52 Warga di 2 RT Dukuh Ngaglik Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ini Rencana Pemkab Sleman
Dapur umum rencananya akan digunakan untuk mensuplai logistik warga selama wilayah tersebut masih ditemukan kasus aktif
"Yang tidak urgen sama sekali, sementara tidak boleh kontak langsung.
Itu yang tidak urgent. Tapi bagi warga yang bekerja, dengan membawa surat bebas Covid kan boleh. Asalkan dengan prokes," tekan dia.
Baca juga: Penyekatan Hari Pertama, 7.000 Kendaraan Melintas di Pos Pengamanan Prambanan Sleman
Dapur umum nantinya akan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Sosial.
Lagipula, pembuatan dapur umum, kata dia, bukan hal baru.
Sebelumnya Dinsos juga sudah beberapa kali mendirikan fasilitas tersebut, saat menangani klaster di Wukirharjo dan Blekik.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo menegaskan, pasien terkonfirmasi positif di padukuhan Ngaglik hanya berasal dari RT 1 dan 2.
Di mana temuan kasus terbanyak ada di RT 2 dan telah ditetapkan zona merah (resiko penularan tinggi).
Lalu, RT 1 zona oranye. Sedangkan RT 3 dan 4 dipastikan masih zona hijau.
Ia mengungkapkan, hingga kini pihaknya belum mengetahui sumber awal penularan di padukuhan Ngaglik.
Karena itu, jawatannya langsung melakukan tracing masif dan testing secara massal.
"Tujuannya, untuk memastikan, apakah masih ada penularan atau tidak," ujar dia.
Lanjutnya, Joko memastikan, klaster yang terjadi di Ngaglik bukan efek lebaran. Karena penularan nyatanya sudah terjadi sebelum lebaran.
Bahkan Pemerintah Kalurahan dan Kapanewon sudah melakukan antisipasi dan tracing sejak sebelum lebaran.
"(klaster di Ngaglik) Ini bukan efek setelah lebaran. Karena kasus awal diketahui sebelum itu. Hanya saja problemnya, tracing awal sebelum lebaran tapi laboratorium-nya pada tutup sehingga sampel baru bisa diperiksa setelah lebaran," jelas dia. (rif)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Sebanyak 52 Warga Ngaglik Positif Covid-19, Pemkab Sleman Berencana Dirikan Dapur Umum