Jumat, 3 Oktober 2025

Roni Ditemukan Tewas di Kapal, Keluarga Menduga Korban Dianiaya karena Ada Bekas Sayatan

Keluarga korban menduga Roni Sahroni meninggal tak wajar setelah mereka menemukan sejumlah kejanggalan pada jasad korban.

Editor: Dewi Agustina
nakedsecurity.sophos.com
Ilustrasi - Roni Sahroni (51), seorang penumpang kapal Kapal Leuser, warga Desa Lape Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa ditemukan meninggal dunia di dalam kapal saat dalam perjalanan. Keluarga korban menduga Roni Sahroni meninggal tak wajar setelah mereka menemukan sejumlah kejanggalan pada jasad korban. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNNEWS.COM, KOTA BIMA - Roni Sahroni (51), seorang penumpang kapal Kapal Leuser, warga Desa Lape Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa ditemukan meninggal dunia di dalam kapal saat dalam perjalanan.

Keluarga korban menduga Roni Sahroni meninggal tak wajar setelah mereka menemukan sejumlah kejanggalan pada jasad korban.

Baca juga: Wanita Tewas di Vila dengan Luka Sayatan di Leher, Terduga Pelaku Sempat Ancam Pemilik Penginapan

Kejanggalan tersebut terlihat dalam video yang diambil penumpang lain dan dikirim kepada keluarga korban.

Johar Arifin, keluarga Roni mengungkap, awalnya Roni berangkat dari Papua bersama 4 orang temannya.

Mereka berangkat dari Pelabuhan Merauke, tanggal 27 September 2022 menggunakan Kapal Leuser penyeberangan Merauke-Bima.

Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2022, Roni diketahui masih berada di dalam kapal menuju Ambon dan diberitahu oleh salah satu temannya bernama Ifan.

Saat itu malam sekitar pukul 23.00 Wita, Roni masih bersenda gurau dengan anak istrinya melalui sambungan video call.

"Roni berada di lantai 7 kapal, saat dipanggil oleh teman-temannya, tidak mau turun," kata Johar.

Begitu proses perjalanan kapal atau pada tanggal 2 Oktober 2022, karena Roni tidak turun dan ditemui pada pukul 11.00 Wita, kondisi korban sudah tidak bernyawa dan kaku.

Selain itu, posisi badan telentang, kaki kiri berada di bawah.

Sedangkan kedua tangannya dikepal, seakan-akan menahan sesuatu.

Baca juga: Dua ASN Pemkab Karawang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan, Ini Penjelasan Polda Jabar

Tidak hanya itu, terdapat sayatan dan darah di ibu jari kiri korban, pergelangan tangan kiri ada sayatan, luka robek di kening dan telinga kiri bawah ada bekas goresan.

"Kami di video call oleh temannya itu dan melihat ada kejanggalan," ujarnya.

Setelah itu, dari komunikasi tersebut via selular tersebut, dirinya meminta ke Ifan (teman korban) untuk membawa HP ke kapten kapal untuk klarifikasi.

Permintaannya pun dituruti dan meminta kronologis kejadian soal jasad Roni.

"Menurut kapten kapal, aturannya di mana pelabuhan terdekat di situlah mayat diturunkan. Tapi kami keluarga tidak mau tahu. Mayat itu harus dibawa ke Bima, sesuai tiket," ujarnya.

Kemudian setelah kapal tiba di Pelabuhan Ambon, menurut kabar dari Ifan, ada petugas medis dan aparat yang naik ke kapal.

Kemudian meminta izin kepada keluarga Roni, agar diturunkan ke puskesmas terdekat untuk diformalin dan dimasukkan dalam peti.

"Kami izinkan dan sesaat kemudian mayat dinaikkan lagi ke kapal," katanya.

Pihak keluarga pun dimintai pernyataan apakah diproses hukum atau tidak.

"Kami menjawab diproses hukum," tegasnya.

Sejauh ini, keluarga telah membuat laporan ke KP3 dan Kapolsek Rasanae Barat.

Baca juga: Tertimpa Pohon Jati Saat Berkendara, Warga Ngalian Semarang Tewas dan Begini Nasib Anak Balitanya

Sementara itu, Kuasa Hukum keluarga Roni, Syamsul Setiawan mengaku, pihaknya juga sudah mendatangi Polres Bima Kota, menyampaikan peristiwa tersebut, Kamis kemarin.

"Kami sampaikan telah terjadi dugaan kekerasan fisik di atas kapal yang menyebabkan Roni meninggal," tuturnya.

Ia mengungkapkan, setelah pihak keluarga menerima video tersebut memang terdapat beberapa luka yang ditimbulkan dari benda tajam dan benda tumpul terhadap jasad Roni.

Selain itu ada beberapa peristiwa yang terjadi sebelumnya.

Yakni, korban ini pernah melerai perkelahian temannya sekampung dengan warga di Papua.

"Teman sekampung itu juga yang ada dalam kapal ini. Mereka bersama-sama bekerja di perusahaan triplek di Papua," ungkapnya.

Untuk itu pihaknya meminta aparat mengamankan teman-teman korban.

Selain untuk penyelidikan, juga untuk menjaga keselamatan mereka jika dipulangkan ke Sumbawa.

Sesaat setelah bersandar, para penumpang kapal tidak diperkenankan turun karena menunggu jasad Roni diturunkan terlebih dahulu.

Terlihat sejumlah aparat kepolisian juga yang berjalan naik ke atas kapal, untuk mengamankan 4 orang pria dan seorang wanita yang datang bersama Roni dari Papua.

Tidak berselang lama, polisi turun bersama dengan 4 orang teman Roni dengan sejumlah barang bawaan.

Kemudian, diikuti oleh seorang perempuan bersama dengan aparat kepolisian.

Mereka saat ini diamankan sementara di KP3 Pelabuhan Bima, untuk dimintai keterangan.

Sementara jenazah Roni, dibawa oleh ambulans menuju RSUD Bima untuk divisum.

Personil KP3 Pelabuhan Bima yang diminta komentar soal itu, menjawab 5 orang ini bukan diamankan.

Tapi dibawa ke Kantor KP3, untuk selanjutnya diantar ke Polres Bima Kota, dimintai keterangan.

Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Seorang Penumpang Meninggal di Atas Kapal, Ada Kejanggalan Saat Korban di Lantai 7

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved