Selasa, 30 September 2025

Remaja 17 Tahun Dirampok di Dalam Angkot, Ditendang Sampai Terlempar Keluar, Kini Alami Kritis

Seorang remaja bernama Tiara Handayani (17) menjadi korban perampokan di angkot. Kini korban alami kritis dan dirawat di rumah sakit.

Editor: Miftah
TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Muhammad Saleh, ayah dari Tiara Handayani yang menjadi korban perampokan, ketika ditemui di rumahnya di Jalan KL Yos Sudarso Medan, Gang Benteng Baru, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Selasa (1/12/2020). 

Muhammad Saleh awalnya mengetahui putrinya dirampok selepas pulang dari melaut, yang merupakan akitivitas sehari-harinya untuk menyambung hidup bersama keluarganya.

Muhammad Saleh tiba di rumah pukul 22.00 WIB, dan dikabari peristiwa yang dialami Tiara.

Ia sangat terkejut mendengar kabar Tiara dkritis di rumah sakit akibat perampokan itu.

"Aku tekejut dam sempat pingsan, sepulang melaut dapat kabar kalau anakku sekarat sampai masuk rumah sakit setelah dirampok," cerita Muhammad Saleh.

Kakek dua cucu ini menambahkan, keluarga besarnya telah membuat laporan ke Polres Pelabuhan Belawan.

Polisi juga telah meminta visum dari rumah sakit bersangkutan untuk pengusutan kasus tersebut.

Di tengah proses hukum yang berjalan, Muhammad Saleh dipusingkan akan biaya perobatan Tiara.

Bukan tak beralasan, Muhammad Saleh hanyalah seorang buruh nelayan. Sedangkan istrinya, Evi (46) hanya seorang buruh cuci piring dan pakaian di rumah-rumah warga.

Hingga Selasa malam ini, pukul 20.00 WIB tunggakan biaya di Rumah Sakit Medika sudah mencapai Rp 6 juta.

Tiara juga tak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Ia dirawat sebagai pasien umum di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia Medan.

Tak pelak, beban pikiran Muhmmad Saleh pun bertambah.

Di sisi lain, Muhammad Saleh hanya diupah Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per hari oleh taukenya. meski melaut mulai pukul 14.00 hingga malam setiap harinya.

"Upah bapak cuma 25 ribu rupiah sehari nak. Kadang, kalau dapat ikan lebih banyak upah bisa sampe 30 ribu rupiah," ujar buruh lepas nelayan spesialis penangkap ikan gembung tersebut.

Evi (46), ibunya Tiara yang hanya buruh cuci pakaian dan cuci piring di rumah-rumah warga, juga tak bisa memperoleh uang dengan jumlah yang cukup.

"Pas-pasan untuk makan aja pun dah syukur nak," sebut Muhammad Saleh lagi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved