Minggu, 5 Oktober 2025

Lebaran 2021

Paksakan Diri Pulang Kampung, Pemudik Masuk Jawa Tengah Bisa Capai Satu Juta Orang

Hal itu terjadi karena para pemudik tetap memaksakan diri untuk datang ke kampung halaman mereka jelang Idul Fitri 2021.

Editor: Hendra Gunawan
Rizki Sandi Saputra
Penyekatan mudik Idul Fitri untuk para pengendara sepeda motor yang dilakukan pihak aparat keamanan di Pos Gamon, Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (8/5/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, TEGAL -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memprediksi bakal terjadi kebocoran para pemudik Lebaran di Jawa Tengah mencapai 1 juta orang.

Hal itu terjadi karena para pemudik tetap memaksakan diri untuk datang ke kampung halaman mereka jelang Idul Fitri 2021.

Meski demikian, Ganjar meminta seluruh Bupati/Wali Kota siaga mengantisipasi kebocoran pemudik.

Sebab meski dilarang, masih banyak pemudik yang nekat untuk pulang.

Hal itu disampaikan Ganjar saat mengecek pintu penyekatan pemudik di Terminal Tegal, Minggu (9/5/2021).

Baca juga: Cek Larangan Mudik di Pelabuhan Merak, Ketua DPR: Distribusi Logistik Jangan Sampai Terganggu

Ganjar meminta Bupati/Wali Kota menggerakkan seluruh Kepala Desa/Lurah untuk melakukan testing sampai tingkat bawah.

"Soalnya pemudik masih nekat berdatangan. Ada dua catatan yang masuk, dari aplikasi Jogo Tonggo mencatat baru 6-8 persen yang melaporkan, angkanya sekitar 10.000 pemudik.

Tapi catatan dari Perhubungan dari asumsi-asumsi angkutan yang masuk, sudah ada 632.000 pemudik," kata Ganjar.

Melihat kondisi itu, Ganjar memprediksikan para pemudik yang nekat pulang akan sama seperti tahun lalu.

Kira-kira lanjut dia, ada sekitar sejuta pemudik.

"Saya mempertimbangkan kira-kira yang akan masuk ke Jateng segitu.

Baca juga: Terganjal Izin WNA Hingga Larangan Mudik, Kru Pembuatan Film Diminta Tinggalkan Kota Subulussalam

Maka saya mintakan agar ada pengetesan-pengetesan di level yang paling bawah," tegasnya.

Meski begitu, Ganjar berharap masyarakat taat untuk tidak mudik.

Ia mengucapkan terimakasih atas partisipasi masyarakat yang dengan sadar menunda kepulangan.

"Saya tadi perjalanan dari Semarang ke Tegal, melihat sepanjang perjalanan cukup sepi.

Saya terimakasih karena masyarakat taat menunda mudik dan saya berharap kondisi ini bertahan sampai tanggal 17 nanti," terangnya.

Baca juga: 85 WNA Cina Masuk RI di Tengah Larangan Mudik, Gus AMI: Pemerintah Harus Lebih Peka

Semua yang nekat mudik dan lolos lanjut Ganjar, wajib dicek oleh Jogo Tonggo.

RT, RW, Lurah diminta proaktif melakukan pengecekan.

"Di Banyumas bagus, semua yang datang diisolasi selama lima hari. Meskipun tidak semua daerah melakukan, tapi saya minta ada tindakan.

Bahkan ada yang unik, salah satu pemudik terpaksa diisolasi karena dilaporkan istrinya sendiri," pungkasnya.

Cek Tempat Isolasi

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyempatkan diri mengecek tempat isolasi di Rusunawa Tegalsari.

Baca juga: Larangan Mudik Jadi Berkah Buat Bisnis Kargo Citilink

Di lokasi itu, Ganjar mengecek kesiapan tempat karantina bagi masyarakat yang posirif Covid-19.

Dari laporan petugas, ada 9 orang pasien Covid-19 yang dikarantina.

Salah satu pasien Covid-19 adalah pemudik yang kedapatan positif.

"Ada satu yang positif dari hasil tes antigen pemudik.

Saat ini sedang kami isolasi di sini dan lakukan tracing. Itu pemudik perjalanan asal Jawa Barat," kata Primawati, Kadinkes Kota Tegal.

Bersembunyi di Mobil Boks

Seorang pemudik asal Bandung, Jawa Barat, bersembunyi di dalam mobil boks demi bisa pulang ke kampung halamannya di Majenang, Jawa Tengah.

Pria berusia 35 tahun itu turut membawa sepeda motornya di dalam mobil boks.

Aksi sembunyi tersebut berhasil digagalkan petugas di Pos Penyekatan Gentong, ruas jalan negara Bandung-Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pria berusia 35 tahun tersebut berupaya mengelabui petugas untuk menghindari aturan larangan mudik dengan bersembunyi di dalam mobil boks.

Namun, aksinya itu gagal setelah petugas menghentikan mobil boks tersebut dan melakukan pemeriksaan.

Ironisnya, aksinya ketahuan setelah tujuannya sudah dekat.

Pria tersebut dari berangkat Bandung dan hendak mudik ke Majenang, Jawa Tengah.

Saat memasuki Pos Penyekatan Gentong, ruas jalan negara Bandung-Tasikmalaya, tempat persembunyiannya diketahui petugas.

Alhasil pria itu terpaksa harus putar balik ke Bandung.

Tak hanya dirinya tapi mobil boks itu juga gagal meneruskan perjalanan dan kembali ke Bandung.

"Awalnya, fokus kami ke mobil boks karena sudah beberapa kali mobil boks tepergok membawa miras (minuman keras, Red)," kata Gunarto, Kapolsek Kadipaten, Kamis (6/5/2021).

Tapi, lanjut Gunarto, saat mobil boks satu ini dibuka, ternyata di dalamnya ada seorang pria serta sebuah sepeda motor.

"Langsung kami suruh turun dan diperiksa. Ternyata betul mau mudik ke Majenang. Terpaksa disuruh balik lagi, terlebih tidak memiliki dokumen negatif Covid-19," ujar Gunarto.

Ia menambahkan, sejak operasi penyekakatan diberlakukan Kamis pukul 00.00 sudah ribuan kendaraan diputar balik.

Puluhan kendaraan dipaksa putar balik

Kapolres Banjar, AKBP Melda Yanny, bersama petugas gabungan menggelar operasi penyekatan pelarangan mudik Lebaran 2021 pada Kamis (6/5/2021) dini hari.

Hasilnya, puluhan kendaraan pemudik dipaksa putar arah oleh petugas kepolisian.

Lokasi penyekatan di pos perbatasan Jawa Barat- Jawa Tengah, Cijolang, Kota Banjar.

Hal tersebut dilakukan, menyusul pemberlakuan Operasi Ketupat Lodaya dan dimulainya aturan larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021.

Puluhan kendaraan yang melintas, baik keluar maupun masuk Kota Banjar dipaksa putar balik oleh petugas.

Petugas menghentikan kendaraan pemudik yang nekat melakukan perjalanan pada malam hari.

Sejumlah kendaraan pribadi maupun umum juga diberhentikan petugas.

Kapolres Banjar, AKBP Melda Yanny, mengatakan, pemberlakuan larangan mudik Lebaran mulai efektif pada 6 Mei, hari ini.

"Memang saat ini, seluruh warga yang melaksanakan mudik hari ini sudah harus putar balik, pengecualian dalam keadaan sakit, kedukaan, perjalanan dinas, bekerja."

"Yang dibuktikan dengan keterangan dari atasan, kepala desa atau kelurahan dengan tanda tangan cap basah," ujar Melda melalui rilis, Kamis (6/5/2021).

Melda menegaskan, dengan dimulainya masa penyekatan saat ini, pemudik yang nekat melakukan perjalanan tetap akan diputar arah.

"Meski membawa surat keterangan bebas Covid-19," katanya.

Operasi Ketupat Lodaya difokuskan pada pengamanan warga menjelang Idul Fitri dan penyekatan pelarangan mudik Lebaran 2021.

Sebagai langkah antisipasi menghadapi pemudik yang nekat melakukan perjalanan, pihaknya telah mempersiapkan dua posko penyekatan larangan mudik.

Posko itu berlokasi di perbatasan Jabar-Jateng, tepatnya di Cijolang, dan Posko Tanjung Sukur di Jalan Raya Banjar-Pangandaran.

"Tugas pokok dalam pos tersebut adalah penyekatan kendaraan, baik roda empat atau lebih, maupun kendaraan roda dua. Kami akan putar balik pemudik yang nekat mudik," ucap Melda.

Secara teknis, ucapnya, di setiap posko akan ada 95 personel gabungan yang bertugas.

Seluruh posko akan beroperasi selama 24 jam, serta dilakukan secara bergantian atau sistem aplusan. (Tribun Jateng/Tribun Jabar)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Ganjar Prediksi Kebocoran Pemudik Hingga Sejuta, Minta Bupati/Wali Kota Siaga

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved