Jumat, 3 Oktober 2025

Modus Iskak Gunakan Uang Koperasi sehingga Bisa Bangun Rumah, Kos-Kosan dan Pasar

Ishak mengatakan, rumah megah dua lantai di Wonorejo, Rungkut, Surabaya dibangun dengan menggunakan dana Koperasi Tegar.

Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
Pensiunan kepala sekolah SD Negeri di Surabaya, Muhammad Iskak (61) menggelapkan dana koperasi Rp 2,3 miliar 

Hilangnya uang yang disimpan di koperasi juga dirasakan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) BMT HU di Kalikotes.

Puluhan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) BMT HU di Kalikotes mendatangi Polres Klaten, Sabtu (4/2/2023). Mereka mempertanyakan uangnya Rp 1,8 miliar kepada pengurus BMT.
Puluhan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) BMT HU di Kalikotes mendatangi Polres Klaten, Sabtu (4/2/2023). Mereka mempertanyakan uangnya Rp 1,8 miliar kepada pengurus BMT. (TribunSolo.com/istimewa)

Perwakilan nasabah, Slamet Widodo menerangkan, kedatangan ke Mapolres Klaten polisi untuk membuat laporan dugaan tindak pidana penipuan atau penggelapan.

Ia bersama 70 nasabah lainnya menderita kerugian total mencapai sekitar Rp 1,8 miliar.

"Total kerugiannya sekitar Rp 1,8 miliar, dengan rincian tabungan pribadi, tabungan kelompok, tabungan pengajian, tabungan haji, saham pendiri, dan deposito," terang dia kepada TribunSolo.com.

Ia selaku nasabah merasa dirugikan, pasalnya sudah sekian tahun mempercayakan uang yang disisihkan untuk tabungan masa depan hingga saat ini belum bisa cair.

"Saat akan melakukan penarikan, kami tidak dilayani dengan baik. Hanya diberi janji," kata Slamet.

Ia juga mendengar kabar kalau omset KSP BMT HU sekarang mulai menipis.

 Hal ini dikarenakan adanya kesalahan manajemen terkait penggunaan jabatan kepengurusan di KSP BMT HU.

Baca juga: Menteri Teten Sarankan Para Pengusaha Bakpia Pathuk Bersatu Jadi Koperasi untuk Melantai di Bursa

Para nasabah melaporkan Ketua pengurus KSP BMT HU, S, dan Manager KSP BMT HU, CZ.

Dimana di jelaskan Slamet, keduanya merupakan pasangan suami dan istri.

"Pada awalnya kami tertarik menabung di KSP BMT HU karena sesuai syariat, apalagi para pengurus merupakan orang terpandang di masyarakat dan memiliki pengetahuan agama yang mapan," kata Slamet.

Setelah kurang lebih 2 hingga 3 tahun ini ia merasa kecewa, pasalnya pelayanan mulai memburuk.

"Harapannya dana kami bisa ditarik kembali, ada dana sekolah, dana tabungan haji hingga saat ini sudah diusahakan diambil namun belum berhasil," kata Slamet.

Maka ia dan perwakilan nasabah melaporkan hal tersebut hari ini.

Pihak nasabah menunjuk pihak lembaga hukum untuk menyeret kasus ini ke ranah hukum.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved