Abu Vulkanik Gunung Marapi Mengeluarkan Aroma Menyengat Khas Belerang di Cumantiang Kabupaten Agam
Abu vulkanik yang turun di Cumantiang Kabupaten Agam tidak berlangsung lama, sebab berselang setengah jam arah angin sudah berubah lagi
"Jika gunung api yang lain ketika erupsi ini menimbulkan letusan percikan api dan lava yang mengalir, Gunung Marapi tidak seperti itu," ungkap Teguh.
Baca juga: Gunung Marapi di Sumbar Erupsi, Total 20 dari 47 Pendaki Sudah Turun, Sisanya Masih dalam Perjalanan
Sebab, kata Teguh, potensi paling bahaya dari erupsi di Gunung Marapi ini, hanya berdampak kepada ketebalan asapnya dan turunnya abu vulkanik ke pemukiman warga.
Lebih lanjut, jika ledakan erupsi Gunung Marapi cukup dahsyat dan melebihi rata-rata, kata Teguh, bakal menyebabkan material batuam kecil sebesar kelereng sampai ke pemukiman.
"Radiusnya pun juga tidak terlalu jauh. Material yang terlempar itu berdampak kepada pemukiman di badan Gunung Marapi saja," kata Teguh.
"Kalau abu vulkanik yang dikeluarkan itu, bisa turun ke pemukiman yang dibawa kemana arah angin pada saat itu," tambah Teguh.
Teguh mengatakan, masyarakat tidak telalu cemas dan takut ketika erupsi di Gunung Marapi. Serta, selalu memperhatikan atap rumah dan bahan pangannya.
"Ditakutkan nanti ada abu vulkanik yang turun dan sampai ke atap hingga sumur, ini beresiko besar terhadap keracunan jika sampai termakan" tutur Teguh.
Petugas pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi menyampaikan, sejarah Gunung Marapi meletus disertai lelehan lava pernah terjadi.
"Kalau dirunut ke sejarahnya, lelehan lava pernah terjadi di Gunung Marapi, tercatat itu pada 1987 silam," ungkap Rifandi.
Namun, potensi terjadinya lelehan lava itu, kata Rifandi, diprediksi tidak akan terjadi saat erupsi Gunung Marapi saat ini.
Sebab, sejauh ini PGA Marapi tidak melihat adanya indikasi perubahan sifat erupsi di Gunung Marapi.
"Sejauh ini masih akan bersifat letusan atau erupsi freatik, hanya berdampak kepada banyaknya uap berupa abu vulkanik yang disemburkan keluar kawah," kata Rifandi.
Rifandi menjelaskan, perubahan sifat letusan dari gunung api itu, tidak didasari faktor khusus. Semuanya terjadi secara alami saja.
"Untuk melihat dan menyebutnya freatik itu, kita harus melihat dan mengamati dari gerakan letusannya hingga tremor yang terjadi juga. Sejauh ini, Gunung Marapi masih aman, hanya erupsi bersifat freatik," pungkas Rifandi.(TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Seminggu Erupsi Gunung Marapi: Abu Vulkanik Turun di Cumantiang Agam, Warga Cium Aroma Belerang
Sumber: Tribun Padang
Daftar Wilayah Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi: Abu Vulkanik, Awan Panas, hingga Ancaman Lahar |
![]() |
---|
Update Erupsi Gunung Lewotobi, 24 Penerbangan ke Bali Dibatalkan, Abu Vulkanik Capai Ende |
![]() |
---|
Gunung Sakurajima Meletus, Abu Vulkanik Capai Ketinggian 2.800 Meter |
![]() |
---|
Senin Pagi, Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi |
![]() |
---|
5 Gunung di Indonesia Alami Erupsi Hari Ini, Gunung Semeru Catat 13 Erupsi dalam Sehari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.