Sabtu, 4 Oktober 2025

Hewan Ternak Warga di Kabupaten Bandung Barat Ditemukan Mati Tercabik-cabik, Diduga Dimangsa Ajag

Hewan ternak milik warga di Kecamatan Gunung Halu dan Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mati dimangsa anjing hutan.

Editor: Adi Suhendi
istimewa
Kondisi kambing milik warga yang dimangsa ajag di Desa Bunijaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TGRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Hewan ternak milik warga di Kecamatan Gunung Halu dan Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, ditemukan mati dalam kondisi tubuh dipenuhi luka atau tercabik-cabik.

Hewan ternak milik warga seperti ayam, kelinci, dan domba ditemukan mati diduga karena dimangsa anjing hutan atau ajag.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Bandung Barat, Wiwin Aprianti mengatakan, ajag tersebut memburu hewan ternak milik warga karena makanan mereka di dalam hutan wilayah selatan sudah habis.

"Kami sudah terima laporan soal hewan mati. Jadi itu kemungkinan diburu oleh anjing hutan atau ajag. Tentu ada penyebabnya, seperti sudah tidak ada lagi makanan di dalam hutan," ujarnya saat dihubungi, Senin (17/1/2022).

Meski sudah mendapat laporan, pihaknya tidak akan mengambil sampel dari bagian tubuh hewan ternak yang sudah mati untuk diobservasi di laboratorium karena matinya hewan ternak itu bukan akibat serangan anjing liar yang terjangkit rabies.

Baca juga: Total 72 Kambing dan 1 Sapi yang Dibunuh, TNI hingga Polri Turun ke Lapangan Berhasil Tembak 6 Ajag

Sebagai langkah antisipasi, kata Wiwin, pihaknya meminta masyarakat di dua kecamatan itu untuk menerangi kandang ternak dan membuat kandang lebih tertutup lagi supaya tidak mudah diterobos ajag.

"Lalu masyarakat harus melakukan patroli malam-malam karena ini kan kejadian berulang, jadi antisipasi saja," ucapnya.

Wiwin memastikan, sejauh ini hewan ajak tersebut hanya menyerang hewan ternak saja, tidak sampai menyerang manusia atau pemilik hewan itu.

Baca juga: Tak Hanya Tewaskan Belasan Kambing, Mahluk Misterius Ajag Juga Serang Sapi Warga Kuningan

Hingga saat ini, pihaknya juga belum menerima laporan adanya warga yang menjadi korban serangan anjing hutan tersebut selain hewan ternak milik warga.

"Kalau pun ada korban dari warga segera saja pergi ke puskesmas dan korbannya akan langsung ditangani," kata Wiwin.

Mengenal Ajag

Dilansir dari dishut.jabar.go.id, Ajag atau Cuon alpinus adalah anjing hutan yang hidup di dataran Asia.

Binatang ini berbeda dengan serigala.

Khusus di Indonesia, ajag ada dua jenis yaitu cuon alpinus javanicus dan cuon alpinus sumatrensis.

Keduanya merupakan anjing hutan asli atau endemik Indonesia yang mendiami pulau Sumatera dan Jawa.

Ajag termasuk salah satu binatang langka di Indonesia yang populasinya semakin menurun dan terancam kepunahan.

Diperkirakan populasinya di seluruh dunia hanya sekitar 2.500 ekor.

Pada 2004, IUCN Redlist memasukan ajag dalam status konservasi endangered (terancam punah).

Begitu juga dengan CITES, memasukkan ajag dalam daftar Apendix II.

Dalam bahasa Inggris anjing hutan ini disebut sebagai Dhole, Asiatic Wild Dog, India Wild Dog, dan Red Dog.

Baca juga: Makhluk Misterius Penghisap Darah di Kuningan Akhirnya Terungkap, Polisi Bersenjata Pun Mengejar

Sementara di beberapa daerah di jawa hewan ini dikenal sebagai `asu kikik` hal tersebut dikerenakan suara lolongannya terdengar jelas dan keras sedang suara salakannya terdengar lembut, seperti mendengking pendek berulang-ulang.

Ajag biasanya mempunyai panjang tubuh sekitar 90 centimeter dengan tinggi badan sekitar 50 centimeter dan berat badan antara 12-20 kilogram.

Anjing hutan yang berhasil ditangkap warga
Anjing hutan yang berhasil ditangkap warga (ISTIMEWA)

Ciri khas lainnya dari ajag adalah memiliki ekor yang panjang sekitar 40-45 cm.

Biasanya bintang ini memiliki bulu berwarna coklat kemerahan kecuali pada bagian bawah dagu, leher hingga ujung perut yang berwarna putih dan ekornya yang berwarna kehitaman.

Ajag biasa hidup berkelompok yang terdiri atas 5-12 ekor, bahkan hingga 30 ekor.

Namun pada situasi tertentu, anjing hutan yang langka ini dapat hidup soliter (menyendiri).

Ajag biasanya melakukan perburuan mangsa secara bersama-sama dengan mengejar mangsanya yang lebih besar seperti babi hutan, kijang, rusa, dan lainnya.

Binatang kecil pun seperti kelincu, tikus, dan sebagainya juga menjadi santapan favorit mereka.

Biasanya dalam satu kali melahirkan, ajag dapat mempunyai 6 ekor anak dengan masa kehamilan sekitar 2,5 bulan.

Dalam waktu satu tahun, ajag dapat beranak sampai 2 kali.

Anak ajag akan mencapai dewasa pada umur satu tahun.

Hewan ini termasuk hewan yang lebih aktif di malam hari (nokturnal), walaupun tidak sepenuhnya aktifitasnya dilakukan di malam hari.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Anjing Hutan Turun ke Bandung, Mangsa Hewan Ternak Warga, Domba & Ayam Ditemukan Mati Tercabik-Cabik

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved