Kapal Tenggelam di Buton Tengah
Kapalnya Tenggelam & Menewaskan 15 Penumpang, Sang Nakhoda Akui Sempat Menolong Beberapa Penumpang
Saharuddin selamat setelah berenang menuju Pelabuhan Desa Lagili. Dia juga mengaku sempat menolong beberapa penumpang yang tenggelam.
"Seketika itu juga mesin perahu pincara tersebut mati," jelasnya.
Kemudian salah seorang penumpang menanyakan penyebab mesin tersebut mati.
"Lalu pemilik perahu pincara menjawab saya nyalakan dulu mesin kembali," ujarnya mengutip pernyataan sang nakhoda kapal.
Setelah mesin hidup kembali, perahu pincara tersebut kemudian jalan kembali.
Namun tak lama berselang, perahu tersebut justru mengalami kebocoran pada bagian depan.
"Beberapa saat kemudian perahu pincara tersebut mengalami kebocoran bagian depan," kata Putri.
Kemudian, perahu yang diperkirakan ditumpangi 50 penumpang tersebut dihantam ombak.
Hantaman ombak tersebut membuat perahu oleng dan miring ke kiri.
"Sehingga datang ombak dari depan menghantam depan perahu sehingga perahu oleng dan miring ke kiri," kata Putri.
Kondisi tersebut membuat para penumpang panik, bahkan ada yang terjatuh ke dalam laut.
Setelah miring ke kiri, perahu tersebut kemudian terbalik dan membuat seluruh penumpangnya tenggelam.
"Sehingga penumpang panik dan terjatuh ke dalam laut, lalu perahu tersebut terbalik," jelas Putri.
Dimakamkan Satu Liang Lahad
Suasana haru mewarnai prosesi pemakaman belasan korban meninggal dunia dalam peristiwa kapal tenggelam di Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Senin siang.
Korban tewas dalam kecelakaan kapal itu tersebut dimakamkan di Desa Lagili, Kabupaten Buteng, Provinsi Sultra.
Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, ratusan warga terlihat memadati lokasi pemakaman tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.