Minggu, 5 Oktober 2025

Terdampak Pandemi, Sejumlah Ruko di Yogyakarta Mulai Gulung Tikar, Penghasilan Terus Menurun

Terdampak pandemi, sejumlah ruko di Yogyakarta mulai gulung tikar. Penghasilan pedagang menurun semenjak kebijakan penanganan Covid-19 diterapkan.

dok. Unilever Indonesia
Ilustrasi pedagang - Terdampak pandemi, sejumlah ruko di Yogyakarta mulai gulung tikar. Penghasilan pedagang menurun semenjak kebijakan penanganan Covid-19 diterapkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Terdampak pandemi, sejumlah ruko di Yogyakarta mulai gulung tikar.

Penghasilan para pedagang terus menurun semenjak kebijakan penanganan Covid-19 diterapkan.

Padahal, angsuran mereka tetap berjalan. Hal itu membuat mereka kehabisan modal.

Setelah hotel dan retoran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak sedikit yang dijual karena tak sanggup beroperasi saat pandemi COVID-19, kini beberapa ruko juga turut terimbas dan tak sedikit pula yang harus dilelang.

Para pemilik ruko tersebut rata-rata tak sanggup membayar cicilan di bank lantaran modal usaha untuk membangun ruko tersebut melalui kredit di bank.

Seorang pemilik toko yang enggan disebut namanya, mengatakan butuh waktu sekitar empat tahun bagi dirinya untuk mengembangkan usaha rukonya itu hingga sebesar seperti saat ini.

Baca juga: Bak Ketiban Durian Runtuh, Satpam Pabrik Dapat Rp 2,5 M, Lahannya Terdampak Tol Solo-Jogja

Baca juga: Ramadan Masih di Tengah Pandemi, Pemerintah Akan Susun Skema Kebijakan dari Ibadah hingga Mudik

Bisa dibilang usahanya berjualan aneka makanan dan beberapa peralatan makanan siap saji di antaranya plastik dan lainnya sudah lancar.

Bahkan, ia meyakini telah memiliki banyak pelanggan setia yang memesan kebutuhan plastik pembungkus makanan atau keperluan yang lain.

"Dulu modal usahanya pinjam ke bank, ya kalau dihitung-hitung sudah habis Rp750 juta buat bangun itu, karena bahan-bahannya mahal," katanya, kepada Tribunjogja.com, Kamis (25/3/2021).

Ia menjelaskan, sejak diberlakukannya beberapa kebijakan terkait penanganan pandemi COVID-19 di DIY membuat penghasilannya menurun.

"Aktivitas terbatas, mahasiswa kan pada pulang. Gak ada yang jualan makanan siap saji, ya gimana kami bisa untung. Sementara angsuran jalan terus," jelasnya.

Lantaran harus tetap bertahan, kini ia terpaksa tidak dapat membuka tokonya karena kehabisan modal.

Baca juga: Gara-gara Sepi Order Manggung karena Pandemi, Deden Diberi Drum oleh Mike Portnoy eks Dream Theater

Untuk memulai bisnisnya yang baru, ruko yang dimiliki saat ini pun kemudian disewakan dengan harga yang lebih rendah.

"Baru kemarin ada yang menyewa seharga Rp35 juta per tahun. Katanya dibuat warmindo. Ya gak apa-apa lah untuk memutar usaha saya," terang dia.

Saat ini, ia berusaha merintis usaha barunya di wilayah Ambarawa dengan harapan jauh lebih baik kondisinya dibanding Kota Yogyakarta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved