Jumat, 3 Oktober 2025

Berawal Isu Santet, Warga Desa di Probolinggo Usir Pasutri dan Sempat Diwarnai Pembakaran Sepeda

Di Desa Gili Ketapang, sang suami HR, bekerja sebagai nelayan, sedangkan istrinya, HY adalah dukun pijat

Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa/ TribunJatim.com
Warga unjuk rasa sembari bakar sampah meminta HY dan HR angkat kaki dari Desa Gili Ketapang gegera isu santet, Rabu (9/6/2022) 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO -  Ratusan warga setempat yang didominasi emak-emak meluruk rumah pasutri HR (48) dan HY (31) di Desa Gili Ketapang, Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.

Warga membakar sampah dan sepeda angin, tepat di area belakang rumah.

Untungnya, api tak menjilat rumah semi permamen pasutri itu.

Warga juga meminta HR dan HY segera angkat kaki dari Desa Gili Ketapang.

Kepala Desa Gili Ketapang, Munir, menceritakan HR dan HY merupakan warga pindahan dari  Desa Muneng Kidul, Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ke Desa Gili Ketapang 16 bulan lalu.

Mereka pindah diduga karena terlilit hutang.

Baca juga: Anak Kecil di Maros Temukan Gedung Terbengkalai Diduga Jadi Lokasi Santet, Begini Penampakannya 

Berdasar informasi lain mereka memang tak punya hunian tetap.

Di Desa Gili Ketapang, sang suami HR, bekerja sebagai nelayan, sedangkan istrinya, HY adalah dukun pijat.

Dia mengaku bisa mengobati orang sakit lewat terapi pijatnya.

Beberapa warga yang tak enak badan pun memanfaatkan jasa HY.

"Lambat laun, HY berbicara soal santet ke warga.

Kepada warga, HY bilang kalau dirinya bisa mengembalikan atau menyembuhkan orang yang terkena santet.

Dia berkata seperti itu dengan congkak. Mungkin itu cara agar jasanya makin laku," katanya, dikonfirmasi Surya melalui sambungan telepon, Kamis (9/6/2022).

Ia melanjutkan, rupanya cara tersebut salah dan jadi bumerang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved