Minggu, 5 Oktober 2025

Bom di Makassar

Sejarah Gereja Katedral Makassar, Gereja Tertua di Sulawesi Selatan yang Jadi TKP Bom Bunuh Diri

Berikut adalah sejarah Gereja Katedral Makassar. Gereja tertua di Sulsel yang terkena bom dua kali.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Sejumlah umat Kristiani melakukan Tablo Jalan Salib di Gereja Katedral Makassar, Jumat (3/4/2015). 

Dikutip dari laman resmi Gereja Katdral Makassar, arsitek gereja ialah seorang Perwira Zeni bernama Swartbol.

Setelah pondasi tembok diselesaikan, perwira itu berangkat ke Eropa.

Lalu, ia digantikan oleh seorang ahli pengairan bernama S. Fischer.

Namun pekerjaannya beberapa kali dirombak karena ia tidak tahu banyak mengenai arsitektur gotik yang digambar Swartbol.

Pembangunan gereja ini juga melibatkan seorang pemborong keturunan China bernama Thio A Tek.

Pembangunan sempat ditunda beberapa bulan karena rangka jendela dari besi tidak kunjung tiba dari Netherland.

Akhirnya setelah besi tiba, langsung dipasang di lubang jendela yang sudah disiapkan lebih dulu.

Dalam waktu satu bulan, bangunan gedung selesai dengan menara kecil dari besi dan 20 menara mini sebagai perhiasan di pinggir atap.

Pada tahun 1923, seorang dermawan Mr.Scharpff menghadiahkan tiga buah lonceng dan dipasang dimenara besi yang besar, disebelah selatan gereja.

Baca juga: Sosok Daniel, Otak di Balik Kelompok Teroris JAD yang Ledakkan Bom di Depan Gereja Katedral Makassar

Baca juga: Sosok Daniel, Otak di Balik Kelompok Teroris JAD yang Ledakkan Bom di Depan Gereja Katedral Makassar

Pemugaran Gereja Katedral Tahun 1939

Gereja Katedral mempunyai kapasitas tempat duduk sebanyak 200 buah.

Dengan kapasitas tersebut, tidak cukup lagi untuk menampung seluruh umat.

Apalagi sakristi terlalu kecil dan tidak ada kursi pengakuan dan altar samping.

Oleh karena itu dibuat rencana untuk memperbesar dan memugar gedung gereja, dengan merombak tembok samping kiri dan kanan dan menambah sakristi di bagian belakang di belakang panggung imam.

Yang agak sulit, ialah pembongkaran kedua tembok kiri dan kanan dan merobohkan empat pilar yang menopang tembok asli gedungnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved