Sabtu, 4 Oktober 2025

Penyebab Seorang Perawat di Aceh Tergeletak di Jalan dengan Tangan Terputus Masih Misteri

Seorang perawat ditemukan tergeletak di jalan dengan kondisi tangan terputus. Penyebab insiden tersebut kini masih menjadi misteri.

Editor: Miftah
Pixabay/geralt
Ilustrasi pembunuhan- Seorang perawat ditemukan tergeletak di jalan dengan kondisi tangan terputus. Penyebab insiden tersebut kini masih menjadi misteri. 

Darah masih mengalir di atas aspal dan serta tangan korban putus total ditemukan terpisah dengan badan dengan jarak sekitar 3 meter. Tidak lama, sejumlah pelitas dari dua arah tiba lokasi jalan desa tanpa penghuni itu, suana pun menjadi heboh.

Beberapa warga menangis sambil menjerit melihat kondisi lukja dialami korban sangat mengenaskan dan tidak sadarkan diri. Korban juga seorang perawat itu dibawa ke Ruang IGD RSUTP, jarak sekitar 1,5 km dari lokasi kejadian.

Direktur RSUTP Abdya, dr Ismuha SpB mengakui bahwa luka pada lengan yang putus terjadi pendarahan hebat. “HB-nya turun drastis. Lalu, kita transfusi darah sebagai penanganan darurat,” katanya.

Korban dirujuk ke Banda Aceh pada Senin siang, sekitar pukul 11.30 WIB. “Lengan korban yang telah putus juga dibawa sekalian. Mudah-mudahan bisa disambung kembali,” ungkapnya.

Belum terungkap penyebab tangan perawat itu putus total sehingga seperti dipantau Serambinews.com di kalangan masyarakat bekembang beragam dugaan dengan motif berbeda.

Dugaan pertama, perawat tersebut mengalami kecelakaan lalu lintas, tapi dugaan ini sangat sangat lemah dan aneh. Hal ini lantaran tidak ditemukan luka lain pada tubuh korban, selain luka pada tangan yang putus.

Sepmor yang dikendarai korban juga tidak mengalami kerusakan berarti. Padahal, korban mengalami luka sangat serus, malahan lengan kanan sampai putus total. Selain itu, kondisi jalan di TKP bagus karena sudah beraspal sehingga kecil kemungkinan terjadi kecelakaan tunggal.

Dugaan kedua, korban mengalami penganiayaan dengan senjata tajam atau peristiwa pembacokan oleh pelaku yang belum diketahui.

Dugaan penganiayaan dengan senjata tajam ini bisa karena motif perampokan atau jambret, dan bisa juga motif yang lain dengan latarbelakang tertentu.

Dugaan penganiayaan motif perampokan atau jambret muncul, karena TKP merupakan daerah sepi sehingga dinilai rawan aksi jambret dengan sasaran para pengguna jalan.

Konon, lintasan tersebut sering dijadikan jalur pelarian pelaku jambret. Aksi jambret memang rawan terjadi di kawasan Jalan Raya, antara Desa Geulima Jaya sampai Desa Ujong Padang (kawasan rumah sakit), Kecamatan Susoh oleh pelaku yang menggunakan sepmor.

Aksi jambret dilaporkan sering terjadi pada malam hari di jalan raya kawasan itu, korbannya sering menimpa tenaga medis RSUTP Abdya. Sukses menjalankan aksinya, pelaku tancap gas dengan sepmor melalui Simpang Ujong Padang, Kecamatan Susoh.

Jalur ini menuju Desa Ie Mameh, selanjutnya tembus ke Desa Rumoeh Panyang dan Krueng Batee (Jalan Nasional), Kecamatan Kuala Batee. Lalu, pelaku menghilang.

Dugaan perawat tersebut korban pembacokan oleh pelaku jambret diperkuat bahwa luka pada lengan yang putus kondisinya sangat bersih (seperti terkena benda tajam). “Seperti sekali tebas saja putus,” kata salah seorang warga yang melihat kondisi tangan korban yang putus.

Namun, dugaan korban aksi jambret atau perampokan juga agak agak lemah. Sebab, barang-barang milik korban untuk sementara belum ada laporan yang hilang. Sepmor merek Honda Lexy yang dikendarai korban ditemukan tergeletak sebelah kiri jalan, sebuah tas kecil milik korban juga ditemukan di TKP.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved