Kronologi Penganiayaan Pegawai Karaoke di Boyolali yang Diduga Libatkan Oknum Kopassus
Kronologi penganiayaan pegawai karaoke di Boyolali, Jawa Tengah yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kronologi penganiayaan pegawai karaoke di Boyolali, Jawa Tengah yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan sejumlah orang.
Penganiayaan pegawai karaoke di Boyolali itu terekam kamera CCTV.
Video rekaman CCTV itu kemudian diunggah di media sosial oleh akun Twitter @PaKaraoke dan akhirnya viral.
Dalam rekaman CCTV itu, sejumlah pelaku tampak melakukan pemukulan terhadap beberapa pegawai.
Pemukulan itu dilakukan berulang kali.
Bahkan, salah satu pelaku memukulkan helm ke kepala korban secara bertubi-tubi.
Selain melakukan penganiayaan, pelaku juga melakukan perusakan fasilitas karaoke.
Baca juga: Kopassus Proses Dugaan Tindak Kekerasan Anggotanya di Boyolali yang Viral di Media Sosial
Dalam postingannya, PA Karaoke menyebut salah satu pelaku merupakan oknum Kopassus dari Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura.
Terkait peristiwa ini polisi hingga Kopassus telah memberikan tanggapan.
Berikut rangkuman peristiwa penganiayaan pegawai karaoke di Boyolali, mulai dari kronologi hingga respons polisi:
1. Waktu kejadian
Dikutp dari TribunSolo.com, penganiayaan oleh oknum Kopassus dan sejumlah orang itu terjadi pada Senin (21/11/2022).
Hal itu diungkap oleh pengelola PA Karaoke Boyolali, Asharry.
Asharry mengatakan penganiayaan itu terjadi pada Senin malam sekira pukul 22.30 WIB.
2. Kronologi kejadian
Asharry juga mengungkap kronologi penganiayaan.
Menurut Asharry, awalnya ada dua orang laki-laki masuk ke PA Karaoke Boyolali.
Dua orang itu kemudian menanyakan ketersediaan room.
Saat itu, kebetulan room untuk karaoke penuh. Namun, mereka tidak percaya.

Keduanya langsung naik ke lantai dua untuk mengecek sendiri kondisinya.
"Dua orang itu pun langsung masuk ke dalam room," ujarnya, Rabu (23/11/2022).
Baca juga: Danjen Kopassus Akan Cek dan Tindak Lanjuti Video Viral yang Sebut Anggota Grup 2 Lakukan Kekerasan
Setelah melakukan pengecekan, dua orang itu marah-marah ke pegawai karaoke dan meminta agar disediakan room.
Pegawai yang tak bisa menyediakan room pun langsung jadi sasaran amarah dua orang tersebut.
Kaca yang ada di atas meja jadi sasaran amukan mereka hingga pecah.
Beberapa pegawai kemudian diamuk.
Setelah beberapa kali melakukan pemukulan, keduanya keluar untuk mengajak dua orang lainnya yang masih ada di luar.
Empat orang yang masuk ke dalam PA karaoke langsung membabi buta, beberapa orang karyawan PA Karaoke dipukuli.
Pelaku bahkan menggunakan helm untuk memukul karyawan PA Karaoke.
Total ada 5 karyawan yang menjadi korban dalam peristiwa ini.
Bahkan ada salah satu korban yang sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit.
"Karena ada pendarahan di kepala itu. Karena pas dihantam itu kena pojok-pojokan (lancip)," ujarnya sambil menunjukkan bagian belakang kepala yang mengalami luka.
3. Lima pegawai jadi korban, dua di antaranya wanita
Masih menurut keterangan Asharry, pegawai karaoke yang menjadi korban penganiayaan itu sebanyak lima orang.
Mereka antara lain, waitres, penjaga kasir, kasir dan seorang scurity.
"Inisial korban antara lain, MM, DT, LA, AG dan DW. DT ini setelah kejadian di rawat di rumah sakit," ujarnya.
DT dan LA merupakan pegawai perempuan di bagian kasir.
Kedua perempuan itu menjadi korban amukan oleh pelaku yang kesetanan lantaran kehabisan room saat akan berkaraoke.
Sedangkan AG, yang mengalami luka pada bagian kepala saat ini juga masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Dia menyebut ke lima pegawainya itu kebanyakan mengalami luka pada bagian tangan.
Sebab, meski para korban ini telah tersungkur, para pelaku tak juga menghentikan aksinya.
"Kan pas sudah dalam kondisi tergeletak itu mereka tetap dihajar. Jadi tangannya melindungi muka," jelasnya.
Aksi yang dilakukan para pelaku ini berlangsung cukup lama.
Setelah dua pelaku menganiaya mereka keluar untuk memanggil temannya yang lain.
"Ya kurang lebih satu jam an lah. Mereka menganiaya pegawai kami itu," ujarnya.
4. Respons polisi
Terkait kejadian penganiayaan tersebut, Polres Boyolali menyatakan telah menerima laporan dari korban.
Polisi menyatakan, laporan penganiayaan tersebut saat ini tengah ditindaklanjuti.
"Ini sedang kita tindak lanjuti," kata Kasat Reskrim, AKP Donna Briadi mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Asep Mauludin, Rabu (23/11/2022).
Diungkap AKP Donna, dalam laporan polisi itu, disebutkan jumlah korban sebanyak 6-7 orang.
Saat ini, polisi mengatakan masih menunggu hasil visum untuk mengetahui luka yang dialami.
Dia menyebut dari hasil laporan yang diterima, peristiwa itu bermula dari seorang yang hendak karaoke.
Namun, seluruh room penuh.
"Namun dia memaksa untuk disediain tempat. Padahal tempatnya full. Menurut laporan awan seperti itu," jelasnya.
Dia yang masih melakukan penyelidikan kasus ini belum bisa menjelaskan secara rinci.
Termasuk penyelidikan soal terkait keterlibatan oknum tidak bertanggung jawab dalam penganiayaan.
"Belum tau. Nanti kita klarifikasi dulu semuanya," tutur Asep.
"Kita baru mau cek TKP. Kita juga akan melakukan klarifikasi-klarifikasi atas laporan tersebut," imbuhnya.
Sedangkan dalam laporan itu, ada dua yang dilaporkan.
Keduanya diduga yang melakukan penganiayaan.
5. Tanggapan pihak Kopassus
Pihak Kopassus memberikan tanggapan terkait peristiwa penganiayaan yang dilakukan di sebuah karaoke di Boyolali dan diduga melibatkan seorang anggota.
Kepala Penerangan Kopassus Letkol Inf Marlon Silalahi membenarkan terdapat anggotanya yang terlibat dalam penganiayaan tersebut.
Saat ini, oknum anggota Kopassus itu tengah diproses.
"Bahwa kejadian tersebut sedang diproses oleh satuannya sehingga lebih jelas," kata Marlon ketika dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (23/11/2022).
Baca juga: 32 Orang Tewas dalam Insiden Kebakaran di Tempat Karaoke Vietnam
Menurut Marlon, penganiayaan itu terjadi karena salah komunikasi.
Ia mengatakan kebetulan salah satu anggota Kopassus berada di tempat kejadian.
Namun ia menyatakan oknum anggota Kopassus itu bukanlah yang melakukan pemukulan dengan menggunakan helm.
"Tapi yang pasti anggota kami bukan yang mukul menggunakan helm," kata Marlon.
(Tribunnews.com/Daryono/Gita Irawan) (TribunSolo.com/Gita Irawan)