Tanah Bergerak Terjadi di Aceh Besar, Penduduk Disarankan Segera Mengungsi
Tanah bergerak terjadi di Aceh Besar. Penduduk di sekitar tanah tersebut disarankan untuk segera mengungsi.
Cuma, seperti dikatakan Nazli, dulu tanah tersebut bergerak dan menyebabkan rekahan di lokasi yang tak berpenduduk. Misalnya, di kebun warga atau di padang gembala sehingga tak langsung menimbulkan reaksi bahkan kepanikan warga.
"Nah, karena sekarang terjadinya di permukiman penduduk, maka warga langsung bereaksi dan jadi heboh. Apalagi sudah diekspose di media," kata mantan wartawan Harian Serambi Indonesia ini.
Nazli mengingatkan bahwa bukan saja mereka yang berumah di dekat lokasi tanah bergerak itu, tapi mereka yang beraktivitas di padang gembalaan dalam desa itu pun kini tak lagi aman.
"Bisa saja kalau terjadi hujan deras lagi dan tebing sungai terus tergerus, penggembala dan ternaknya bisa terkubur saat tanah amblas. Kita berharap ini jangan sampai terjadi. Maka, kurangi aktivitas menggembala di lokasi tersebut," saran Nazli.
Ia juga menyarankan agar Pemkab Aceh Besar segera melakukan penyelamatan terhadap tebing sungai sehingga tidak menyebabkan tanah di permukiman penduduk di dekat sungai itu terus amblas.
Nazli menawarkan solusi dengan menanam sesegera mungkin pepohonan tertentu yang akarnya mampu mencegah tebing sungai longsor atau amblas.
Nazli mengatakan bersama tim survei dari USK ia akan datang lagi beberapa hari ke depan ke Gampong Lamkleng untuk mengamati perkembangan lebih lanjut dari fenomena tanah bergerak akibat tanahnya sudah jenuh terhadap air hujan yang debitnya besar itu.
Selain Nazli dari MIK sekaligus mewakili TDMRC USK, kemarin tim survei dari Prodi Teknik Geologi pada Fakultas Teknik USK juga tiba di lokasi melakukan observasi. Juga ada dari Prodi Fisika FMIPA USK.
Rektor USK, Prof Dr Samsul Rizal MEng menyebut tim yang turun itu merupakan tim gabungan dari USK. "Semua mereka tim kita, tim Geophysics," kata Samsul.
Ia menyebut, kedatangan tim dari USK itu sebagai observasi awal ke lokasi. "Besok akan ada survei lanjutan dengan memobilisasi beberapa peralatan," demikian Samsul Rizal.
Sebelumnya, Ketua Prodi Teknik Geologi FT USK, Dr Bambang Setiawan ST MEngSc juga datang langsung ke lokasi.
"Kita ke lokasi untuk coba mempelajari sepintas kondisi lokasi kejadian. Informasi lebih lanjut, setelah saya dapatkan data lapangan akan saya share ke wartawan," kata Bambang Setiawan menjawab Serambinews.com, Rabu (13/1/2021) siang.
Ditanya, apakah kejadian tanah bergerak itu merupakan fenomena likuefaksi, Bambang Setiawan mengatakan, masih harus disurvei terlebih dahulu, baru bisa ditarik kesimpulan.
Begitupun, per definisi ia sebutkan bahwa likuefaksi merupakan bencana yang sifatnya dinamis di mana kejadian itu harus ada pemicunya dalam bentuk getaran atau gelombang yang membuat muka air tanahnya naik dengan tiba-tiba.
Ditanya lebih lanjut, apakah peristiwa itu karena efek gempa yang terjadi di Sabang beberapa hari lalu atau karena muka air Krueng Aceh naik akibat hujan deras akhir-akhir ini, Bambang menduga kemungkinan besar akibat hujan deras.