Robohkan Rumah Mantan Suami, Wanita di Mojokerto Keluarkan Uang Rp 5 Juta demi Kompensasi Gono-gini
Seorang wanita di Mojokerto merobohkan rumah mantan suami demi mendapat kompensasi dari harta gono-gini.
Dia meminta kompensasi sesuai hak harta gono-gini lantaran dia ikut membiayai pembangunan rumah dari penghasilan bekerja sebagai penjahit kala itu.
Pihak pertama tidak dapat memenuhi kompensasi sesuai harga bangunan rumah terkini hingga akhirnya muncul kesepakatan merobohkan rumah harta gono-gini.
Apalagi, dia semakin kesal rumah yang dibangun dari biaya bersama sewaktu mereka menjadi pasangan suami istri sah yang kini justru dihuni mantan suaminya bersama istrinya (dari pernikahan ketiga) dan dua anaknya.
Rencananya, hasil pembongkaran rumah akan dibagi dua namun dia menolaknya.
"Saya tidak mau (hasil pembongkaran rumah) panas gak mau saya," ucap Ainun.
Sedangkan, AM (23) putri Ainun menjelaskan permasalahan ibunya dengan mantan suaminya terkait pembagian hak rumah harta gono-gini memang dimediasi oleh Pemdes Trowulan untuk mengantisipasi adanya pertikaian.
Pembongkaran rumah itu terpaksa dilakukan lantaran negosiasi gagal sebab Kasnan tidak sanggup memberikan kompensasi harta gono-gini sebanyak Rp.30 juta.
"Bapak saya tidak sanggup membayar Rp.30 juta itu tadi alasannya karena tidak punya uang padahal diberi waktu selama lima tahun," jelasnya.
Dikatakannya, solusinya jika dahulu tidak ada bangunan maka seharusnya juga tidak ada bangunan lagi.
Sehingga, sesuai kesepakatan bersama bangunan rumah dibongkar.
Baca juga: Pengakuan Pelaku Rudapaksa dan Pembunuhan Wanita di Mojokerto: Saya Khilaf, Namanya Juga Manusia
Baca juga: Mayat Wanita Setengah Telanjang Ditemukan di Mojokerto, Celana Dalam Korban Jadi Petunjuk
Apalagi, rumah berdiri di tanah warisan dari keluarga Kasnan yang belum dibagi.
"Jadi dihitung bangunan rumah saja Rp.60 juta dibagi dua yang masing-masing Rp.30 juta," pungkasnya.
Padahal, dia sudah berkali-kali mengingatkan ayahnya terkait rumah harta gono-gini yang akan dia ditempati sejak lajang sampai kini sudah menikah.
"Sudah berkali-kali bilang ke bapak rumah mau ditempati sama saya tapi tidak ada tindakan, ya maunya sudah menikah kan ada rumah itu mau ditempati begitu," imbuhnya.
Kapasitas dia sebagai anak hanya sebatas memberikan saran dan keputusan mutlak berada di tangan orang tuanya.