Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita Waria di Tengah Pandemi Covid-19: Sekarang Satpol PP Enggak Ngejar Kita, Harus Jaga Jarak Kan

Ketua Pondok Pesantren Waria Al Fatah di Kotagede, Yogya Shinta Ratri membagikan kondisinya di tengah terpaan pandemi Covid-19.

Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNJOGJA/ Ardhike Indah
Pemilik (tengah) dan Anggota Ponpes Waria Al-Fatah saat berbincang dengan Tribun Jogja - Cerita Waria di Tengah Pandemi Covid-19: Sekarang Satpol PP Enggak Ngejar Kita, Harus Jaga Jarak Kan 

Sebab, sebagian besar kerja mereka berada di lapangan dan tidak bisa dilakukan dari rumah.

Ponpes Al-Fatah itu sempat memberikan kesempatan bagi para waria untuk mengungsi di situ setelah pemerintah mengumumkan kasus pertama corona.

Seiring berjalannya waktu, ternyata pandemi ini tidak segera selesai. Sehingga, satu per satu dari mereka kembali ke tempat masing-masing.

“Kita itu sudah menyediakan sikat gigi, handuk semuanya, ternyata pandeminya setahun juga tidak selesai. Beberapa minggu di sini, mereka pada enggak betah karena harus bekerja,” kata Shinta terkekeh.

Baca juga: Gunakan Kostum Superhero, Pasangan Suami Istri Ini Ajak Penumpang KRL Yogyakarta-Solo Patuhi Prokes

Masker pun selalu mereka gunakan di jalan, selain untuk menghindari terkena Covid-19, juga menghindari dikejar-kejar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

“Tapi sekarang Satpol PP enggak ngejar kita sih, harus jaga jarak kan, kita semua takut kena corona juga” timpal Jamila yang sejak tadi ingin menimbrung pembicaraan.

Jamila adalah salah satu dari waria yang terdampak pandemi.

Sehari-hari, pekerjaannya adalah pengamen dan pendapatannya turun drastis.

Dugaan Jamilah, orang-orang pada enggan memberi karena perekonomian juga sulit dan harus menjaga jarak dengan siapapun.

“Mungkin nanti bisa aku pakai QR Code bayar pengamen via GoPay gitu kali ya,” katanya lagi sembari tertawa.

Cerita Jamila di masa pandemi cukup unik.

Baca juga: Gelaran Jogja Music Week 2021 Siap Memberi Arti di Tengah Pandemi

Ia sempat tidur di sekitaran Tugu Pal Putih untuk mendapatkan nasi boks demi menyambung hidup.

Di awal pandemi menerjang, ada banyak orang yang begitu tergugah rasa simpatinya.

Orang-orang itu secara sukarela akan membagikan makanan untuk masyarakat yang tinggal di jalanan, termasuk Jamilah.

“Pernah pas aku lagi tidur gitu di kursi, ada orang ngegugah aku, katanya ada nasi gudeg anget. Nah, yang enak aku makan duluan,” tuturnya polos.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved