Selasa, 30 September 2025

Siswi SMA di Sragen Dirundung Guru karena Tak Pakai Jilbab, Disdikbud Jateng Beri Peringatan

Kasus perundungan siswi SMA di Sragen turut disorot Disdikbud Jateng. Perundungan ini dialami siswi karena tidak memakai jilbab saat sekolah.

TribunJogja.com
Ilustrasi bullying. Disdikbud Jateng beri peringatan kepada para guru yang melakukan perundungan. Hal ini diungkapkan setelah kejadian siswi SMA di Sragen yang alami perundungan oleh guru karena tidak memakai jilbab. 

Ayah Z, Agung Purnomo (47) mengungkapkan jika kejadian ini membuat putrinya syok dan tidak mau berangkat ke sekolah.

"Kondisi anak sekarang nggak berani sekolah, takut," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.

Orang tua Z mengaku kecewa dengan guru yang melakukan perundungan karena memaksakan pendapatnya sendiri terkait pemakaian jilbab.

"Guru matematika itu, memarahi dia sudah cenderung ke arah bullying. Pada dasarnya, pendidik edukasinya kan harusnya tatarannya objektif. Tapi ini sudah masukkan subjektivitas guru itu sendiri," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Agung Purnomo menambahkan jika perundungan ini dilakukan di depan teman-teman sekelas saat jam pelajaran.

"Waktu pelajaran matematika selama dua jam penuh dimarahi. Sampai ketakutan, nangis, sampai ndredeg (gemetar ketakutan), kata-katanya itu berlebihan," tambahnya.

Selain menyinggung masalah jilbab, guru tersebut juga menyinggung agama anaknya.

"Waktu mau izin pulang, anak saya ditanyain gurunya lagi, Z itu agamanya apa, kenapa gak berjilbab, berarti dia tidak dapat hidayah dong."

"Hal seperti ini sebenarnya dari sisi pendidikan kami oke, saat pelajaran agama, anak kami dipanggil secara personel monggolah," ungkapnya.

Baca juga: Ayah Mertua di Sragen Hajar Menantu Hingga Berujung Laporan Polisi: Korban Selingkuhi Putri Pelaku

Guru yang melakukan perundungan meminta maaf

Guru yang melakukan perundungan, Suwarno (54) telah meminta maaf kepada Z dan keluarga.

Suwarno mengakui jika perbuatannya salah dan membuat orang lain tidak nyaman.

"Sudah, hari itu langsung menemui kedua orangtuanya di rumahnya, sudah minta maaf karena menyadari saya guru biasa, suatu saat lalai itu wajar."

"Dan setelah itu saya renungkan, saya tidak mengulangi lagi, ternyata dampaknya tidak baik kepada anak-anak," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari) (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah/Fristin Intan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan