Nasib Balita di Tegal yang Gemar Makan Tanah, Dinyatakan Sehat, tapi Alami Anemia dan Hiperaktif
Seorang bocah berinisial VF (3) asal Kota Tegal, Jawa Tengah gemar makan tanah dan pecahan tembok.
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu, seorang bocah berinisial VF (3), asal Kota Tegal, Jawa Tengah menarik perhatian publik.
Pasalnya, balita tersebut gemar makan tanah dan pecahan tembok.
VF merupakan anak dari pasangan Carmo (50) dan Umroton (41).
Meski suka memakan tanah, VF dinyatakan sehat setelah menjalani sejumlah pemeriksaan oleh tim dokter rumah sakit.
Tidak ada dampak atau keluhan yang dialami secara langsung dari kebiasaan memakan tanah dan serpihan pasir di tembok.
Hal itu diketahui setelah VF menjalani pemeriksaan di RSUD Kardinah Kota Tegal, Senin (3/9/2021).
Kepala Puskesmas Debonglor, dr Fikrie El Mujahid mengungkapkan, hasil secara umum dari pemeriksaan fisik dinyatakan dalam batas normal atau baik.
Mulai dari postur tubuh, dada hingga perut semua dalam keadaan baik.
Baca juga: Viral Video Detik-detik Satu Keluarga Jatuh dari Jembatan Gantung, Terjun dari Ketinggian 15 Meter
Baca juga: Balita yang Gemar Makan Tanah dan Pasir Dikenal Berasal dari Keluarga Tak Mampu di Tegal
Fases balita itu juga normal dan tidak ditemukan adanya cacing.
"Alhamdulillah, dampak yang secara langsung itu memang tidak ditemukan."
"Secara umum pemeriksaan fisik dalam batas normal," ujar Fikrie kepada Tribun Jateng, Rabu (15/9/2021).
Sementara, kata Fikrie, untuk hasil pemeriksaan lab, balita tersebut menderita anemia atau kekurangan sel darah merah.
Artinya, balita tersebut kekurangan zat besi.
Hal itu dikarenakan kurangnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayur-sayuran.
Kemudian, berdasarkan hasil pemeriksaan psikiater, balita itu dikategorikan hiperaktif.
"Anemia itu biasanya karena kekurangan zat besi, kekurangan makanan bergizi seperti sayur-sayuran dan makanan seimbang lainnya," bebernya.
Untuk itu, kata Fikrie, pihak puskesmas akan melakukan pemantauan terhadap balita tersebut.
"Yang pasti dikunjungi setiap hari untuk memantau status gizi, sama dicek barangkali nantinya ada keluhan," sambungnya.
Makan tanah sejak setahun terakhir
Diberitakan Kompas.com, diceritakan Umrotun, anaknya gemar makan tanah dan pecahan tembok sejak sekira dua tahun.
Ia sendiri tahu anaknya makan tanah dan pecahan tembok sekira setahun yang lalu.
Saat itu, VF sedang bermain sendiri.
Umrotun bercerita, jika ia tak pernah membelikan VF jajan karena tak mampu secara ekonomi.
"Saat itu main sendiri di dalam rumah dan saya tinggal memasak. Saat saya lihat dia sedang makan tanah dari pecahan tembok," papar Umrotun.
Dia mengaku sudah menegur anaknya agar tidak melakukan hal tersebut.
Namun, saat lepas pengawasan, VF kembali makan tanah dan pecahan tembok hingga menjadi kebiasaan sampai sekarang.
"Katanya enak. Kalau main di luar juga tanah yang dimakan dan kalau dilarang dia nangis. Akhirnya keterusan sampai sekarang," ucapnya.
Baca juga: Bocah Makan Tanah & Pecahan Tembok, Ortu Diduga Jarang Belikan Jajan: Makan Sehari Saja Hanya 2 Kali
Saat sakit perut hanya diberi puyer
Karena keterbatasan biaya, setiap VF mengeluh sakit perut hanya diberi puyer oleh Umrotun.
Umrotun mengaku tak pernah membawa anak ketiganya itu ke dokter untuk berobat atau berkonsultasi.
"Kalau anak saya ngeluh sakit perut paling saya beri obat puyer," terangnya, Sabtu (11/9/2021).
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.id/Fajar Bahruddin Achmad, Kompas.com/Tresno Setiadi)