Potret Difabelpreneur Sriekandi Patra Boyolali, Goresan Batik Tulis Jadi Tumpuan untuk Merajut Asa
Sejumlah penyandang disabilitas di Sanggar Inspirasi Karya Inovasi Difabel (Sriekandi) Patra Boyolali membuat karya batik tulis bernilai ekonomi.
Sehingga, bisa mengisi kegiatannya dan menghasilkan pundi-pundi rupiah dari membatik.
"Kemauan saya sendiri dan keluarga juga mendukung. Senang juga, dapat teman-teman baru sekaligus uang untuk digunakannya," tutur Tari.
Tari bergabung di Sriekandi Patra pada tahun 2018.
Setelah mengikuti pelatihan, Tari mengaku bisa tahu caranya membatik.
Anak kelima dari enam bersaudara ini berharap agar Sriekandi Patra dapat lebih maju.

Adapun para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Sriekandi Patra sudah memiliki gedung untuk membuat karya di Desa Tawangsari, Kecamatan Kabupaten Boyolali.
Lokasinya strategis di tepi jalan desa Tawangsari.
Para disabilitas mengikuti workshop Sriekandi Patra setiap hari Senin-Jumat, pukul 09.00-12.00 WIB.
Sebelumnya, para disabilitas Sriekandi Patra membatik di salah satu warga Desa Tawangsari.
Menurut Koordinator Workshop Sriekandi Patra Boyolali, Siti Fatimah, kondisi para penyandang disabilitas saat ini.
Para disabilitas, kata Siti, kini sudah mandiri dan bisa membatik sendiri.
"Jadi, tema-teman di sini bisa membatik sendiri dan meghasilkan karya dari membatik itu," katanya di sela-sela kegiatannya, Jumat (29/10/2021).
Sembari melihat para disabilitas yang sedang membatik, Siti mengungkapkan tujuannya ikut tergerak hatinya membantu di Sriekandi Patra.
"Selain memberdayakan para disabilitas, juga ingin membuka mata hati masyarakat bahwa mereka(para disabilitas) bisa," tutur ibu dari tiga anak ini.
Selain itu, mereka juga tidak tega melepaskan para disabilitas di Sriekandi Patra yang telah terbentuk pada 9 April 2018 .