Pria yang Jual Genting Rumah di Bantul Berulah, Kini Jual Kompor, Meja Kursi dan Nyaris Jual Lemari
Untuk kasus pertama Kejari Bantul pun sudah menyerahkan surat keputusan penghentian penuntutan kepada Paliyem pada 24 Januari 2022 kemarin
Paliyem juga menceritakan bahwa dirinya sempat berdebat dengan anaknya dan mendapatkan perlakuan kasar.
Paliyem mengatakan ia dipukul anaknya dengan sandal di bagian leher.
"Iya (dipikul), pakai sandal, hampir pingsan saya. Saya duduk di kursi, kursinya diangkat. Saya ditarik disuruh nyarikan uang satu juta," bebernya.
Baca juga: Kuli Bangunan di Lamongan Meninggal Dunia Terjatuh Saat Memasang Genting Rumah
Karena perlakuan kasar anaknya tersebut, Paliyem saat itu pergi menyelamatkan diri dan tinggal di rumah kerabatnya.
Ia merasa takut jika harus bertemu anaknya kembali.
"Takut sama anak, dianiaya sama anak sendiri. Nggak berani di rumah, nggak tentrem bener saya mas," keluhnya.
Saat disinggung apakah Paliyem yakin dengan pilihannya untuk melaporkan anaknya, Paliyem pun secara tegas mengiyakan.
Dirinya tak akan mencabut laporannya.
"Tidak akan saya cabut, walaupun siapapun yang misalnya mengasih tahu suruh nyabut, ndak akan ini. Sudah terlalu anakku, tidak bisa dimaafkan lagi," tegasnya.
Dwi sendiri dikabarkan telah bekerja di Magelang, namun Paliyem menyatakan bahwa itu semua adalah bohong.

Paliyem menerka saat ini Dwi masih terlibat hubungan dengan seorang perempuan yang membuat Dwi menjual perabotan rumah.
"Di tempat cewek saya kira. Kalau nggak salah di Giwangan, ngontrak di situ. Tolong itu besok juga diambil ceweknya itu.
Harus ditangkap, sama ceweknya juga, jangan hanya anakku," tambahnya.
Adapun dalam kesempatan itu, Paliyem hanya memberikan laporan terkait kasus pencurian dalam keluarga.
Paliyem tak melaporkan anaknya terkait perlakuan kasar yang ia alami.