Senin, 6 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Siti Tak Pernah Menyangka Senin Pagi Jadi Hari Terakhir Melihat Suami hingga Firasat Burung Terbang

Siti Soliha (50) tak pernah menyangka Senin (21/11/2022) pagi menjadi hari terakhir dirinya melihat sang suami, Asep Rudi Hendra.

Editor: Dewi Agustina
TribunnewsDepok.com/Alex Suban
Kendaraan melintas di Jalan Raya Cipanas-Cianjur yang longsor di Desa Cugenang, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Di lembah ini, pada Jumat sekitar pukul 08.00 tim penyelamat berhasil menemukan rombongan guru TK Islam Al-Azhar yang menjadi korban longsor akibat gempa Cianjur, Senin (21/11/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA - Siti Soliha (50) tak pernah menyangka Senin (21/11/2022) pagi menjadi hari terakhir dirinya melihat sang suami, Asep Rudi Hendra (48).

Asep yang bekerja di Tangerang itu biasanya pulang ke rumah keluarganya di Desa/Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka setiap satu bulan sekali.

Baca juga: Menilik Permukiman Terdampak Gempa Cianjur di Cieundeur, Depan Tampak Kokoh di Dalam Roboh

Tapi pada Sabtu (19/11/2022), dua hari sebelum terjadi gempa di Cianjur, Asep pulang ke rumahnya sengaja untuk menghadiri acara pertunangan anaknya pada hari Minggu (20/11/2022).

Keesokan harinya, Senin (21/11/2022) pagi atau beberapa jam sebelum gempa magnitudo 5,6 menggunvang Cianjur,  Asep berpamitan kepada sang istri Siti Soliha untuk kembali bekerja di Tangerang.

Itulah saat terakhir kalinya Siti melihat suami yang sudah menikahinya sejak puluhan tahun lalu ini.

Namun keberadaan Asep selama beberapa hari terakhir tak diketahui sejak dia meninggalkan Majalengka untuk bekerja di Tangerang.

Baru lah pada Jumat (25/11/2022) jenazahnya ditemukan oleh Tim Gabungan.

Menurut Siti, suaminya itu memang kerap melewati wilayah Cianjur jika pergi ke tempat bekerja.

"Iya, jadi suami saya berangkat dari rumah jam 8 pada hari Senin tuh."

"Suami saya mau ke Tangerang, karena memang kerjanya di sana sebagai kontraktor."

"Biasanya, kalau berangkat ke Tangerang, suka lewat Cianjur gitu," ujar Siti.

Baca juga: 9 Pelintas Tewas Akibat Gempa Cianjur Belum Teridentifikasi, BNPB: Lapor Jika Kehilangan Keluarga 

Siti menyebutkan, biasanya sang suami jarang pulang ke rumah.

Asep biasanya pulang setiap sebulan sekali.

Tapi karena ingin menghadiri acara pertunangan anak pertamanya, Asep ketika itu pulang ke rumah.

"Suami saya itu pulang hari Sabtu kemarin, karena Minggu nya memang ada acara, kalau anak kami mau tunangan," ucapnya.

Dari situ, Siti mengaku sudah mengalami sejumlah firasat untuk ditinggalkan sang suami selama-lamanya.

Seperti sempat melihat burung terbang beberapa hari sebelumnya dan ada rasa khawatir ketika suaminya tersebut pamit pada Senin pagi.

"Firasat waktu malam Jumat saya sempat melihat ada burung terbang, tapi belum kepikiran macam-macam."

"Terus waktu suami pamit berangkat Senin nya itu jam 08.00 WIB, saya ngerasa gimana gitu, jadi lihatin suami saya terus sampai ke jalan," jelas dia.

Siti pun masih tak menyangka suaminya menjadi salah satu korban bencana alam yang merenggut ratusan korban jiwa tersebut.

Sebab, sampai Jumat pagi kemarin, belum ada laporan tentang keberadaan suaminya.

Namun, ia tetap tegar dan mencoba menerima kenyataan.

Baca juga: Nasib Penumpang Mobil Angkot Warna Biru yang Terbawa Tanah Longsor Akibat Gempa Cianjur Terungkap

"Memang dari Senin pamit berangkat ke Tangerang itu, suami sudah gak ada kabar, tapi gak kepikiran menjadi korban gempa."

"Cuma saya dapat informasi kalau ada peristiwa gempa di Puncak, nah di situ saya mulai khawatir."

"Saya cek chatting wa sama suami saya, ternyata terakhir dilihat itu hari Senin siang jam 13.02 WIB, kayanya itu suami saya lihat mau ngabarin saya, tapi keburu gempa."

"Benar saja, hari ini saya dapat kabar dari desa kalau suami saya jadi korban gempa, ada di rumah Sakit Sayang di Cianjur katanya. Langsung saja Jumat siang keluarga langsung jemput jenazahnya," katanya.

Ya, Asep Rudi Hendra (48), warga Desa/Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka ternyata menjadi salah satu korban gempa Cianjur.

Jasad guru dari rombongan KB-TK Islam Al-Azhar 18 Cianjur yang menjadi korban longsor di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Kabupaten Cianjur, berhasil ditemukan, Jumat (25/11/2022). Korban termasuk Yayah dan anaknya yang ditemukan dalam kondisi berpelukan dalam timbunan longsor.
Jasad guru dari rombongan KB-TK Islam Al-Azhar 18 Cianjur yang menjadi korban longsor di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Kabupaten Cianjur, berhasil ditemukan, Jumat (25/11/2022). Korban termasuk Yayah dan anaknya yang ditemukan dalam kondisi berpelukan dalam timbunan longsor. (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Saat kejadian gempa, Asep dikabarkan sedang beristirahat di Rest Area Tapal Kuda Cugenang, Cianjur.

Namun takdir berkata lain, dia menjadi salah satu dari ratusan korban meninggal akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah Cianjur.

Jenazahnya baru ditemukan oleh Tim SAR Gabungan Cianjur pada Jumat (25/11/2022) kemarin atau pada hari kelima pasca gempa terjadi.

Jenazah Asep sempat dibawa ke Rumah Sakit Sayang daerah setempat.

Jasad korban akhirnya terindentifikasi atas nama Asep Rudi Hendra, warga Kabupaten Majalengka.

Kini, jenazah sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Dawuan diwarnai isak tangis keluarga serta diiringi oleh ratusan warga.

Sebelumnya jenazah dijemput oleh keluarga korban pada Jumat siang.

Baca juga: Divif I Kostrad Kerahkan 400 Prajurit Hingga Buldoser Buka Akses Jalan Putus Akibat Gempa di Cianjur

Korban Meninggal Sudah 310 Orang

Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang menguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) bertambah lagi.

Hingga Jumat (25/11/2022) malam, korban meninggal dan sudah teridentifikasi menjadi 310 orang dari sebelumnya 272 korban.

Bertambahnya jumlah korban ini setelah Tim SAR gabungan menemukan sebanyak 17 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang tertimbun longsor di dua titik.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, dari sebanyak 39 orang yang hilang di dua titik lokasi longsor, 17 di antaranya telah ditemukan petugas gabungan.

"Dari 17 jenazah yang ditemukan tersebut, sembilan merupakan warga Desa Mangunkerta setelah teridentifikasi. Sedangkan delapan lainya merupakan warga yang tengah melintas dan belum teridentifikasi," ucapnya pada wartawan.

Selain itu, pihaknya bersama petugas gabungan telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 21 jenazah yang ditemukan sebelumnya.

Siti Soliha, Istri Korban Gempa Cianjur Asep
Siti Soliha (50), istri dari Asep Rudi Hendra warga Desa/Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka yang menjadi korban gempa bumi hingga meninggal dunia di Cianjur. Siti Soliha (50) tak pernah menyangka Senin (21/11/2022) pagi menjadi hari terakhir dirinya melihat sang suami, Asep Rudi Hendra (48).

"Kemarin ada satu jenazah by name by address yang telah ditemukan. Lalu berdasarkan penelusuran dari rumah sakit, Puskesmas dan DVI ditemukan 20 jenazah teridentifikasi, sehingga jumlah korban meninggal jadi 310 orang," kata dia.

Ia mengatakan, petugas gabungan dari SAR, TNI/Polri hingga saat ini masih melakukan pencarian terhadap 24 orang yang belum ditemukan.

Namun jumlah tersebut sudah teridentifikasi.

"Jumlah rumah yang mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat masih sebanyak 58.049. Sampai sekarang jumlah rumah rusak ini masih fluktuatif, tetapi pihak terkait masih melakukan verifikasi," kata dia.

Suharyanto menambahkan jumlah sekolah yang mengalami kerusakan mencapai 363 bangunan, 144 tempat ibadah, 16 bangunan perkantoran dan gedung.

Baca juga: Tim SAR Evakuasi 17 Korban Gempa Cianjur di Warung Sate Shinta

9 Korban Belum Teridentifikasi

Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengimbau warga di sekitar Cianjur maupun di luar Kabupaten Cianjur untuk segera melapor jika merasa kehilangan anggota keluarganya. 

Pasalnya, ada 9 orang pelintas yang ditemukan meninggal dunia akibat gempa, Jumat (25/11/2022) dan hingga kemarin belum dapat teridentifikasi identitasnya. 

"Mohon seluruh masyarakat di sekitar Kecamatan Cugenang, atau seluruh Kabupaten Cianjur, atau di luar Kabupaten Cianjur yang merasa ada anggota keluarga yang tidak ditemukan atau hilang, segera melapor," kata Suharyanto dalam konferensi pers secara daring dari Cianjur, Jumat (25/11/2022) 

BNPB memperbarui laporan jumlah pelintas yang meninggal dunia dalam musibah gempa berkekuatan 5,6 magnitudo.

Sebelumnya, pelintas yang dilaporkan meninggal dunia hanya 7 orang. 

"(Awalnya) ada 39 yang masih hilang. Dari 39 (orang) itu disampaikan bahwa 32 orang warga Cugenang dan 7 adalah yang pelintas. Setelah tadi dilakukan pencarian, ditemukan bukan 7, tapi ada 9 jenazah," tuturnya. 

Secara total, Tim SAR telah menemukan 17 jenazah pada Jumat kemarin.

Selain 9 orang pelintas, 8 jenazah lain yang ditemukan merupakan warga Cugenang. 

Dengan demikian, korban jiwa gempa bumi Cianjur mencapai 310 orang. 

"Hasil operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan tim SAR per hari ini, dapat jenazah sebanyak 17 orang sehingga jumlah meninggal menjadi 310 orang," jelas Suharyanto.

Seperti diketahui, gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. 

Gempa membuat ribuan rumah dan fasilitas rusak serta 60 ribu lebih warga mengungsi. (Tribuncirebon.com, Eki Yulianto) (Tribun Jabar/Fauzi Noviandi) (Tribunnews.com/Rina Ayu/Dewi Agustina)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Maut Jemput Asep di Tapal Kuda Cugenang, Warga Majalengka Itu Sempat Lihat Hape Sesaat Sebelum Gempa

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved