Jumat, 3 Oktober 2025

Dukun Sadis di Banjarnegara

Pembunuhan Berantai Mbah Slamet Dilakukan Sejak 2020, Pelaku Tidak Ingat Identitas 12 Korban

Mbah Slamet mengaku telah melakukan aksi pembunuhan sejak 2020. Ia bahkan tidak mengingat nama-nama korban pembunuhan.

Penulis: Faisal Mohay
TRIBUNBANYUMAS.COM/PERMATA PUTRA SEJATI
Dukun pengganda uang Banjarnegara Tohari alias Mbah Slamet, dihadirkan polisi di lokasi penemuan 12 mayat di kebun singkong milik orangtua Tohari di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Banjarnegara, Selasa (4/4/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Selama tiga hari proses pencarian jenazah, polisi telah menemukan 12 jasad korban pembunuhan berantai yang dilakukan TH (45) alias Mbah Slamet.

Dukun pengganda uang tersebut menguburkan para korban pembunuhan di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Pada pencarian hari pertama ditemukan 1 jasad korban berinisial PO.

Kemudian dalam pencarian hari kedua ditemukan 9 jasad dan di hari ketiga 2 jasad.

Baca juga: Pengakuan Seneh, Istri Dukun Pengganda Uang: Nikah 25 Tahun, Tak Tahu Suami Kerja Apa

Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan saat ditemukan jasad para korban tinggal tulang dan tengkorak.

Berdasarkan keterangan Mbah Slamet, aksi pembunuhan dilakukan sejak tahun 2020.

Mbah Slamet juga tidak dapat mengingat identitas 12 korban yang telah dibunuh.

"Tapi yang paling atas terakhir saat ini, dia (mbah Slamet) masih ingat ini lubang kuburnya siapa."

"Mbah Slamet masih mengingat itu lubang jasad Ersa dan istrinya tapi tidak mengenal. Tapi kami belum bisa memastikan karena ketika diintrogasi keterangannya berubah-ubah," paparnya, Selasa (5/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.

AKBP Hendri Yulianto menambahkan, Mbah Slamet melakukan pembunuhan dan menguburkan korban sendirian.

Awalnya, Mbah Slamet mengajak korban ke dalam hutan untuk melakukan ritual.

Mbah Slamet membunuh korban dengan memberikan minuman berisi racun untuk membunuh korban.

Baca juga: Kronologi Terungkapnya Kasus Dukun Sadis Banjarnegara, Tewaskan 12 Orang, Modus Gandakan Uang

"Korban diajak ke lokasi menggunakan kendaraan korban, ada juga yang menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang."

"Kemudian dikasih minum yang isinya obat potasium, dan obat penenang," pungkasnya.

Jasad para korban telah diautopsi di RSUD Margono, Banyumas, Jawa Tengah.

Korban Tewas 6 Sampai 24 Bulan Lalu

Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti mengungkapkan 9 dari 12 jasad korban telah diperiksa tim forensik Bidokkes Polda Jawa Tengah.

Dari 9 korban tersebut, 6 di antaranya merupakan laki-laki dan 3 lainnya perempuan.

Dugaan sementara, para korban meninggal sekitar 6 bulan hingga 24 bulan yang lalu.

"Usianya antara 25 hingga 50 tahun."

"Kami perkirakan waktu kematian antara 6 bulan sampai 24 bulan,” pungkasnya.

Mbah Slamet dan rekannya berinisial BS, dukun pengganda uang pelaku pembunuhan keji terhadap belasan pasiennya. Mayat-mayatnya dia kuburu di lahan hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Mbah Slamet dan rekannya berinisial BS, dukun pengganda uang pelaku pembunuhan keji terhadap belasan pasiennya. Mayat-mayatnya dia kuburu di lahan hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)

Kombes Sumy Hastry menambahkan para korban meninggal karena racun.

"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik,” bebernya.

Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, TH Alias Mbah Slamet Ternyata Seorang Residivis

Sosok Mbah Slamet

Kepala Desa setempat, Mahbudiono mengaku tidak begitu mengenal pelaku karena orangnya tertutup.

Ia bahkan tidak mengetahui pekerjaan Mbah Slamet dan hanya mengetahui pekerjaan istri pelaku.

"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu."

"Tapi istrinya sempat dagang kubis," paparnya, Senin (3/4/2023), dikutip dari TribunMuria.com.

Kades Desa Balun, Mahbudiono - Polda Jateng mengatakan malam ini polisi akan identifikasi para jenazah korban pembunuhan dukun penggandaan uang di Banjarnegara.
Kades Desa Balun, Mahbudiono - Polda Jateng mengatakan malam ini polisi akan identifikasi para jenazah korban pembunuhan dukun penggandaan uang di Banjarnegara. (Sumber: Tribunjateng.com)

Mahbudiono menjelaskan, para warga mengetahui pelaku bekerja sebagai dukun pengganda uang ketika ada tamu dari Palembang.

"Sempat ada yang datang menemui saya adalah seorang warga Palembang bilang ketemu Mbah Slamet ingin menemui keluarganya," lanjutnya.

Lahan tempat para korban dikubur merupakan tanah milik orang tua pelaku.

Para warga juga jarang yang berinteraksi dengan pelaku karena lokasi rumahnya yang jauh.

"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," katanya.

Sementara itu, istri Mbah Slamet, Sanem mengaku tidak mengetahui kasus pembunuhan yang dilakukan suaminya.

Baca juga: Fakta-fakta Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Nekat Bunuh 11 Korbannya dengan Apotas

Sanem mengungkapkan dirinya sudah lebih dari setahun ditelantarkan oleh Mbah Slamet.

"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," tandasnya.

Ia juga tidak mengetahui suaminya merupakan dukun pengganda uang karena hanya bertugas membuatkan minuman ketika ada tamu.

Jasad Ditemukan Tinggal Tulang

Kasus ini pertama kali terugkap setelah adanya laporan orang hilang berisial PO yang jasadnya ditemukan terkubur di hutan tersebut.

Polisi dibantu sejumlah relawan kemudian melakukan penggalian di dalam hutan dan menemukan 10 jasad korban lain, Senin (3/4/2023).

Baca juga: Makam Korban-korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Dibongkar, Begini Kondisinya Menurut Polisi

Seorang relawan, Wanidi Ahmad Hamdani mengatakan, hutan tempat para korban dikubur jauh dari akses jalan bermotor.

Untuk menuju lokasi, perlu jalan kaki sejauh 100 meter dari jalan raya Kalibening Wanayasa.

Saat proses evakuasi ditemukan sejumlah lubang yang digunakan untuk mengubur para korban pembunuhan.

"Di sini ada empat, yang atas ada dua. Kalau total kurang paham saat itu kita masih di bawah. Saat penggalian kita di bawah," paparnya, Selasa (4/4/2023).

Di dalam satu lubang dapat ditemukan lebih dari satu jasad korban.

Ia mengaku tidak mengetahui alasan pelaku mengubur para korban di dalam hutan.

"Yang sudah ditemukan 10 korban. Kalaupun masih ada masih dalam pencarian. Ada tim sendiri terkait itu," lanjutnya.

Baca juga: Pengakuan Istri Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Klaim Tak Tahu Suaminya Bunuh 11 Orang

Menurutnya, jasad para korban ditemukan sudah berupa tulang dan waktu meninggalnya berbeda-beda.

"Ada yang baru satu minggu ada yang utuh. Semuanya utuh enggak ada yang dimutilasi."

"Ada yang sudah dikubur tahunan karena tinggal tulang. Rata-rata orang dewasa semua," pungkasnya.

Proses evakuasi 10 jasad korban pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023). (Dok Polda Jawa Tengah)
Proses evakuasi 10 jasad korban pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023). (Dok Polda Jawa Tengah) (Dok Polda Jawa Tengah)

Awal Mula Kasus Pembunuhan Berantai Terungkap

Jasad korban yang pertama ditemukan yakni seorang warga asal Sukabumi, Jawa Barat berinisial PO (53).

Dilansir TribunJateng.com, penemuan jasad PO membongkar pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.

Awalnya, anak PO yang berinisial GE melapor kepada polisi bahwa ayahnya hilang pada Senin (27/3/2023).

Saat melaporkan kehilangan ayahnya, GE mengaku pernah menemani ayahnya pergi ke seorang dukun pengganda uang di Banjarnegara pada Juli 2022.

GE menemani PO dari Sukabumi menggunakan bus.

Setiba di tempat Tohari, PO meminta untuk digandakan uangnya dengan memberi sejumlah uang.

Setelah itu keduanya kembali ke Sukabumi.

Pada Kamis (23/3/2023), PO kembali mendatangi rumah Tohari sendirian dengan menggunakan mobil.

Baca juga: Foto-foto Penemuan 10 Jasad Korban Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara

Lantaran merasa ada yang janggal, PO sempat mengirimkan pesan WhatsApp ke anaknya yang berinisial S untuk melaporkan ke polisi jika dirinya tidak ada kabar.

"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," tulis Paryanto sebelum meninggal.

Sehari kemudian atau pada Jumat (24/3/2023), handphone milik PO sudah tidak dapat dihubungi.

Anak korban kemudian melapor dan jasad PO ditemukan terkubur pada Sabtu (1/4/2023).

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati/Iwan Arifianto) (TribunMuria.com/Permata)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved