Selasa, 7 Oktober 2025

Pariwisata Bali

Pemerintah Bali dan Pelaku Bisnis Pariwisata Kecewa Agenda Skala Penting Dipindahkan ke Jakarta

Pasalnya, beredar surat Kementerian Keuangan RI bahwa kegiatan Presidensi G20 Finance Track (jalur keuangan) yakni 2nd FCBD dan 1st FMCBG dibatalkan.

Editor: cecep burdansyah
KOMPAS.com/IMAM ROSIDIN
Gubernur Bali, I Wayan Koster di Denpasar 

"Meski agenda ini termasuk dalam pra KTT G20 tetap saja pembatalan ini memunculkan tanda tanya, kekagetan dan kekecewaan, karena sepertinya Bali tidak siap atau Bali sengaja dilemahkan di tengah harapan besar masyarakat Bali menyukseskan semua rangkaian KTT G20 di Bali. Bagi APPMB sejauh ini untuk suksesnya G20 rakyat Bali begitu bersemangat, terlebih insan pariwisata begitu patuh, baik terhadap prokes maupun imbauan-imbauan karena ingin Bali lebih cepat pulih dari keterpurukan ekonomi yang masih berlangsung sampai detik ini," imbuhnya.

"Tapi mengapa jadwal diubah? Apakah pemimpin Bali tidak berani mempertahankan agenda ini di tengah prestasi tinggi terhadap penanganan Covid-19? Katanya Bali terbaik dalam cegah tangkal Covid-19? Katanya Bali baik-baik saja? Mengapa ada pergeseran agenda? Tentunya ini menimbulkan interpretasi yang beragam, terutama kami di pelaku pariwisata merasa dipermainkan oleh kebijakan pusat atau ketidakberdayaan bargaining power pemimpin daerah kami?" katanya.

Ia menjelaskan, perubahan agenda ini sangat sensitif bagi Bali karena Bali harus tetap firm dalam tahapan pemulihan. Jika pemindahan itu karena alasan Covid-19 atau Omicron, justru dibanding Jakarta, kasus di Bali jauh lebih sedikit.

"Oleh karena itu kami APPBM tetap berharap semua agenda KTTG20 di Bali tidak ada yang cancel, berubah atau postpone, untuk menjaga stabilitas pemulihan Bali. Usul kami, kembalikan jadwal Finance Track G20 ke Bali. Jangan diubah, sebagai wujud menciptakan stabilitas pertumbuhan pariwisata Bali untuk percepatan recovery," katanya.

Ketua Bali Tourism Board (BTB), IB Agung Partha Adnyana menyebutkan agar kiat tidak terlalu sensitif dengan Finance Track G20 yang dipindah ke Jakarta.

"Karena situasi kondisi Covid-19 Omicron ini, kan ini tidak semua dibatalkan. Kalau tidak salah, jalur keuangan. Sisanya pasti melihat situasi dan kondisi. Karena situasi pandemi memang harus bisa beradaptasi atau berubah cepat. Kita tidak usah terlalu sensitif lah," katanya, Kamis.

Menurutnya, jika beberapa event G20 dibawa ke Jakarta, bukan berarti event-event lainnya juga gagal berlangsung di Bali. Memang meeting-meeting akan diadakan di seluruh Indonesia, bukan di Bali saja. "Which is, menurut saya, hal yang wajar. Point 4 itu kan sudah disebutkan di situ bahwa situasi kondisi mungkin kehadirannya tidak banyak yang datang. Kita-kita saja mungkin begitu. Logikanya begitu," tambahnya.

Ia menanggapi terkait pernyataan Puspa Negara yang mengatakan kekecewaannya pada keputusan dipindahkannya beberapa event G20 ke Jakarta.

"Ya kan kita harus tahu dalamnya dulu. Kemungkinan yang hadir tidak banyak karena Omicron. Yang hadir kita-kita saja untuk mengantisipasi anggaran banyak, lebih baik diadakan hybrid. Mungkin seperti itu. Jadi menurut saya harus tahu dalamnya dulu seperti apa. Mengapa gagal diadakan di Bali, kan tidak terlepas dari luar karena suasana global tidak baik. Itu mungkin alasan tepatnya. Menurut saya, kita tidak usah sensitif lah," tandasnya.

Pada situasi saat ini, menurutnya justru semua pihak harus menjaga kondisi agar selalu kondusif dan siap dengan perubahan. Contohnya pada kebijakan atau event yang telah ditetapkan lalu secara mendadak tidak jadi karena pandemi, pada kondisi tersebut menurutnya harus dianggap wajar.

Baca juga: Usai Berlibur di Bali, 2 Bandar Arisan Online di Semarang Ditangkap Polisi

Tak Perlu Heboh

Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, Bali sebagaimana diputuskan Presiden RI, Joko Widodo, tetap menjadi venue utama penyelenggaraan serangkaian pertemuan G20 yang sudah dimulai Desember 2021.

Informasi tersebut ditegaskan Koster, Kamis, untuk menindaklanjuti informasi beredarnya surat Sekretaris I Panitia Pelaksanaan Pertemuan G20 Bidang Logistik Nomor S-3/G.20.33/2022 tanggal 19 Januari 2022.

"Menurut informasi yang disampaikan Sekretaris I (Panitia Pelaksanaan Pertemuan G20 (Bidang Logistik), Rudy Rahmad di Jakarta, 20 Januari 2022 secara rinci dijelaskan surat tersebut merupakan komunikasi panitia dengan para pemangku kepentingan di Bali sebagai bagian dari koordinasi rutin dalam rangka penyiapan pertemuan G20," ungkapnya.

Menurut Gubernur, saat ini yang diputuskan untuk dipindahkan dari Bali ke Jakarta hanya dua pertemuan yaitu 2nd FCBD (Finance and Central Bank Deputy) dan 1st FMCBG (Finance Minister Central Bank Governor) yang digelar, 15-18 Februari 2022. Hal ini sejalan dengan preferensi para delegasi G20 yang lebih memilih Jakarta karena pertimbangan risiko transit Jakarta-Bali yang tinggi seiring dengan meningkatnya paparan Omicron.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved