Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak
Viral Video Lettu Imam Adi 'Ditahan' Anaknya Sebelum Bertugas di KRI Nanggala 402
Anak balita laki-laki tersebut tampak menangis sembari berusaha menahan ayahnya ke luar dari kamar.
"Biasanya kalau dipamiti ya biasa saja. Kemarin sampai pintunya ditutup, papanya benar-benar tidak boleh pergi," ujar dia.
Namun, sekali lagi, ia tidak ingin memikirkan hal-hal aneh. Ia tidak ingin mengaitkan kejadian cucunya yang tidak memperbolehkan anaknya pergi itu dengan kejadian ini.
"Mungkin hanya kebetulan saja," ungkapnya.
Melalui pesan singkat, Abah Edy sapaannya mengatakan bahwa anaknya itu berpamitan untuk pergi bertugas, sekaligus minta didoakan agar lancar dan selamat selama menjalankan misi di dalam kapal.
"Setiap kali akan pergi tugas, dia (Lettu Imam Adi) selalu memberi kabar, baik itu melalui pesan singkat atau telepon.
Baca juga: UPDATE Pencarian KRI Nanggala 402 Fokus di 9 Titik Pada Luasan 10 Nautical Mile
Isinya ya minta doa agar selamat dan lancar," katanya saat ditemui TribunJatim.com (grup Surya.co.id), di kediamannya, Semare, Kraton, Pasuruan, Jumat (23/4/2021).
Hingga Jumat (24/4/2021) malam, belum ada kepastian hasil proses pencarian tim penyelamat, terkait Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di perairan sisi utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021).
Sosok Lettu Imam Adi
Diketahui Lettu Imam Adi masuk Akademi Militer (Akmil) tahun 2011. Dia lulus Akmil tahun 2015.
Dia mengawali karirnya sebagai perwira Angkatan Laut (Laut) dengan dinas di KRI Kapitan Pattimura selama dua tahun. Setelah itu, tahun 2017, ia dinas di KRI Nanggala 402.
Sebelum dinas di KRI Nanggala 402 ini, Lettu Imam sempat menempuh pendidikan di Korea dan Los Angeles, Amerika Serikat.
Lettu Imam Adi adalah anak kandung dari Edy Sujianto dan Azizah. Ia anak pertama dari tiga bersaudara.
Ia memiliki dua adik kandung, satu laki-laki dan satu perempuan.
Sejak kecil, Lettu Imam Adi memang sudah memiliki cita-cita sebagai perwira TNI.
Baca juga: India Kerahkan Kapal Penyelamat DSRV Cari KRI Nanggala-402
Meskipun, ia sempat menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya selama empat semester.