Kamis, 2 Oktober 2025

POPULER REGIONAL: Penyesalan Warga Kampung Miliarder di Tuban | Bentrokan di Double O Sorong

Berita populer regional dimulai cerita dari warga kampung miliarder di Tuban hingga insiden bentrokan di tempat karaoke Double O di Kota Sorong.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Miftah
Kompas.com
Warga bernama Musanam mengaku menyesal menjual tanahnya di sekitar kilang minyak Tuban, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir.

Rangkuman berita dimulai cerita dari warga kampung miliarder di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Kini mereka menyesal menjual tanahnya karena kini tak memiliki mata pencaharian.

Kemudian komentar Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi soal penemuan kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin.

Edy menanyakan fungsi dari kerangkeng manusia tersebut.

Baca juga: POPULER Internasional: Amerika Siagakan 8.500 Tentara | Topan Rai Filipina Hancurkan 1,5 Juta Rumah

Terakhir, insiden bentrokan di tempat karaoke Double O di Kota Sorong, Papua Barat pada Senin (24/1/2021) malam hingga Selasa (25/1/2022) dini hari.

Ada 18 orang tewas dalam kejadian ini.

Untuk selengkapnya, berikut rangkuman berita populer regional dari sejumlah daerah di Indonesia:

1. Dulu Berbondong-bondong Beli Mobil, Kini Warga Kampung Miliarder di Tuban Menyesal Jual Tanahnya

Masih ingat kampung miliarder di Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang warganya berbondong-bondong beli mobil mewah?

Kini mereka menyesal telah menjual tanahnya ke Pertamina.

Pasalnya, setelah lahan mereka dijual, mereka tak lagi punya pendapatan tetap dari hasil panen di lahannya.

Bahkan, ada warga yang menjual sapinya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022).

Di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.

Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, iapun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.

Baca selengkapnya.

2. Penemuan Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Edy Rahmayadi: Untuk Apa?

(Kiri) Foto Edy Rahmayadi dan (Kanan) Foto kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif.
(Kiri) Foto Edy Rahmayadi dan (Kanan) Foto kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif. (Kolase Tribunnews.com: https://www.instagram.com/edy_rahmayadi/ dan TribunMedan/Istimewa)

Masyarakat di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, tengah dihebohkan dengan dugaan perbudakan modern.

Hal ini berawal ditemukan kerangkeng manusia di pribadi Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin.

Penemuan kerangkeng manusia kemudian mencuri perhatian berbagai pihak lantaran dinilai melanggar hak asasi manusia.

Termasuk dari Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.

Mantan ketua PSSI ini mengaku belum tahu perihal adanya kerangkeng khusus di kediaman pribadi Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin.

Ketika dimintai tanggapannya, orang nomor satu di Pemprov Sumut itu terkejut lantaran tak percaya.

"Untuk apa di rumahnya ada kerangkeng?" ucap Edy Rahmayadi, Senin (24/1/2022).

Mantan Pangkostrad itu mengaku akan mengecek terlebih dahulu.

Menurutnya, kerangkeng atau penjara di Indonesia hanya bisa dikelola oleh aparatur penegak hukum, bukan disiapkan orang pribadi.

"Saya cek dulu. Yang pastinya, kalau itu untuk menghakimi orang kan nggak boleh. Penjara saja, sebelum putusan hakim inkrah, tak boleh menahan orang di kerangkeng, itu yang sah ya, apalagi di rumah ada kerangkeng," sebutnya.

Baca selengkapnya.

3. Buntut Bentrokan di Double O Sorong, Kepala Suku Dikumpulkan, Kapolda Papua Barat Gelar Pertemuan

Polisi sedang melakukan olah TKP di tempat hiburan malam Double O Sorong, Papua Barat.
Polisi sedang melakukan olah TKP di tempat hiburan malam Double O Sorong, Papua Barat. (TribunPapuaBarat.com)

Bentrokan terjadi di tempat karaoke Double O di Kota Sorong, Papua Barat pada Senin (24/1/2021) malam hingga Selasa (25/1/2022) dini hari.

Menurut Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan, bentrokan terjadi karena ada kesalahpahaman antara pengunjung dan pihak keamanan pada Minggu (23/1/2022) pagi.

"Kejadian sekitar pukul 23.30 WIT, buntut dari kejadian pada Minggu pagi yang berawal dari sebuah tempat hiburan malam akibat salah paham antara pengunjung dan pihak keamanan di tempat karaoke hingga berlanjut keluar," terang Ary, Selasa, dikutip dari Kompas.com.

Akibat dari bentrokan tersebut, sebanyak 18 orang tewas.

Tujuh belas orang meninggal karena terjebak di lantai dua Double O saat terjadi kebakaran, sementara satu lainnya tewas akibat tindak kekerasan.

"(Sebanyak) 17 orang terbakar di tempat hiburan Double O dan 1 orang meninggal akibat penganiayaan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi Tribunnews pada Selasa.

Buntut dari bentrokan tersebut, pihak kepolisian mengumpulkan beberapa kepala suku untuk menyelesaikan masalah agar tak ada insiden susulan.

Tak hanya itu, AKBP Ary Nyoto juga mengungkapkan pihaknya menerjunkan personel untuk berpatroli.

"Kita sudah kumpulkan beberapa kepala suku untuk menyelesaikan masalah ini agar tidak ada gerakan tambahan yang akan memicu nanti," ujarnya.

Selain itu, tokoh agama dan tokoh masyarakat juga turut dirangkul untuk mencegah terjadinya bentrokan susulan.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Berita lain terkait berita populer hari ini.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved