Bentrokan di Maluku Tengah
UPDATE Bentrok di Maluku Tengah, Situasi Terkini hingga Pemprov akan Bangun Pos Perbatasan
Situasi terkini usai bentrokan di Pulau Haruku, Maluku Tengah. Pemprov setempat akan membangun pos perbatasan.
“Pos kemanan harus segera dibangun itu, masalah anggaran nanti kita bicarakan yang pasti tetap akan dibangun,” ujar Sadli saat menggelar rapat koordinasi bersama tokoh agama di Kantor Gubernur Maluku, Rabu sore, dikutip dari TribunAmbon.
“Pos perbatasan permanen harus dibangun, satu di antara Pelauw-Kariuw, satunya lagi di antara Kariuw-Ori, agar masyarakat merasa terjamin keamanannya,” imbuhnya.
Bentrokan Terjadi Bukan karena SARA
Mengutip TribunAmbon, Wakapolresta Pulau Ambon dan PP Lease, AKBP Heri Budianto, menegaskan penyebab bentrokan di Desa Kariuw dan Desa Ori, Pulau Haruku bukanlah karena masalah Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Menurutnya, bentrokan terjadi lantaran ada masalah tanah antara warga dua desa.
"Saya tegaskan ini bukan masalah SARA ya, jadi tolong diluruskan," tegasnya, Rabu.
"Ini masalah tanah, dan akan ditindaklanjuti oleh pihak berwajib di Maluku Tengah," tambahnya.
Karena itu, ia meminta warga Kota Ambon tetap tenang dan tak terpancing informasi beredar.
"Kita berharap warga tetap tenangkan diri dan tak terpancing, kita disini menjaga situasi tetap aman," tandasnya.
Baca juga: UPDATE Polisi Koordinasi Tokoh Agama dan Adat di Maluku Guna Antisipasi Bentrokan Makin Memanas
Baca juga: Pos Perbatasan Permanen Antardesa di Pulau Haruku Maluku Tengah Akan Dibangun
Kronologi Kejadian
Dihimpun dari Kompas.com, ketegangan antara dua desa bertetangga telah terjadi sejak Selasa (25/1/2022) malam.
Hingga puncaknya pada Rabu (26/1/2022) pagi.
Sejumlah massa melakukan aksi penyerangan ke Desa Kariuw dan bentrokan tak bisa terhindarkan.
Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat, membenarkan peristiwa tersebut.
“Betul ada terjadi konflik antara dua desa bertetangga di Pulau Haruku,” kata Roem Ohoirat, dikutip dari TribunAmbon.