Minggu, 5 Oktober 2025

Gandeng Pelaku Usaha, Program PAPeDA Kenalkan Produk Pangan Inovatif Papua

Program Pertanian Berkelanjutan di Tanah Papua (PAPeDA) menggelar Market Gathering bertajuk Membangun Kolaborasi Pasar UMKM bersama 'ASMAT'

ist
Dalam upaya mempromosikan produk-produk inovatif asli dari kelompok masyarakat adat Papua dengan tetap menjaga hutan dan budaya, Program Pertanian Berkelanjutan di Tanah Papua (PAPeDA) menggelar Market Gathering bertajuk Membangun Kolaborasi Pasar UMKM bersama 'ASMAT', Selasa (24/8). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya mempromosikan produk-produk inovatif asli dari kelompok masyarakat adat Papua dengan tetap menjaga hutan dan budaya, Program Pertanian Berkelanjutan di Tanah Papua (PAPeDA) menggelar Market Gathering bertajuk Membangun Kolaborasi Pasar UMKM bersama 'ASMAT', Selasa (24/8/2021).

Direktur Perkumpulan terbatas untuk Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat Papua (PtPPMA) Naomi Marasian, mengatakan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan di Jayapura, pernah mengalami kejayaan pada tahun 1949 hingga 1954 melalui koperasi Yawa Datum.

Baca juga: Jumlah Kematian Akibat Covid-19 Indonesia Masih Lebih Tinggi dari Rata-rata Dunia

Pangsa pasar kakao saat itu, kata Naomi, tidak hanya di wilayah lokal dan nasional. Melainkan juga sampai di tingkat internasional.

“Itu bukan cerita, tapi fakta, bahwa hampir masing-masing keluarga memiliki kebun kakao sekitar 1 hektar. Dan itu yang sekarang coba kita kembalikan,” tutur Naomi, yang sejak tahun 2018 mendampingi masyarakat adat di Lembah Grime, Selasa (24/8/2021).

Baca juga: Serba-serbi Menarik Jelang MPL S8 Minggu Ketiga, Klarifikasi hingga Statistik Bocah Debutan Geek FAM

Naomi juga mengatakan bahwa potensi alam di Lembah Grime sangat besar, mengingat di sana ada 6 distrik yang berarti ada sekitar 60-an kampung.

“Dengan mengembangkan potensi besar ini, kami ingin mendorong kemandirian ekonomi di daerah dengan adanya sumber daya alam yang melimpah,” terangnya.

Perwakilan Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Makassar Asdar Marzuki yang telah berhasil mengekspor produk olahan kakao, mengatakan bahwa cokelat Cendrawasih ini unik lantaran kualitasnya yang bagus.

Baca juga: Dituding soal Pemborosan Pengadaan Lahan Makam, Pemprov DKI: Tidak Ada Kalimat Pemborosan

“Awalnya kami memikirkan economic scale-nya. Dengan kapasitas produksi 9 ribu ton per tahun, kami diskusi dengan mitra, lalu kami ada ide membuat produk berbasis cokelat. Lah, Cendrawasih ini merupakan produk yang keunikannya tidak kalah dari yang lain. Ada dua hal yang menonjol, bijinya cukup besar menghasilkan lemak cukup banyak dan juga lebih solid,” tutur Asdar.

Asdar juga menyebutkan bahwa produk itu ternyata tidak hanya menciptakan nilai bagi masyarakat adat, tapi juga memberikan kebanggan tersendiri.

“Selain masalah lingkungan, ada semacam gerakan untuk menciptakan produk lokal yang menjadi kebanggaan. Itu yang membuat kami menjadi bersemangat,” ungkap Asdar.

Selain itu, komoditas sereh wangi dari Papua ternyata kini mulai dilirik oleh pasar internasional. Direktur PT. Yakin Bersama Jaya dari Aceh Daudy Sukma yang fokus untuk memproduksi produk aromatik dan autentik menyebutkan sereh wangi dari Papua ini merupakan bahan baku yang sangat bagus kandungannya.

“Kandungan Citronella pada sereh wangi di papua itu sangat bagus dikandung oleh handsanitizer, kelebihannya itu bahan bakunya memang sudah sangat luar biasa dan sesuai standar WHO, apabila produk mozaik ini digunakan, tidak perlu lagi cuci tangan,” kata Daudy.

Selain untuk hand sanitizer, sereh wangi juga bisa digunakan sebagai balsem. Daudy juga mengatakan bahwa bahan baku sereh wangi ampuh untuk menghilangkan nyeri dan gatal. Namun Daudy memiliki catatan bahwa masyarakat kurang percaya pada produk-produk lokal, seperti sereh wangi ini.

“Karena itu, untuk menjaga keberlanjutan kerjasama ini, yang perlu diperhatikan salah satunya adalah bagaimana kolaborasi ini semakin kuat, baik menciptakan perusahaan di sana, menciptakan produk inovatif baru atau meningkatkan kapasitas produksi hingga 10 ribu pcs per bulan, itu sudah bagus,” catat Daudy.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved