Cerita Juragan Sapi di Solok yang Mulai Usaha sejak Tahun 1970an, Kini Punya Puluhan
Kini, Rustam membagikan kisahnya tentang bagaimana ia memulai berjualan sapi hingga punya 30 ekor sapi.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kisah sukses Rustam (69) pengusaha jual beli sapi yang mulai usaha sejak 1978.
Rustam sering menjual sapinya di Pasar Ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Bisa dibilang, Rustam merupakan pedagang senior di pasar tersebut.
Kini, ia membagikan kisahnya tentang bagaimana ia memulai berjualan sapi hingga punya 30 ekor sapi.
30 ekor sapi itu adalah stok tetap. Istilahnya sebagai investasi. Rustam mengaku ia tetap rutin menampung sapi yang hendak dijual kepadanya.
"Isteri dulu juga tiga. Anak delapan. Sekrang isteri cuma tinggal satu," kata Rustam saat ditanya soal keluarganya.
Baca juga: VIDEO Kementerian Perhubungan Kirim 550 Ekor Sapi ke Jakarta untuk Jamin Ketersediaan Hewan Kurban
Apa yang Rustam ucapkan barusan diamini oleh rekan sesama pedagang sapi yang ikut ngobrol di Pasar Ternak Muara Panas, Senin (19/6/2023) siang. Tawa mereka pecah, diseligi lenguhan suara sapi.
Delapan anak Rustam, empat di antaranya mengenyam bangku perkuliahan. "Sekarang tinggal dua lagi yang kuliah, satu di UPI, satu di Unand," katanya.
Rustam lahir dan besar di Nagari Bukik Sileh, Kecamatan Lembang Jaya. Nagari dingin yang teselip di lereng Gunung Talang ini punya tanah subur. Mayoritas orang kerja sebagai petani.
Namun tidak demikian dengan Rustam. Bukan tak punya tanah yang akan digarap, akan tetapi melakoni jual beli ternak tak dapat dipisahkan dari garis keluarganya.
Ia cerita bahwa dulu ayahnya juga seorang pedagang sapi.
Sebelum ayah Rustam, kakeknya juga demikian.
"Jadi ini sudah usaha turun temurun. Sekarang anak saya juga ada yang ikutan berjualan sapi," katanya.
Rustam lebih irit bicara saat ditanyai berapa modal dan untung dari bisnis ternak di pasar ke pasar.
Ia hanya ketawa dan bilang modal beli sapi tak jauh benar dari harga jual di tingkat pasar ternak.
Sebab rantai pasok sapi di pasar tradisional dimulai dari warga yang punya sapi lalu mejualnya ke pedagang.
Lalu dari pedagang dibeli lagi oleh tukang daging atau untuk disemblih di hari raya kurban.
"Susah menentukan berapa modalnya. Karena lihat dulu apakah sapi itu untuk disemblih atau diputarkan kembali," katanya.
Sepengalaman Rustam, kebanyakan pasar ternak menjual sapi untuk disemblih. Sapi peliharaan biasanya langsung dibeli ke kandang.

Baca juga: Dirjen Perhubungan Laut Kirimkan 550 Ekor Sapi dengan Kapal Ternak, Jamin Ketersediaan Hewan Kurban
Sementara Rustam lebih suka beli anak sapi dan merawatnya sampai besar. Kalau sistem ini dipakai, kata dia, modalnya lebih sedkit dan untung lumayan.
Di rumahnya, Rustam punya ladang rumput seluas setengah hektar. Rumput itu akan diberikan setiap hari sebanyak 20 karung untuk 30 ekor sapi.
Selain rumput, tiap tiga hari ia beri sagu dan dedak untuk makan sapinya. Juga ada beberapa ramuan tradisional agar sapi tak mudah mencret.
Karena usianya yang sebentar lagi kepala tujuh, Rustam kini hanya mendatangi pasar ternak Muara Panas dan Palangki di Kabupaten Sijunjung.
Selain jaraknya yang dekat, hari pasar di kedua lokasi itu hanya berselang satu hari. Sabtu di Palangki. Senin di Muara Panas.
Selasa hingga Jumat Rustam lebih sering di rumah atau berleha-leha bersama anjing peliharaan.
"Ikut beburu tidak lagi. Badan sudah lapuk," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Cerita Sukses Rustam, Juragan Sapi Asal Bukit Sileh Solok, Berkarir Sejak 1978
Sumber: Tribun Padang
10 Provinsi dengan Produksi Daging Sapi Terbesar di Indonesia, Ada Jakarta |
![]() |
---|
Teror Anjing Liar Gigit 11 Warga Padang Pariaman dalam Dua Malam Berturut-Turut |
![]() |
---|
Mengenal Pacu Jawi: Tradisi Balap Sapi yang Sarat Nilai Kemerdekaan |
![]() |
---|
Diduga Ada Permainan Harga, Masyarakat Minta Pemerintah Kelola Daging Sapi |
![]() |
---|
Di Indramayu, Lucky Hakim Lepasliarkan Ribuan Ular Lanang Sapi ke Sawah yang Terserang Hama Tikus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.