaan, terdapat empat luka akibat senjata tajam di tubuh korban.
Fauzy diduga kuat menjadi korban pembunuhan dan mobilnya dirampas oleh terduga pelaku.
Keluarga pun mengaku syok dengan kabar tewasnya Fauzy.
Pihak keluarga mengetahui kabar itu setelah polisi mendatangi kediaman di Jalan Tlogoputih, Kelurahan Palebon, Kecamatan Pedurungan, Semarang.
Diketahui, korban sudah tidak tinggal di rumah tersebut, mengutip TribunJateng.com.
Fauzy memilih mengontrak rumah di Kedungmundu, Semarang bersama istrinya.
Wilis Endang Kurniawati, bibi korban mengatakan, keponakannya itu pindah setelah menikah.
"Sejak kecil memang tinggal di sini. Saya dekat sekali dengan almarhum. Pindah setelah menikah," terangnya.
(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.