2 Oknum Polisi yang Sekap & Aniaya Pemuda Diperiksa, Kasus Penganiayaan Berawal dari Salah Panggil
Dua orang oknum polisi yang terlibat penganiayaan pemuda di Nunukan sudah diinterogasi Propam.
"Pintu dikunci, dan saya jadi bulan bulanan lebih dari sepuluh orang. Pukulan, tendangan saya terima.
Saya hanya bisa melindungi muka dengan kedua tangan sampai bengkak-bengkak membiru. Tidak ada artinya saya teriak minta ampun meski darah sudah keluar dari mulut dan hidung saat itu," lanjut R.
Rambut R juga dicukur menggunakan pisau dengan sumpah serapah serta makian tanpa henti.
Pemukulan tersebut terjadi sampai sekitar pukul 06.00 Wita.
"Jam enam pagi pintu sempat terbuka, saya lari keluar masih dikejar. Begitu kedapatan, saya kembali dihajar, saya diinjak-injak, ada warga setempat yang melihat tapi tidak mau ikut campur karena mereka bilang bahwa mereka aparat polisi," imbuhnya.
S yang merasa kasihan kepada R kemudian mengantarkannya pulang ke rumah.
Ia hanya meminta maaf kepada R karena tidak bisa membantu dan segera menuju Polres Nunukan untuk bertugas.
"Keluarga membawa saya visum, dan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Nunukan. Saya juga heran kenapa sampai disekap dan dihajar ramai-ramai di kostan."
"Kalau pun bersalah, seharusnya diselesaikan di kantor polisi, apalagi lokasinya tidak jauh dari KSKP (Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan). Sampai hari ini juga tidak ada permintaan maaf dari mereka, padahal kasusnya sudah diketahui pihak Polres Nunukan," sesal R.
Baca juga: Oknum TNI AD Penabrak Sejoli di Nagreg Hari Ini Ditetapkan Jadi Tersangka, Terancam Bui Seumur Hidup
Kapolres Nunukan Tindak Tegas
Sementara ini, baru dua oknum anggota Polres Nunukan yang menjalani pemeriksaan propam.
"Untuk internalnya, sekarang dalam proses bagian Propam. Mereka masih melakukan interogasi, dan saya belum menerima laporan secara keseluruhan," kata Kapolres Nunukan AKBP Ricky Hadianto.
Kapolres Nunukan AKBP Ricky Hadianto menyebutkan sosok pelaku dugaan penganiayaan pemuda R.
"Pelakunya polisi baru, adapun masalah kebijakan untuk penindakan, sudah saya ambil. Polisi baru yang masih bujang, semua tidak boleh keluar asrama."
"Ini juga sebagai langkah agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Mereka tidak boleh meninggalkan asrama," jelasnya.
Ricky juga tidak membantah adanya insiden penodongan dan pemukulan dengan menggunakan senjata api.