Senyum UMKM di Solo Usai Didampingi Pemprov Jateng, Pesanan Meningkat, Untung Berlipat
Setelah ditelusuri, rupanya pesanan yang masuk itu datang dari orang-orang yang mengetahui Malmil Craft dari Lapak Ganjar.
"Misalnya, dulu saat ikut inkubator bisnis itu, usaha saya masih berada di rumah ibu. Setelah ikut pelatihan, muncul keberanian untuk menyewa tempat dan membuka cabang di lokasi yang lebih strategis," ujar pria berusia 37 tahun ini.
Kini, usaha sosis Gajahan milik Ridho telah berkembang pesat dari semula hanya satu otlet, kini telah berkembang menjadi tiga oulet.
Omset yang diperoleh juga meningkat tajam dari dulu hanya sekitar Rp 30 juta per bulan, kini telah mencapai Rp 150 juta per bulan.

Membangun Promosi dan Pendampingan Berkelanjutan
Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Retno Tanding, menilai promosi UMKM melalui Lapak Ganjar merupakan hal yang bagus.
Selain gratis, promosi melalui akun Instagram Ganjar Pranowo secara otomatis bakal menjangkau seluruh followers Ganjar yang jumlahnya cukup banyak.
“Pak Ganjar ini kan punya banyak follower. Kalau orang pada posting di sana, sekian juta yang menjadi follower-nya itu kan akan tahu, oh ini ada produk ini. Itu efektif karena Pak Ganjar itu kan publik figure,” katanya, Jumat (7/10/2022).
Namun demikian, menurut Retno, UMKM sebaiknya tidak hanya mengandalkan Lapak Ganjar. Tetapi, juga membangun media sosialnya sendiri untuk memasarkan produknya.
“Kalau saya melihat, kan Pak Ganjar tidak setiap hari membuka lapaknya, tidak setiap saat bisa dilakukan. Jadi saya kira tidak cukup. Para UMKM perlu juga untuk memanfaatkan media sosial mereka sendiri. Mereka bisa membangun media sosialnya untuk mempromosikan produk-produknya,” ujarnya.
Baca juga: Cerita Sukses UMKM Desa Sukarara Lombok Manfaatkan Ekosistem Digital Lewat Pelatihan Bakti Kominfo
Materi tentang pemasaran media sosial ini bisa menjadi bagian materi dalam pelatihan UMKM yang diberikan oleh pemerintah.
“Ini kan bagian pemasaran. Ini bisa dikuatkan nih pelatihannya, bagaimana memotret produknya agar hasil potretannya bagus dan bisa ditayangkan di media sosial mereka. Jadi mereka bisa membuat media sosial khusus produk-produknya atau mereka punya media sosial yang dipakai juga untuk memasarkan produknya,” bebernya.
Terkait pendampingan UMKM, Retno berpendapat pemerintah perlu memberikan pendampingan secara berkelanjutan.
Selain itu, perlu juga dilakukan penilaian terhadap UMKM yang sudah didampingi apakah ada kemajuan terhadap UMKM yang didampingi.
“Formula keberhasilan UMKM sangat variatif. Pemerintah juga perlu melihat, UMKM yang bisa berhasil memiliki karakteristik seperti apa, yang tidak berhasil karakteristiknya seperti apa. Ada UMKM yang bisa berkembang padahal baru sekali diberi pelatihan. Ada juga yang tiga kali kali diberi pelatihan tetapi nggak bisa berkembang. Ini yang perlu dipisahkan,” bebernya.
Pendampingan berkelanjutan, tambah Retno, diperlakukan untuk memastikan proses pendampingan berhasil.