Minggu, 5 Oktober 2025

Cerita Ayu, Pekerja Migran Lewati Lebaran di Rumah Isolasi Covid-19

Kontrak kerja Ayu di Singapura telah habis. Ia lantas meninggalkan negara itu pada awal Mei 2021.

Editor: Willem Jonata
TRIBUN BATAM/Argianto DA Nugroho
Ratusan Pekerja Migran Indonesia asal Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Batam Center, Senin (3/5). PMI asal Malaysia ini sementara akan menjalani karantina di Rusun Pemerintah Kota Batam sebelum dipulangkan kedaerah asal setelah dinyatakan bebas dari Covid-19. (TRIBUN BATAM/Argianto DA Nugroho) 

TRIBUNNEWS.COM - Ini cerita Ayu, seorang pekerja migran Indonesia di Singapura, yang harus pulang ke kampung halamannya di Desa Banjarsari, Kecamatan Wonotirto, Blitar.

Sebab, kontrak kerja telah habis. Ia lantas meninggalkan negara itu pada awal Mei 2021.

Kembali berkumpul dengan anak dan suami menjelang Lebaran di kampung halamannya, sudah menjadi rencanannya.

Ayu tiba di Bandara Juanda pada 8 Mei 2021. Sesuai peraturan pemerintah, ia harus menjalani karantina selama lima hari.

Dua hari masa karantina di Surabaya dan tiga hari di Blitar.

Dengan demikian, pada Rabu (12/5/2021) atau satu hari sebelum hari Raya Idul Fitri, seharusnya Ayu sudah bisa pulang ke rumah.

Ayu, PMI yang baru pulang dari Singapura, harus menjalani isolasi di Gedung LEC, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, karena positif Covid-19, Jumat (14/5/2021)(KOMPAS.COM/ASIP HASANI)

Namun kenyataan yang ia hadapi tidak sesuai keinginan. Pada hari kelima masa karantina, tes Covid-19 menunjukkan hasil positif.

"Tanggal 12 Mei harusnya pulang, karena positif bukannya pulang tapi pindah ke rumah isolasi," ujar Ayu saat ditemui Kompas.com, di rumah isolasi di Gedung LEC di Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (14/5/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Kemnaker Buka Opsi Rencana Penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Taiwan 

Karena positif Covid-19, Ayu harus tinggal di rumah isolasi selama 14 hari.

"Di sini hanya bisa telepon suami saja, tidak boleh dikunjungi. Kalau anak saya tidak apa-apa, karena sejak bayi dirawat ibu dan suami saya," ujar Ayu, tentang anaknya yang tidak begitu mengenal dirinya.

Situasi serupa dialami oleh Siti Fatimah. Warga asal Kabupaten Blitar bagian selatan itu juga harus tinggal di rumah isolasi hingga 22 Mei.

Siti tiba di Bandara Juanda Surabaya bersamaan dengan Ayu pada 8 Mei lalu. Hasil tes saat tiba di bandara menunjukkan negatif.

Namun terkonfirmasi positif ketika pengetesan di rumah karantina, Kabupaten Blitar pada 12 Mei lalu.

Bersama Ayu, Siti pindah dari tempat karantina di sebuah hotel ke rumah isolasi, Gedung LEC.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menjemput langsung pekerja migran Indonesia (PMI) dari Timur Tengah di Bandara Soekarno Hatta
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menjemput langsung pekerja migran Indonesia (PMI) dari Timur Tengah di Bandara Soekarno Hatta (BP2MI)

Siti sudah bekerja selama enam tahun di Singapura sebagai asisten rumah tangga dan membayangkan tahun ini dapat merayakan Lebaran bersama keluarga.

Baca juga: Serikat Pekerja Dokter Jepang Minta Olimpiade Dibatalkan

"Ingin banget Lebaran di rumah," ucap perempuan berusia 26 tahun itu.

Siti dan Ayu adalah sebagian dari ratusan pekerja migran asal Kabupaten Blitar yang pulang karena habis masa kontrak kerja.

Kepala rumah isolasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Christine Indrawatiy mengatakan, terdapat total 15 pekerja migran yang terkonfirmasi positif pada pengetesan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Blitar.

"Tujuh orang sudah boleh pulang, dan sampai hari ini yang masih aktif dan menjalani isolasi di sini ada 8 orang PMI," ujar Christine kepada Kompas.com, Jumat (14/5/2021).

Baca juga: Pulang dari Timur Tengah, 1.278 Pekerja Migran Indonesia Jalani Karantina di Wisma Atlet

Christine mengatakan, rata-rata mereka yang menjalani isolasi di Gedung LEC hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.

Selain pekerja migran, terdapat 19 pasien Covid-19 dari kalangan masyarakat umum yang menjalani isolasi di Gedung LEC.

Berdasarkan catatan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Blitar, 496 pekerja migran pulang ke Kabupaten Blitar sejak awal April hingga 9 Mei.

Juru bicara Satgas Covid-19 Eko Wahyudi mengatakan, gelombang kepulangan pekerja migran ke Kabupaten Blitar mulai 30 April terkoordinasi mulai level Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Timur.

Setelah tanggal tersebut, seluruh pekerja migran harus menjalani screening Covid-19 di Bandara Juanda Surabaya.

Jika negatif, mereka harus menjalani dua hari karantina di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya sebelum melanjutkan sisa tiga hari karantina di kabupaten atau kota asal masing-masing.

Namun, pada hari kelima masa karantina di kabupaten atau kota masing-masing, mereka harus menjalani tes Covid-19 sebelum pulang ke rumah.

Jika pada pengetesan tersebut terbukti positif, mereka harus pindah ke rumah isolasi dan tinggal selama 14 hari, terhitung sejak kedatangan mereka di Indonesia.

"Catatan hingga hari ini, PMI (pekerja migran Indonesia) yang pulang terhitung sejak fase 30 April ada 276 orang," ujar Eko.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Pekerja Migran Asal Blitar, Rayakan Lebaran di Rumah Isolasi Covid-19

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved