Temuan Bunga Bangkai Suwek di Pamulang dan Jamur Raksasa di Bandung Buat Heboh Warga
Belakangan fenomena langka buat warga heboh dan diliputi rasa penasaran, dengan kemunculan bunga bangkai Suweg dan jamur raksasa.
Menurut Safitri, warga sekitarpun ada yang sengaja melihat jamur tersebut karena penasaran.
"Saya juga baru kali ini melihat jamur sebesar ini. Sebelumnya belum pernah ada jamur sebesar ini di sini," katanya.

Safitri mengungkapkan, ia dan keluarganya membiarkan jamur tersebut, tak ingin mengambilnya untuk dimasak.
"Lagian takut beracun juga kalau dimasak," ujarnya.
Sebab, kata Safitri, dari mulai ditemukannya Jumat (1/10/2021), hingga kini ia tak tahu jamur besar itu jenis apa.
Tak beracun
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, mengatakan jamur yang ditemukan berjenis Phlebopus Marginatus.
"Kalau kami identifikasi, dan konsultasi dengan ahli jamur di ITB, jadi ini masuknya ke spesies phlebopus marginarus," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, saat meninjau jamur, Selasa (5/10/2021).
Menurut Tisna Umaran, jamur tersebut banyak tumbuh di alam dan berdasarkan literatur ini tidak mengandung racun.
"Jadi aman yah, kemudian di beberapa literatur ini bisa dikonsumsi," kata Tisna Umaran.
Namun, pihaknya menyarankan ke pemilik agar jamur raksasa itu tidak dikonsumsi karena ada kekhawatiran terdapat kandungan unsur mikro.
"Karena unsur mikro kalau melebihi ambang yang ditolerir untuk tubuh, ini juga berbahaya bagi tubuh," ucap dia.

Jadi pada intinya, kata Tisna, jamur raksasa ini tidak masalah, kalau pun misalkan tumbuh yang besar, bisa jadi hiasan.
"Bisa dikonsumsi, tetapi saran kami tidak dikonsumsi," kata ujarnya.
Tisna mengatakan, pihaknya mengambil sample, akan coba diteliti di lab apa kandungan dari jamur tersebut.
"Kalau kekhawatiran kita kandungan mikronya yang dominan, nanti bisa disimpulkan di lab. Jika hasil lab nya aman, ya silakan aja dikonsumsi," tuturnya.
Nanti kata Tisna, dilihat berapa kandungan mikronya dan berapa ambang batas ke tubuh manusianya, terus unsur mikronya apa saja, jadi perlu diteliti di laobatorium.
"Jamur ini tumbuh maksimal, diameternya sekitar 30-40 centimeter, ini beratnya sekitar 3,5 kilogram," katanya.
Baca juga: Tim Tarantula Ringkus 6 Maling Body Alat Berat Jenis Doser di Areal Pertamina Muara Enim
Jamur yang ditunjukan Tisna tersebut merupakan jamur yang tumbuh paling besar, dari tiga jamur yang ada.
"Ini sebetulnya enggak biasa tumbuh di halaman. Tapi di daerah Cicalengka juga pernah ditemukan di kebun, cuman ukurannya memang tidak sebesar ini," ujar dia.
Tisna mengaku, pihaknya juga akan mempelajari apa penyebab jamur tersebut bisa tumbuh maksimal di halaman rumah tersebut.
"Mengapa ukurannya besar, dan tumbuhnya di sekitaran tanaman serai, nah nanti saya pelajari nih, kenapa bagusnya di situ, ada unsur apa," katanya.
Memang keempat jamur yang ditemukan pemilik rumah tersebut, Rohaeti (78), tumbuh di samping serai, tiga masih hidup dan satu telah mati dan dibuang keluarga Rohaeti.
Penyebab tumbuhnya jamur tersebut, mungkin, seperti bunga bangkai yang sering tumbuh juga, kemudian kan untuk sopra jamur kan kecil, bisa terbawa angin.
"Untuk tumbuh juga membutuhkan kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya. Ada kemungkinan terbawa oleh angin, kan ini bukan tanah urugan, bisa saja aktivitas orang yang nyangkul di sini atau sebagainya," katanya.
Baca juga: Kronologi Gibran Pergoki 3 ASN Nongkrong dan Makan di Jam Kerja, Begini Nasibnya
Menurut Tisna, kemungkinan jamur tersebut bisa tumbuh lagi karena ini katanya yang ketiga kali.
"Cuman ukuran yang besar baru sekarang," ujar Tisna.
Untuk dibudidayakan, kata Tisna, harus diteliti kembali, apakah memang bagus kalau ada serai dan lainnya.
"Seperti suung, sampai saat ini suung belum bisa dibudiyakan karena harus ada sarang rayap, agar pertumbuhannya optimal kalau ada sarang rayap. Kalau kita bisa meniru unsur unsur apa saja, kemungkinan bisa dibudidayakan," katanya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJabar.com)