Kamis, 2 Oktober 2025

Erupsi Gunung Merapi

Petani di Desa Jrakah Boyolali Tak Panik Saat Merapi Erupsi, Tetap Aktivitas Panen Cabe dan Tomat

Hujan abu vulkanik tak surutkan para petani panen tomat dan cabai di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (11/3/2023).

Editor: Adi Suhendi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Petani di Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tengah memanen cabai di ladang meski diguyur hujan abu Merapi, Sabtu (11/3/2023). Warga tampak santai, meski hujan abu semakin tebal. 

Dia terlihat memanen cabai merah besar yang dia tanam di ladangnya.

"Ya cuma kotor. Tidak apa-apa," ucapnya kepada TribunSolo.com terlihat santai.

Sunari Pari petani di Tlogolele, Kecamatan Selo, pun tetap berada di kebun karena sebagian besar tanaman warga lagi masa panen.

Baca juga: Viral Video Wisatawan Ketep Asik Abadikan Erupsi Gunung Merapi, Ingin Saksikan Luncuran Awan Panas

Sayur dan buah hasil pertanian tak luput dari abu vulkanik Gunung Merapi.

Tomat yang semula berwarna merah berubah jadi putih keabu-abuan.

Begitu juga dengan cabai merah besar dan cabai hijau pun bernasib sama.

Meskipun terdampak, tapi hal itu tak berpengaruh terhadap harga jual di pasaran.

Abu yang menempel itu cukup dikibaskan saja sudah rontok.

"Tidak ada. Ya harganya biasa saja tidak terdampak," kata Sunari Pari.

Dia menyebut jika saat ini harga cabai merah besar dari petani sebesar Rp 23 ribu/kg.

Sementara harga tomat malah naik jadi Rp 5 ribu/kg.

"Tomat ini lagi bagus. Kemarin Habis turun harganya. Sekarang naik lagi," tambahnya

Dia mengaku hujan abu ini juga tak berakibat pada tanaman.

Bahkan, jika setelah diguyur hujan abu lalu di hujan air tanah akan menjadi lebih subur.

Kelik Suharno mengatakan hal senada.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved