Jumat, 3 Oktober 2025

Energi Terbarukan

Mandiri Energi, Warga Boyolali Manfaatkan Limbah Tahu hingga Kotoran Ternak Jadi Biogas

Banyaknya inovasi pemanfaatan energi terbarukan dari biogas ini membuat Desa Urutsewu dinobatkan sebagai Desa Mandiri Energi.

Tribunnews.com/Tio
Warga Urutsewu Ampel Boyolali memasak dengan memanfaatkan biogas yang berasal dari limbah cair pengolahan tahu. 

TRIBUNNEWS.COM - Limbah cair dari pengolahan tahu yang dulunya mencemari lingkungan dan mendapat keluhan dari warna kini justru memberi keuntungan.

Hal itulah yang dirasakan oleh Suwarno, pengusaha tahu di kawasan kaki Gunung Merbabu, tepatnya di Dusun Gilingan Lor, Desa Urutsewu, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah.

Setiap harinya, pabrik tahu dengan delapan karyawan milik Suwarno tersebut bisa menghasilkan 5.000 liter cairan limbah tahu.

Ia sempat mendapat keluhan dari warga sekitar akan keberadaan limbah tahu dari pabrik miliknya.

Suwarno kemudian menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan mengolah limbah cair tersebut menjadi biogas.

"Dulu sempat dapat protes dari warga, tapi sekarang tidak lagi," kata Suwarno kepada Tribunnews.com, Sabtu (4/9/2021).

Baca juga: ESDM: Pemanfaatan Sumber Energi Panas Bumi Terus Dioptimalkan

Dari biogas limbah tahu tersebut, Suwarno bisa memanfaatkannya untuk keperluan memasak sehari-hari.

Tak hanya rumahnya saja, beberapa tetangganya juga mendapat suplai biogas tersebut untuk keperluan memasak sehari-hari.

Ada tujuh rumah yang kompornya tersambung dengan pipa paralon dari digester biogas milik Suwarno.

Selain untuk memasak, biogas tersebut juga dimanfaatkan untuk menyalakan genset emergensi yang telah ia modifkasi.

Dalam keadaan darurat, genset tersebut digunakan untuk penerangan rumahnya dan menghidupkan mesin pompa air yang dipasang di fasilitas Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Warga Urutsewu menyalakan genset dari biogas yang berasal dari limbah tahu.
Warga Urutsewu menyalakan genset dari biogas yang berasal dari limbah tahu. (Tribunnews.com/Tio)

Baca juga: Pakar Siber: Indonesia Harus Mandiri di Teknologi Luar Angkasa, Energi Terbarukan dan Internet

Langkah pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas ini cukup sederhana, sama seperti pengolahan biogas pada umumnya.

Limbah tahu dimasukkan kedalam bak penyimpanan lalu dimasukkan ke digester untuk memisahkan ari dan gas.

Selanjutnya, gas dialirkan melalui pipa paralon yang terhubung untuk kemudian bisa menghidupkan kompor ataupun genset tadi.

Saat ini Suwarno juga tengah melakukan uji coba memanfaatkan biogas tersebut untuk menghidupkan mesin heater pemanas air.

Satu keinginginan lain yang juga dimiliki Suwarno yakni memanfaatkan biogas tersebut untuk menghidupkan sepeda motor.

"Menghidupkan genset sudah bisa, selanjutnya mau coba untuk menghidupkan heater dan sepeda motor," ujar Suwarno.

Warga Urutsewu Ampel Boyolali mengalirkan limbah cair tahu ke digester biogas.
Warga Urutsewu Ampel Boyolali mengalirkan limbah cair tahu ke digester biogas. (Tribunnews.com/Tio)

Baca juga: RUU Energi Baru Terbarukan Harus Mewakili Aspirasi Publik, Tak Hanya Motif Bisnis

Biogas Kotoran Ayam dan Sapi

Selain Suwarno, warga Urutsewu lainnya yang juga memanfaatkan biogas adalah Rizki Emil Abdilah.

Rizki menggunakan kotoran ayam dari pertenakannya untuk diolah menjadi energi alternatif berupa biogas.

Biogas tersebut digunakan untuk menghidupkan kompor untuk memasak dan juga menghidupkan mesin penggiling jagung yang hasil gilingannya digunakan untuk pakan ayam.

Sudah dua tahun lebih ia memanfaatkan biogas dari kotoran ternak ayam miliknya.

"Sudah hampir tiga tahun ini pakai biogas dari kotoran ternak ayam," kata Rizki.

Semenjak menggunakan biogas tersebut, ia bisa menjadi lebih hemat. 

Sisa prosesan biogas tersebut juga masih bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.

Baca juga: Tingkatkan Energi Hijau, PGN Salurkan Gas Bumi ke Kantin Setneg

Kepala Desa Urutsewu Sri Haryanto mengatakan, biogas dari kotoran ternak ayam ini merupakan yang pertama kali ada di Urutsewu dan Boyolali.

Sebelum biogas dari kotoran ternak ayam, warga Urutsewu sudah banyak yang memanfaatkan biogas dari kotoran sapi.

Pemanfaatan biogas dari kotoran sapi ini telah dilakukan sejak tahun 2014 silam.

Hingga kini telah ada 40 lebih digester biogas kotoran sapi yang kini dimanfaatkan puluhan kepala keluarga untuk menghidupkan kompor guna memasak sehari-hari.

Selain untuk menyalakan kompor, ada pula warga yang memanfaatkan biogas kotoran sapi ini untuk menyalakan lampu petromax sebagai penerangan dikala kondisi darurat.

"Kalau listrik mati tidak khawatir gelap, tinggal nyalakan lampu petromax dari biogas," kata Ngatman, seorang warga yang melakukan inovasi terhadap pemanfaatan biogas kotoran sapi.

Ngatman juga tidak memiliki kekhawatiran jika sewaktu-waktu gas elpiji mengalami kelangkaan, pasalnya sudah ada biogas sebagai pengganti gas elpiji tersebut.

"Jika nanti ada kelangkaan elpiji ya sudah tidak khawatir, karena ada biogas ini," ujarnya.

Biogas Portabel

Banyaknya inovasi pemanfaatan energi terbarukan dari biogas ini membuat Desa Urutsewu dinobatkan sebagai Desa Mandiri Energi.

Pada 2020 lalu, Desa Urutsewu meraih penghargaan dalam Lomba Desa Mandiri Energi yang diselenggarakan dalam rangka peringatan HUT ke-70 Provinsi Jawa Tengah.

Selain biogas dari kotoran ternak dan juga limbah tahu, warga Desa Urutsewu juga melakukan inovasi dengan membuat biogas portabel.

Biogas tersebut memanfaatkan sampah rumah tangga berupa sayuran dan lauk pauk sisa yang nantinya ditampung dalam sebuah drum.

"Ini sebagai solusi mengurangi limbah rumah tangga sehingga juga bisa dimanfaatkan," kata Kades Urutsewu, Sri Haryanto.

Setidaknya ada lima kepala keluarga yang menggunakan biogas portabel ini.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya juga akan menggelar pelatihan dan menambah penggunaan biogas portabel ini.

Biogas portabel milik warga Urutsewu, Ampel, Boyolali.
Biogas portabel milik warga Urutsewu, Ampel, Boyolali. (Tribunnews.com/Tio)

(Tribunnews.com/Tio)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved