Sosok MHD, Bocah SD di Sukabumi yang Tewas Dikeroyok Kakak Kelas, Baru Pindah Sekolah 4 Bulan
MHD, bocah SD di Sukabumi tewas setelah dikeroyok oleh kakak kelasnya, ternyata korban baru pindah sekolah 4 bulan.
TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis menimpa MHD, bocah berusia 9 tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Ia tewas setelah menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh kakak kelasnya.
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, MHD sempat koma akibat penganiayaan yang dialaminya.
Peristiwa pengeroyokan yang menimpa MHD itu terjadi pada Senin (15/5/2023).
Ia mengalami pengeroyokan oleh kakak kelasnya selama dua hari berturut-turut.
Lantas siapakah sosok MHD?
Melansir TribunJabar.id, MHD merupakan siswa yang masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD).
Ternyata, ia merupakan siswa pindahan.
Ia baru pindah ke sekolah yang menjadi lokasi pengeroyokan, beberapa bulan belakangan.
Sebelumnya, MHD bersekolah di sekolah lain yang masih berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Kakek korban berinisial MY (52) mengatakan, cucunya itu baru 4 bulan pindah sekolah.
Korban sengaja dipindahkan ke sekolah agar lebih dekat dengan sang kakek.
"Jadi baru 4 bulan pindah ke sini, tujuannya agar dekat dan sudah membikinkan rumah untuk orangtua dekat sekolah," ujar MY.
MY mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, MHD sempat menyebut nama pelaku yang menganiaya dirinya.
Nama yang disebut oleh MHD yakni berinisial AZ.
MHD menyebutkan nama tersebut dengan suara lirih.
Baca juga: Bocah SD di Sukabumi Tewas usai Diduga Dikeroyok Kakak Kelas, Polisi akan Periksa Pihak Sekolah
"Ketika ditanya siapa yang melakukan (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ."
"Namun, itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," terangnya, Sabtu (20/5/2023).
Pihak keluarga lantas mengecek nama yang disebutkan oleh MHD, ternyata nama itu cocok dengan siswa yang bersekolah di tempat tersebut.
"Sedangkan setelah dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," tambah MY.
Pihak keluarga pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah dan orangtua pelaku.
Hal ini lantaran peristiwa yang menimpa korban terjadi saat kegiatan pembelajaran di sekolah.
"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya."
"Dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggung jawab sekolah," tandasnya.
Kronologi Kejadian
Dikutip dari TribunJabar.id, pengeroyokan yang menimpa MHD itu terjadi di sekolah pada Senin (15/5/2023).

MY menuturkan, saat kejadian, korban sempat mengeluhkan sakit di bagian dada.
Tak hanya itu, korban jug mengalami sesak napas hingga sakit di bagian rahang dan tulang punggung.
MY ketika itu sempat meminta cucunya agar tak masuk sekolah karena kondisinya yang sakit.
Namun, MHD bersikeras ingin tetap sekolah.
"Saya bilangm kalau sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah."
"Namun, saat itu korban memaksa ingin sekolah."
"Lalau ketika berada di sekolah, korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," bebernya.
Setelah pengeroyokan yang kedua, korban mengalami kejang-kejang sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Primaya pada Rabu (16/5/2023).
Awalnya, pihak keluarga tak mengetahui bahwa sakit yang dialami MHD lantaran menjadi korban pengeroyokan.
MHD baru mengatakan kejadian yang sebenarnya setelah dokter menanyakan perihal rasa sakit yang dialaminya.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Bocah SD di Sukabumi Sempat Sebutkan Nama Kakak Kelas yang Mengeroyoknya
"Dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa."
"Dari situ korban baru mengakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh tiga orang kakak kelasnya," jelasnya.
Korban lantas dirujuk ke Rumah Sakit Hermina.
Namun, kondisi korban terus menurun selama tiga hari menjalani perawatan hingga akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (20/5/2023).
"Korban yang kritis tiga hari di rumah sakit, lalu pada hari Sabtu pukul 08.00 WIB, meninggal di RS Hermina," tandasnya.
Dari keterangan dokter, korban mengalami luka di bagian dalam organ dan di bagian anggota tubuh.
"Hasil visum korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak dan tulang punggung retak," tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Sukaraja Kompol Dedi Suryadi mengatakan, kasus ini masih dalam proses penyelidikan.
"Masih dalam penyelidikan dugaan-dugaan, itu baru informasi (dugaan pengeroyokan)."
"Sebab dari keluarga korban pun belum melaporkan apapun kepada kita."
"Hanya kita mendapatkan informasi dan langsung ke tempat korban," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.