Ratusan Perempuan di Cimahi Jabar Jadi Kepala Keluarga Karena Cerai
233 perempuan di Cimahi, Jawa Barat menjadi kepala keluarga karena cerai.
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - 233 perempuan di Cimahi, Jawa Barat menjadi kepala keluarga karena cerai.
Berdasarkan data pada Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi, pada 2020 terdapat 233 perempuan yang menjadi kepala keluarga.
Menurut Kepala DinsosP2KBP3A Kota Cimahi, Guntur Priambada, melalui Sekretaris DinsosP2KBP3A Kota Cimahi, Fitriani Manan, angka ini bertambah pada 2021 menjadi 269 orang.
"Penyebab banyaknya perempuan di Kota Cimahi menjadi kepala rumah tangga salah satunya karena bercerai dengan suami, sehingga menjadi janda," ujar Guntur di Pemkot Cimahi, Senin (10/1/2022).
Baca juga: Pengadilan Agama Putus Ribuan Kasus Cerai di Blitar: Suami Ceraikan Istri Karena Anggap Tidak Amanah
Guntur menyebutkan, banyaknya perempuan yang menjadi kepala rumah tangga di Cimahi juga terjadi karena lantaran suaminya meninggal, suaminya mengalami cacat, atau suaminya tidak bekerja sama sekali, suaminya tidak pulang-pulang, hingga perempuan yang enggan menikah.
"Namun memang yang dominan adalah banyak janda yang menjadi kepala keluarga. Dia harus menghidupi keluarganya dan harus tetap bertahan hidup," katanya.
Terkait hal ini, Guntur mengatakan, pihaknya rutin memberikan pelatihan terhadap perempuan pekerja ini.
Sebab, perempuan yang terdata sebagai kepala rumah tangga ini merupakan warga Kota Cimahi yang termasuk ke dalam golongan ekonomi tak mampu.
Baca juga: Ribuan Gugatan Cerai Diterima Pengadilan Agama Wonogiri Jateng: Perselingkuhan Jadi Faktor
Mereka diakomodasi dalam program Pekka atau perempuan kepala keluarga ekonomi lemah.
"Kami memberikan pelatihan pemberdayaan ekonomi, diberi keterampilan, menjahit, memasak. Apa pun bentuk pelatihannya kami berikan," ujarnya. (kemal setia permana)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Di Cimahi, Banyak Perempuan Terpaksa Menjadi Kepala Keluarga. Ini Penyebabnya