Kasus Pembunuhan Pedagang Sate di Bekasi, Pelaku Telpon Korban: Pak Lagi Pusing, Minta Duit
mengatakan bahwa Widodo meminta agar DR bersabar lantaran warung satenya sedang sepi pembeli.
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI- Widodo, pedagang sate yang tewas ditusuk anaknya berinisial DR sempat meminta waktu kepada pelaku.
DIketahui, DR meminta uang Rp8 juta kepada Widodo.
Baca juga: Fakta Baru Pecatan TNI di Bekasi Bunuh Ayah Kandung, Pelaku Duduk Santai saat Polisi Datang
Namun, Widodo tidak bisa menyanggupi karena dagangannya sedang sepi.
Diketahui, penusukan tersebut terjadi di Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Riko, tetangga korban mengatakan bahwa dirinya mengetahui DR sempat meminta uang kepada Widodo sebelum pembunuhan terhadap korban.
"Kalau sama bapaknya sering ngobrol. Ya bapaknya yang cerita. Kalau sudah malam, warung sudah tutup, dia cerita ke sini. Kan dari hari Senin tanggal 19 Juni, dia (pelaku) nelpon bapaknya, 'Pak lagi pusing, minta duit', gitu," kata Riko saat ditemui di dekat lokasi, Jalan Pejuang Jaya, RT 5/12, Medan Satria, Kota Bekasi, Sabtu (1/7/2023).
Ia mengatakan bahwa Widodo meminta agar DR bersabar lantaran warung satenya sedang sepi pembeli.
"Bapaknya bilang, 'iya bentar, lagi sepi (dagangan)," ucapnya.
Riko menduga DR kembali meminta uang, namun dikarenakan Widodo belum bisa memenuhi permintaannya, korban menjawab dengan hal yang sama.
Baca juga: Fakta Baru Pecatan TNI di Bekasi Bunuh Ayah Kandung, Pelaku Duduk Santai saat Polisi Datang
"Mungkin hari Selasa, pelaku minta lagi. Sampai hari Senin tanggal 26 Juni dia di sini, tetap keluar sama bapaknya, nyari makan nyari apa sama bapaknya. Tapi enggak ada sapaan itu sampai sebelum kejadian," tutur Riko.
Pelaku tidak lari usai bunuh korban
Burman, tetangga yang tinggal tepat di sebelah lokasi pembunuhan Widodo, mengatakan pelaku tidak kabur usai melakukan pembunuhan.
Ia menjelaskan baru mengetahui kejadian itu pada Kamis (29/6/2023), sekira pukul 13.00 WIB.
Kasus pembunuhan itu sendiri diketahui terjadi sejak pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Sosok Dimas Rismawan, Pecatan TNI Pembunuh Ayahnya yang Jadi Tukang Sate di Bekasi, Sering Mangkir
aat itu, Burman melihat banyak warga berkerumun di warung sate milik korban.
"Salah satunya yang ada di sana itu, saya lihat pamannya korban. Dia panik. Enggak lama, adiknya korban juga datang," ungkap Burman di lokasi, Jalan Raya Pejuang, Blok C, Nomor 273, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi, Jumat (30/6/2023).
Di lokasi, terdapat pula istri korban berinisial IN dan anak bungsu korban WA beserta pelaku DR.
Saat itu, ia tak mengetahui Widodo Cahyo Putro yang ditemukan tewas bersimbah darah dibunuh DR.
Setelah mengetahui kronologi yang sebenarnya, Burman pun keheranan bahwa DR tak kabur usai membunuh Widodo Cahyo Putro di dalam rumah.
Bahkan, ia melihat tak ada gelagat mencurigakan dari DR saat polisi melakukan pengecekan di lokasi.
"Ada pelaku, enggak kabur dia, ada di dalam sini. Seperti bukan dia yang bunuh, biasa saja dia pas ada polisi. Kayanya begitu, pura-pura engak tahu apa-apa, santai duduk di dalam pakai baju batik," ucapnya.
Bahkan, pelaku ikut mendampingi proses evakuasi jenazah bersama petugas kepolisian dan tim medis ke rumah sakit.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pembunuh Tukang Sate di Bekasi Ditangkap, Pelaku Diduga Anaknya Sendiri
Setelah polisi memeriksa empat orang saksi, yakni Ketua RT, istri korban, anak bungsu dan DR, terungkap fakta bahwa ternyata Widodo Cahyo Putro tewas di tangan anaknya sendiri.
"Kan divisum korban, dibawa ke Kramat Jati, dia pelaku juga ikut," kata Burman.
Diketahui sebelumnya, seorang pedagang sate bernama Widodo, ditemukan tewas di kediamannya yang juga tempatnya berdagang di Jalan Pejuang Jaya RT 5/12, Medan Satria, Kota Bekasi pada Kamis (29/6/2023).
Korban ditemukan tak bernyawa akibat lima luka tusuk di bagian dada, perut, leher dan kepala.
Belakangan, diketahui bahwa DR yang merupakan anak kandung korban, menjadi pelaku pembunuhan.
Motifnya sendiri, DR disebut sakit hati lantaran Widodo menolak memberikannya uang Rp8 juta saat diminta oleh pelaku.
Sosok pelaku temperamental
Menurut Riko, DR disebut sebagai sosok yang temperamen
Riko mengungkapkan sering bercengkerama dengan korban Widodo Cahyo Putra. Beberapa bulan lalu, Widodo menceritakan kepadanya bahwa DR tengah dalam proses pemecatan dari TNI.
"Saya tahu pelaku TNI dan mau dipeca, Bapaknya yang cerita. Enggak tahu gara-gara apa. Saya dengar dari bapaknya," kata Riko di dekat kediaman korban Jalan Pejuang Jaya, RT 5/12, Medan Satria, Kota Bekasi, Sabtu (1/7/2023).
Namun, ia mendengar kabar burung bahwa alasan DR dipecat karena sifatnya yang temperamen. DR disebutkannya sering bertengkar.
"Katanya gara-gara sering berantem. Jangankan sama orang lain, sama teman asramanya juga pernah," ucapnya.
Saat itu, atasan satuan tempat DR berdinas langsung mendatangi kediaman korban untuk memberitahu pihak keluarga bahwa DR sedang bermasalah.
"Langsung dicari sama atasannya kesini, dia berantem tapi enggak mau tanggung jawab. Kalau yang di asrama, berantem sama teman asramanya, satu angkatan," kata Riko. (abs)
Penulis: Rangga Baskoro
Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Pedagang Sate yang Tewas Dibunuh Sempat Memohon Anaknya Bersabar karena Dagangannya Lagi Sepi
dan
Anak yang Bunuh Ayahnya di Bekasi Tidak Kabur, Duduk Santai saat Polisi Tiba di Lokasi Pembunuhan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.