Berenang Saat Sungai Lembak Banjir, Terkam Bocah Berusia 8 Tahun di Kaltim Diterkam Buaya
Setelah mendengar korban diterkam buaya, saksi Hendra segera berlari kearah belakang rumah dan melihat seekor buaya yang membawa korban di mulutnya.
Menurutnya untuk saat ini, hal itu yang lebih efektif untuk menghindari konflik dengan predator air ini.
"Karena, kami duga dikawasan itu memang merupakan ekosistem mereka," kata dia.
Lebih lanjut, ia memaparkan terdapat beberapa faktor dugaan, mengapa penampakan buaya kerap muncul di kawasan pemukiman warga, khususnya di sepantaran pesisir Selambai.
Baca juga: Buaya Muara Terjerat Jaring Nelayan, Kondisi Terikat dan Mati, Diduga Teror Warga Selama 2 Tahun
"Karena bisa jadi makanan mereka berkurang, karena disitu kan sudah banyak pembangunan. Mulai dari rumah warga dan perusahaan," katanya.
Selain itu, ada juga dugaan jika populasi buaya-buaya tersebut kian bertambah,
"Ada kemungkinan jumlahnya bertambah," ucapnya.
Menurutnya, saat ini masyarakat harus mulai membiasakan diri. Misalnya, dengan cara menahan diri untuk tidak berenang.
"Karena untuk sekarang, beradaptasi dengan keadaan yang bisa dilakukan," jelasnya.
Ditanya soal penangkaran buaya, yang belakangan muncul sebagai wacana solusi untuk kasus itu, Rido menilai hal itu belum efektif.
Kalau penangkaran, itu juga susah. Selain memakan cost (pengeluaran) yang tidak sedikit, kawasan itu juga diduga memang menjadi habitat asli dari buaya ini," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Lompat dari Jembatan untuk Berenang di Sungai, Bocah SD di Bengalon Kutim Diterkam Buaya